Selalu ada dua sisi dalam kenyataan kehidupan, karena kenyataan/realita itu menggigit.
Seseorang perlu utuh dalam membangun sebuah hubungan yang baik. Tanpa keutuhan seseorang tidak dapat berfungsi dengan baik, karena tidak dapat melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Keutuhan berbicara tentang tidak ada luka hati.
Perumpamaannya tentang raket. Kalau ada senar yang putus, atau frame nya retak maka raket itu tidak lagi utuh. Raket itu masih tetap bisa digunakan, tapi jika dipakai terus menerus, cepat atau lambat dia akan makin rusak dan merusak permainan Anda.
Keutuhan dalam diri seseorang sangat menentukan seberapa jauh dia bisa berfungsi dalam kehidupannya. Ada banyak hal yang terjadi dalam kehidupan kita dan keterbatasan dalam diri kita disebabkan karena ada bagian dalam diri kita yang kemungkinan tidak utuh. Sempat terluka, sempat mengalami kerusakan sehingga tidak bisa berfungsi sebagaimana harusnya seperti waktu pertama kita lahir.
Salah satu bagian yang terpenting yang harus ada dalam hubungan yang berhasil adalah kepercayaan. Kita perlu mempercayai orang, namun kenyataannya, ada banyak orang yang kesulitan untuk bisa mempercayai orang lain.
Kalau kita sulit mempercayai orang lain, kita akan sulit berfungsi dengan baik dalam hubungan tersebut, ini akan membuat kita kesulitan untuk akrab/intim dengan orang lain. Biasanya hal ini terjadi karena trauma dan rasa kecewa, untuk itu kita perlu sebuah pemulihan.
Banyak orang mengalami kesulitan di dalam dirinya, karena apa yang terjadi di dalam dirinya. Untuk Anda yang merasa sulit mempercayai orang dalam segala aspek kehidupan, Anda harus mulai belajar membuka diri agar Tuhan bisa bekerja. Karena Alkitab mengajarkan bahwa kasih percaya segala sesuatu.
Tanpa anda percaya segala sesuatu, sulit bagi Anda merasakan kasih. Tanpa ada bisa menerima atau mempercayai orang lain, sulit untuk anda mempercayai bahwa orang itu mengasihi anda. Sulit juga untuk anda dapat percaya bahwa anda dikasihi.
“Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri, demikianlah ia,” (Amsal 23:7a)
Cara berpikir seseorang dan apa yang ada dalam hatinya itu, yang menentukan masa depannya. Kehidupan seseorang tidak jauh dari apa yang ada dalam pikirannya dan apa yang dia rasakan dalam hatinya. Kalau pikiranmu tidak bisa fokus karena hatimu terluka, hidupmu tidak akan jauh dari itu.
Anda harus mengizinkan Tuhan memulihkan hati Anda dan mengubah apa yang ada dalam pikiran Anda, maka keadaan pun akan berubah. Karena kalau Anda tahu siapa Anda di hadapan Tuhan, Anda tidak akan peduli apa kata orang tentang Anda. Percayalah kepada Tuhan.