6 Cara Meningkatkan Komunikasi

Marriage / 15 February 2011

Kalangan Sendiri

6 Cara Meningkatkan Komunikasi

Lestari99 Official Writer
5199

Sebagai pasangan suami istri, seringkali Anda tidak sependapat dengan pasangan Anda baik tentang pekerjaan, keuangan atau hanya untuk hal-hal sepele lainnya. Untungnya, Anda bisa marah dengan pasangan Anda tanpa harus kuatir Anda akan bercerai karena pertengkaran itu.

Kuncinya adalah berkomunikasilah dengan cara yang justru dapat memperdalam cinta dan koneksi Anda, ujar Patricia Gibberman, seorang pekerja sosial berlisensi klinis di Fairfax, Virginia. Bagaimana Anda berbicara kepada pasangan Anda terutama saat sedang berbeda pendapat dapat mencerminkan banyak hal dari kekuatan pernikahan Anda.

Dalam studinya, Dr. John Gottman, seorang pakar pernikahan dengan gelar doktor psikologi, menemukan bahwa pasangan yang berbicara penuh dengan rasa hormat dan cinta kepada pasangannya akan merasa lebih bahagia dan menikah lebih lama dibandingkan mereka yang saling menyerang karakter masing-masing dan memperlakukan satu sama lain dengan tidak hormat.

“Pasangan menikah yang bahagia berperilaku seperti teman baik, karena mereka menangani konflik dengan cara yang lembut dan positif,” ujar Gibberman, terapis pasangan bersertifikat dengan metode Gottman, yang mengajarkan kliennya untuk berkomunikasi dengan lebih efektif.

Cobalah keenam langkah berikut untuk membantu Anda berbicara dengan efektif terhadap pasangan Anda – dan menjadi lebih dekat dari sebelumnya.

1. Menjadi Pendengar Yang Aktif

“Banyak orang yang tidak mendengarkan apa yang pasangan mereka katakan selama berselisih pendapat karena mereka terlalu sibuk berpikir untuk membantahnya,” ujar Gibberman. Sebelum Anda mulai berselisih pendapat, sepakatlah untuk berbicara bergiliran: salah satu pihak akan berbicara dan yang lainnya mendengarkan tanpa menyela. Setelah Anda masing-masing telah berbicara, tunjukkan bahwa Anda memahami perasaan pasangan Anda: “Sangat masuk akal bagi saya jika engkau berpikir kita tidak menyimpan cukup uang, dan kamu marah.”

2. Komplain Tanpa Menyalahkan

Ingin agar suami Anda menghentikan kebiasaannya menaruh remote televisi di antara bantal dan sofa sehingga susah ditemukan? Bertanyalah dengan baik dan gunakan pernyataan “saya”. “Saya merasa frustrasi harus mencari remote setiap kali ingin menonton televisi. Saya ingin agar kamu menaruhnya kembali di laci meja jika sudah selesai menonton televisi.” Hindari pernyataan kritis dengan menggunakan “kamu”, seperti: “Kamu selalu menaruh barang-barang di sembarang tempat!”

3. Bertanggung-Jawab Atas Kontribusi Terhadap Masalah

Bertanggung-jawablah atas kontribusi Anda untuk masalah ini, berusahalah sekeras mungkin: “Saya seharusnya bicara dulu mengenai harga sofa ini denganmu sebelum membelinya. Mari kita mencari cara memotong pengeluaran sampai sofa ini terbayar lunas”. Menyangkalnya (“Saya tidak menghamburkan uang”) atau menyerang (“Kamu juga menghabiskan uang untuk membeli TV layar datar”) hanya akan membawa Anda untuk menyakiti perasaan dan membakar emosi pasangan.

4. Lupakan Masa Lalu

Saat Anda berada di tengah perselisihan, tetap fokus pada inti masalah. Jangan ungkit-ungkit masalah lama (“Kejadian ini sama seperti waktu kamu...”) karena bisa membangkitkan kemarahan pasangan Anda – belum lagi Anda menempatkan pasangan Anda secara defensif. Ditambah lagi melompat dari satu masalah ke masalah lain akan membuat Anda sulit untuk mencapai resolusi.

5. Ambil Time-Out

“Saat sebuah diskusi tidak berjalan dengan baik, banyak pasangan cenderung terus melanjutkan pertengkaran, dan membuatnya menjadi lebih buruk, bukannya lebih baik,” ujar Gibberman. Saat berikutnya Anda menjadi emosi di tengah konflik, hentikan diskusi selama 15 menit arau lima hari – sampai Anda tenang dan dapat berpikir jernih.

6. Tunjukkan Ucapan Syukur

Setiap hari, carilah kesempatan untuk mengakui hal-hal penting yang dilakukan pasangan Anda dengan benar, daripada mengomentari kekurangannya. Mengatakan hal-hal seperti “Daging itu enak sekali. Terima kasih untuk memasaknya menjadi makan malam kita” akan semakin memperkuat persahabatan dalam pernikahan Anda. Dan pada akhirnya akan mempermudah Anda menangani konflik.

Sumber : saidaonline
Halaman :
1

Ikuti Kami