Sepakbola memberikan hiburan kepada kita yang akhir-akhir ini dibelit berbagai persoalan, sepakbola setidaknya menjadi kesegaran bagi keruwetan hidup. Persoalan politik yang penuh intrik dan ruwet, bencana yang silih berganti, korupsi yang tiada habis-habisnya, harga-harga kebutuhan pokok yang tak terkendali terus naik, drama politik yang memperbodoh kita, perang pernyataan yang tidak bijaksana, intoleransi yang semakin tinggi, dan masih banyak lagi yang membuat lidah kita terasa kelu. Baik hidup secara pribadi maupun hidup bermasyarakat, kita butuh penyegaran.
Sepakbola lah yang menjadi penyelamat sekaligus penyemangat, penghiburan, sekaligus pengharapan. Sepakbola, membuat kita dapat sejenak mengistirahatkan kita dari segala kepenatan dan beban hidup. Kita butuh sesuatu yang dapat membangun nasionalisme di negara kita dan itu dapat dimulai dari sepakbola. Terbukti bahwa ribuan penonton rela berpanas ria selama berjam-jam hanya untuk mendapatkan tiket menonton pertandingan antara Indonesia dan Filipina. Mereka juga bersatu padu mendukung tim nasional Indonesia untuk menang.
Kemenangan di babak semifinal ini memberikan optimisme. Tidak lebih tidak kurang, kita ingin menang. Optimis tapi realistis. Menyadari kekurangan kita, baik dalam sepakbola maupun dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat dan memperbaiki kekurangan yang ada, sehingga kita dapat menang dalam setiap hal yang kita lakukan, termasuk sepakbola.
Kita juga berharap mampu membangun sikap nasionalisme di bidang ekonomi, politik, pertahanan, keamanan, pendidikan, dan bidang-bidang lainnya. Dimulai dari sepakbola, nasionalisme itu kiranya menyebar ke bidang-bidang lainnya, sehingga Indonesia menjadi negara yang bersih dari korupsi, rakyat hidup makmur, toleransi antar umat beragama semakin tinggi, dan maju sehingga dicontoh oleh negara-negara lain.
Sumber : kompas/lh3