Bundi, Lepas Dari Jerat Homoseksual

Family / 18 January 2011

Kalangan Sendiri

Bundi, Lepas Dari Jerat Homoseksual

Puji Astuti Official Writer
23277

Hanya dengan perkataan, kehidupan seseorang bisa berubah menjadi lebih baik atau lebih buruk, untuk itu hendaknya setiap perkataan kita adalah perkaatan yang membangun. Lukas Bundianto, hidupnya harus melewati lembah kelam kehidupan homoseksual hanya karena pada masa kecilnya keluarga dan teman-temannya sering mengatai dia banci.

"Papa saya, om saya, dulu pernah bilang ke saya seperti ini, ‘dasar banci!' Teman-teman saya juga sering berkata seperti itu. Akhirnya hal tersebut tertancap dalam hati saya."

Memang hal itu tidak terjadi dengan tiba-tiba, perkataan itu diucapkan padanya sewaktu Bundi masih sangat muda, namun hal itu mengarahkannya pada kejadian ini. Di tahun 1996 Bundi melangkahkan kakinya meninggalkan Magelang menuju Denpasar, Bali. Di pesawat menuju Denpasar inilah Bundi bertemu dengan seorang pria baik hati yang menawarkan padanya tempat tinggal. Tanpa disadarinya, Bundi sedang masuk kedalam sebuah perangkap.

"Selama minggu pertama hingga minggu kedua tidak terjadi apa-apa, namun pada minggu ketiga ada mulai tindakan dari dia. Ternyata dia seorang gay. Dan malam itu, apa yang harusnya tidak terjadi, terjadilah pada saya."

Berlahan Bundi semakin menikmati dan semakin terseret dalam dunia homoseksual.

"Ketika saya bekerja, saya mulai berpetualang ke daerah lokalisasi dengan PSK."

Kecanduan seks bebas dan kehidupan malam menyeret Bundi kepada hutang puluhan juta rupiah dan nyaris membawanya masuk penjara. Ditengah kebingungan mencari jalan keluar, suatu hari Bundi mengalami pengalaman spiritual yang menakjubkan.

"Waktu itu sedang berdoa, orang-orang yang ada disekeling saya wanita, tiba-tiba ada suatu suara keras yang berkata di telinga saya, dia berkata ‘Saatnya Aku memanggilmu sekarang.' Tiga kali saya mendengar suara itu, ketika saya melihat ke kiri dan ke kanan tidak ada pria, tetapi itu suara pria yang begitu gagah, yang begitu luar biasa."

Pengalaman inilah yang menjadi titik balik kehidupan Bundi, dunia gay dan seks bebas berlahan ditinggalkan. Namun apa yang terjadi dengan hutang-hutangnya?

"Malam harinya, itu hari Jumat, saya pergi doa malam. Dan di doa malam itu saya benar-benar menangis. ‘Tuhan, kalau Engkau sudah pilih aku. Engkau tidak akan mempermalukan aku.' Tetapi saat doa malam belum selesai, ada seorang ibu. Dia melihat wajah saya dan dia mendatangi saya."

Inilah yang wanita itu katakan kepada Bundi.

"Kamu namanya Bundi?"

"Iya tante.."

"Tuhan berkata sama saya, kamu punya masalah tapi bukan masalah keluarga, bukan masalah pacar, bukan masalah pekerjaan tapi uang. Berapa jumlahnya?"

Tanpa pernah diduganya, wanita tersebut memberikan uang sesuai jumlah yang disebutkannya.

"Dan saat itu juga yang saya sebutkan itu, dia berikan semua. Dia cuma bilang ‘Kasih kwitansi itu pada saya.' Hari itu juga semua hutang saya lunas."

Sejak hari itu, babak baru dalam hidup Bundi dimulai. Namun Bundi tidak pernah tahu bahwa iblis masih belum selesai dengan dirinya, sebuah jerat baru telah disiapkan baginya. Pornografi dan homoseksual kembali menjerat hidupnya karena dipicu oleh sakit hati pada seseorang.

"Ketika saya membenci orang itu, saya tidak ke gereja lagi. Saya pergi ke warnet, buka-buka internet porno."

Namun ketika dia sedang berada dalam masa labil ini, Bundi memiliki seseorang dimana dia mendapatkan dukungan untuk kembali pada Tuhan.

"Walaupun dia kadang-kadang jengkel, dan menghadapi goncangan-goncangan, dia selalu menelphon saya. Saya beri Bundi kata-kata menguatkan, saya dukung dia, bahkan berdoa melalui telephone," demikian cerita Ibu Hasan, pembimbing rohani Bundi.

Selain pembimbing rohani, ada teman-teman yang selalu mendukung Bundi bahkan disaat-saat dia terpuruk. Tidak hanya bebas dari sakit hati, Bundi juga bebas dari homoseksual.

"Sampai sekarang, terkadang godaan untuk kembali jatuh itu ada. Tapi ketika rasa tuduhan itu ada, saya katakan pada diri sendiri, ‘Rasanya paling seperti itu.' Jadi it's ok, darah Yesus melindungi saya."

Lalu, menurut Bundi, siapakah Yesus itu baginya setelah melalui berliku-liku kehidupan ini?

"Yesus bagi seorang Lukas Bundi adalah pemulung. Saya itu sudah ada di tong sampah. Tuhan pungut saya, Tuhan rawat saya, Tuhan buat saya jadi baru seperti ini." (Kisah ini ditayangkan 18 Januari 2011 dalam acara Solusi Life di O'Channel).

Sumber Kesaksian :

Lukas Bundianto

 

Sumber : V090515155038
Halaman :
1

Ikuti Kami