Menyikapi mengenai adanya politisasi dengan mencampuri bidang keagamaan, Ketua Pemuda Sinode GMIM Pnt Billy Lombok SH, mengatakan bahwa agama jangan dibenturkan dengan negara. Sebab agama merupakan domain pribadi dan fundamental bagi individu yang dijamin oleh undang-undang.
“Hal inilah yang menjadi bagian dari perenungan independen masing-masing peserta. Sehingga perlu terus diperjuangkan oleh pemuda lintas agama maupun Pemuda Sinode GMIM,” ungkap Lombok di kantor Sinode GPIB Jakarta Pusat.
Secara faktual realitas politik terlalu banyak bermain dalam domain agama. Bahkan agama itu terlalu melekat dengan kekuasaan. “Yang kami khawatirkan ialah praktik agama ketika dekat dengan kekuasaan, maka frekuensi pendekatan kekerasan akan terus saja terjadi. Sebab kelompok agama akan memaksakan kehendaknya, karena mereka sedang berkuasa. Padahal hakekat agama tidak seperti itu, agama dan demokrasi merupakan suatu bagian historis Indonesia,” tambahnya.
Sementara itu, dalam dialog lintas agama forum pertemuan Interfaith Youth Workshop yang dilaksanakan di kantor Sinode GPIB Jakarta Pusat sejak 28 November hingga 02 Desember 2011. dan digagas PGI ini turut dihadiri para pimpinan pemuda lintas agama di Indonesia tersebut, juga menyoroti implementasi kerangka hukum Indonesia. Antara lain yang meliputi pelanggaran HAM yang terjadi banyak, yang diketahui banyak yang tidak tuntas, ataupun di cegah untuk terjadi.
Dalam forum diskusi pemuda lintas agama ini pun secara tegas dan jelas mengkritisi bahwa agama banyak dipakai oleh kepentingan politik sesaat. Sehingga hal ini menjadi perenungan setiap peserta untuk diperjuangkan.
Sumber : berbagai sumber-niel