Kehilangan figur dan pengaruh dari sang ayah ternyata menjerumuskannya menjadi seorang pecandu alhohol. Dalam keadaan mabuk, Broderic menawarkan nyawanya kepada maut sampai ia akhirnya lumpuh tak berdaya.
Saat masih kecil, Broderic rajin ke gereja setiap minggu bersama ibunya. Namun keseharian bersama ayahnya yang seorang pemabuk serta penggila pesta justru lebih mempengaruhi hidupnya.
Sampai memasuki usia remaja, Broderic selalu merasakan ketakutan di dalam hatinya. Bagaimana tidak, dalam penantian menunggu ayahnya pulang, ia tidak pernah tahu apakah ayahnya akan pulang dalam keadaan mabuk atau tidak. Kalaupun mabuk, hal-hal yang buruk pasti akan terjadi. Broderic akan mengalami penyiksaan secara fisik dari ayahnya, namun yang paling sering diterimanya adalah penyiksaan secara verbal.
Ayah Broderic adalah seorang pemabuk kelas berat dan juga pecandu pesta. Ia tidak pernah benar-benar betah tinggal di rumah. Ia selalu lebih memilih untuk bermabuk-mabukan dan berpesta pora. Kondisi ini sangat mempengaruhi kehidupan keluarga Broderic.
Di usia remaja, ketika ia menginjak 13 tahun, Broderic memutuskan untuk berhenti pergi ke gereja dan mulai mengikuti perilaku ayahnya. Broderic mulai menggunakan obat-obatan dan alkohol.
“Saya mungkin sudah merasa terlalu jenuh. Saya hanya mencoba untuk melarikan diri dari kenyataan, melarikan diri pada alkohol, melarikan diri dari segala bentuk penyiksaan dan dari segala macam ketakutan yang saya rasakan karena setiap hari melihat secara langsung bagaimana ayah dan saudara laki-laki saya harus menjalani hidup akibat perbuatan ayah saya,” ujar Broderic.
Perubahan perilaku Broderic pun membawa banyak konsekuensi yang harus ditanggungnya. Ia sering bermasalah dengan polisi, bermasalah dengan orangtuanya di rumah dan selalu bermasalah di sekolah. Gaya hidup Broderic dan segala macam konsekuensi itu terus mengungkungnya sampai Broderic berusia 19 tahun. Pesta dan bermabuk-mabukan adalah jalan hidup yang dipilih Broderic selama bertahun-tahun.
Setelah sepanjang hari berpesta dan bermabuk-mabukan bersama dengan teman-temannya, tak jarang Broderic akan mengendarai mobil dan menantang maut di jalanan. Broderic seringkali mengambil jalur jalan yang berlawanan arah, dan mencoba menghindari mobil yang datang sedekat mungkin tanpa menabrakkannya dan kembali ke jalurnya.
Satu waktu ketia ia mencoba menghindari tabrakan dengan mobil yang datang dari arah berlawanan, saat itulah mobil yang dikendarainya mulai berputar dan tak dapat dikendalikan lagi. Broderic terlempar keluar dari mobilnya. Sahabatnya yang berada di mobil itu harus menendang pintu mobil agar bisa keluar dan menemukan Broderic 6-9 meter di hutan di sisi jalan dalam keadaan bersimbah darah dan terluka dengan sangat parah.
Broderic menghabiskan 30 hari berikutnya di unit gawat darurat sebuah rumah sakit di Atlanta. Tubuh Broderic lumpuh total dari dada hingga ke kaki. Ketika akhirnya Broderic pulang ke rumah, ia baru benar-benar menyadari kondisinya yang lumpuh dan tidak mungkin untuk sembuh.
Tiga bulan pertama setelah keluar dari rumah sakit, Broderic bahkan tidak beranjak sedikitpun dari tempat tidur. Makanan apapun yang diberikan, jarang disentuhnya. Broderic bahkan tidak mengizinkan orangtuanya untuk merawat dirinya. Broderic terlarut dalam depresi yang sangat dalam.
“Saat ia menyadari bahwa ia tidak akan mungkin lagi untuk berjalan maupun bergerak, ia duduk di kursi rodanya dan berteriak. Ia hanya meratap dan menangis selama berjam-jam tanpa henti, dan tidak ada yang bisa saya katakan ataupun lakukan untuknya,” ungkap ayah Broderic.
“Sepanjang yang saya mengerti, hidup saya terenggut begitu saja dan saya benar-benar tidak dapat lagi melihat pengharapan, tidak ada cahaya, hanya lorong yang sangat gelap dan saya hanya terperosok di dalamnya. Puji Tuhan, semua yang saya alami saat itu benar-benar buruk tanpa dapat saya kendalikan,” ujar Broderic.
Sejak saat itu, Broderic semakin jauh jatuh ke dalam lubang dosa yang dijalaninya selama ia. Yang diinginkannya hanyalah minum alkohol sebanyak-banyanya dan mengkonsumsi narkoba sebanyak yang ia bisa sambil berharap hidupnya akan berakhir karena overdosis. Broderic tidak lagi memiliki keinginan untuk hidup dan hal itu sangat jelas terpancar dari caranya menjalani hidup.
Setelah kondisi tubuhnya mulai membaik, Broderic akhirnya keluar rumah dan kembali pada gaya hidupnya yang penuh dengan pesta pora. Kali ini narkoba dan alkohol yang dikonsumsinya menjadi semakin banyak, jauh lebih banyak sebelum kecelakaan itu terjadi. Broderic akhirnya ditangkap polisi karena narkoba dan kepemilikan senjata ilegal dan dijatuhkan hukuman 2 tahun penjara.
“Saat itu saya berusia 22 tahun dan mendekam di penjara, lumpuh serta duduk di kursi roda. Saya harus menghadapi masa-masa tersulit yang pernah saya alami di sepanjang hidup saya. Saya pada akhirnya menyadari saya telah melakukan banyak hal sesuka saya selama 9 tahun. Dan semua yang telah saya lakukan telah menghancurkan hidup saya. Dan sayapun pada akhirnya memutuskan untuk kembali kepada Tuhan, sama seperti lagu yang dulu biasa saya dengar “Surrender all to Jesus Christ”, membuat keputusan untuk menjalani sisa hidup saya dengan Yesus dan Roh Kudus yang membimbing dan menuntun saya,” uajr Broderic mengisahkan titik balik dalam hidupnya.
Selama dua tahun berikutnya, Broderic seakan sedang menjalani sekolah yang dari Tuhan. Broderic benar-benar hanya menghabiskan sepanjang hari bersama Tuhan. Broderic mengampuni ayahnya atas tahun-tahun penuh penganiayaan yang dialaminya dan berdoa agar ayahnya berbalik kepada Yesus dan menemukan kebebasan dari alkohol. Sebelum hukuman penjaranya berakhir, semua doa Broderic dijawab Tuhan. Ayahnya berbalik kepada Tuhan dan Tuhan menunjukkan pengampunan-Nya dan lepas dari keterikatannya akan alkohol.
“Hari itu saya berlutut di hadapan Tuhan. Dan sejak hari itu, segala sesuatu mulai berubah di sekitar saya. Saya merasakan apa yang sebenarnya terpenting dalam hidup saya. Saya sunguh-sungguh merasakan hadirat-Nya. Sekali Anda menemukan Tuhan, Anda tidak akan pernah mau lagi kehilangan-Nya. Karena bertemu Tuhan secara pribadi adalah hal terbesar yang bisa Anda dapatkan,” ujar ayah Broderic dengan rona wajah penuh ucapan syukur.
Broderic pun pada akhirnya bebas dari penjara dan menikah. Segala luka yang masih tersisa di tubuhnya menjadi tanda perinagtan atas konsekuensi dari gaya hidup yang pernah ia jalani.
“Saya masih diizinkan hidup oleh Tuhan dan saya tahu saya tidak akan memperolehnya dengan jalan yang lain. Saya memiliki banyak sekali kesempatan semenjak saya bebas dari penjara untuk kembali pada gaya hidup yang pernah saya jalani. Tapi saya tahu saya tidak akan mendapatkan apapun dengan menjalani gaya hidup itu selain menghancurkan dan menjatuhkan hidup saya. Saya sungguh diselamatkan oleh Yesus yang telah melakukan segalanya untuk mengangkat saya. Jika Anda memilih untuk taat kepada Tuhan, jika Anda memilih untuk percaya kepada Yesus, dan meminta Yesus untuk masuk ke dalam hati Anda dan memaafkan semua kesalahan yang telah Anda perbuat, dan meminta-Nya mambantu Anda untuk hidup bagi-Nya, membantu Anda untuk mengubah segala sesuatu di sekitar Anda, akan ada banyak hal luar biasa yang akan mulai mengambil bagian dalam hidup Anda. Tuhan akan benar-benar mengubah tragedi hidup Anda menjadi keberhasilan dan kemenangan. Tuhan akan benar-benar meluruskan segala kesalahan Anda. Ya, Tuhan telah melakukan itu semua kepada saya,” ujar Broderic menutup kesaksiannya.
Sumber Kesaksian : Broderic Adams