Pada saat penciptaan, Allah berkata, “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita” (Kejadian 1:26)
Kita di sini berarti jamak. Allah berkata tentang diri-Nya dalam bentuk jamak karena Ia adalah Allah Tritunggal: Bapa, Anak dan Roh Kudus. Jika Allah, yang adalah Tritunggal menciptakan manusia menurut gambar-Nya, maka apa yang diharapkan dari manusia? Sebuah trinitas tentu saja! Di dalam 1 Tesalonika 5:23 Paulus menulis, “Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna …”
Ayat ini menjelaskan manusia adalah makhluk Tritunggal yang terdiri dari roh, jiwa, dan tubuh. Selain panca indera jasmaniah, kita juga memiliki pancaindera rohani. Dalam perjalanan kita dengan TUHAN, manusia rohani kita akan bertumbuh dari bayi rohani menjadi dewasa. Semakin dewasa manusia rohani kita, semakin kita dapat membedakan antara yang baik dengan yang jahat karena pancaindera kita menjadi terlatih. (Ibrani 5:13-14)
Diciptakan Menurut Gambar dan Rupa Allah
Yohanes 4:24 mengatakan kepada kita bahwa Allah adalah Roh. TUHAN menciptakan manusia dengan menghembuskan nafas-Nya, yang adalah Roh Allah ke dalam diri kita. “...ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup. –Kej 2:7.
Allah adalah Roh tetapi Ia juga memiliki jiwa (pikiran, keinginan, dan emosi). Allah juga memiliki tubuh. Alkitab menunjukkan bahwa Allah bukanlah seperti uap yang halus dan ringan. Alkitab menunjukkan bahwa Ia memiliki mata, telinga, mulut, dan wajah yang tidak dapat dilhat oleh seorangpun. Dalam 1 Raja-Raja 8:42 kita membaca bahwa Allah memiliki tangan yang berkuasa dan lengan yang terulur. Kitab Keluaran menceritakan bahwa Alllah menulis Hukum Taurat di atas dua loh batu dengan jari-jariNya. Dalam 1 Raja-Raja 33:23 dikatakan bahwa Ia memiliki tangan, punggung dan wajah.
Kebebasan untuk Memilih
Perbedaan utama antara manusia dengan makhluk lainnya adalah manusia mempunyai akal dan kehendak. Tumbuhan meresponi musim dan hewan bertindak berdasarkan insting, tetapi manusia tidak dibatasi oleh kedua hal itu. Manusia dapat memakai akal budinya untuk membuat pertimbangan dan memilih bagaimana ia akan bertindak.
Kebebasan untuk ”memilih” sesungguhnya adalah satu-satunya kebebasan sejati yang kita miliki. Sangat penting bagi kita untuk memakai kehendak kita dengan benar selama kita hidup di bumi. ”We become captives of our own choices”, kita menjadi tawanan dari pilihan-pilihan yang kita buat sendiri. Kita sendiri yang harus menanggung konsekuensi daripada pilihan kita. Oleh karena itu, kita memerlukan hikmat dan banyak nasehat agar tidak salah membuat pilihan.
Oleh sebab itu sebagai mitra kerja TUHAN di bumi, yang mempunyai kehendak bebas, kita dapat memilih untuk melayani TUHAN karena ingin menyenangkan Dia atau karena suatu keharusan. Kita sendiri yang menentukan kesuksesan kita dengan pilihan-pilihan yang kita buat. Bahkan saat kita tidak membuat pilihan apapun, sebenarnya kita sudah memilih untuk tidak memakai kehendak kita.
Roh Kudus selalu menggerakkan kita menuju Destinasi
Kunci sukses adalah memiliki hubungan yang intim dengan Roh Kudus. Selama Anda fokus pada diri sendiri, Anda tidak akan bisa fokus kepada TUHAN. Ketakutan, minder, stres sebenarnya dikarenakan kita terlalu fokus pada diri sendiri, akibatnya kita tidak bisa mendengar suara TUHAN. Selama Musa fokus kepada TUHAN, mukanya penuh dengan kemuliaan Allah. Selama Petrus fokus ke Yesus, dia berjalan di atas air dan tidak tenggelam. Inti dari mengikuti Yesus: adalah sangkal diri, pikul salib berarti berjalan dipimpin Roh.
Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah.
- 1 Korintus 2:10
Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita. Dan karena kami menafsirkan hal-hal rohani kepada mereka yang mempunyai Roh, kami berkata-kata tentang karunia-karunia Allah dengan perkataan yang bukan diajarkan kepada kami oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh.
- 1 Korintus 2:12-13
Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani. Tetapi manusia rohani menilai segala sesuatu, tetapi ia sendiri tidak dinilai oleh orang lain.
- 1 Korintus 2:14-15
Manusia duniawi kita tidak memahami hal-hal yang hanya dapat dipahami oleh manusia rohani kita. Adalah pilihan kita sendiri untuk mendengar manusia duniawi atau manusia rohani kita. Jika Anda memberi diri Anda dipimpin oleh Roh, maka ini akan membawa kegerakan dan bukan revolusi. Roh Kudus selalu menggerakkan kita menuju destinasi.
Bagaimana Anda tahu bahwa pancaindera rohani Anda terasah dan Anda sedang mentaati suara TUHAN?
Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. –Yohanes 16:13
Roh Kudus adalah Roh Kebenaran; Dia akan selalu memimpin kita ke dalam seluruh kebenaran. Roh Kudus akan memimpin kita sehingga langkah kita sesuai dengan Firman. Dan Roh Kudus akan bersaksi di dalam roh kita; wasitnya adalah damai sejahtera di hati kita. Selagi kita bertumbuh dari kemuliaan ke kemuliaan, dari iman ke iman, pancaindera rohani kita semakin terasah dan kita semakin sensitif terhadap suara-Nya.
Visi TUHAN selalu lebih besar dari Kapasitas Kita
Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.
- 1 Korintus 2:9
Apa yang TUHAN sediakan bagi kita sangat besar dan luar biasa dan tidak dapat ditangkap oleh pancaindera jasmaniah kita. Oleh karena itu kunci untuk mencapai destinasi adalah kita harus fokus pada manusia rohani kita bukan pada rasio, insting, maupun perasaan kita. Seperti yang dikatakan oleh Maria, ibu Yesus kepada pelayan-pelayan ketika anggur di pesta perkawinan di Kana habis: ”Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!” (Yohanes 2:5).
Hiduplah dipimpin oleh Roh, karena hanya Roh TUHAN yang dapat memimpin kita masuk ke dalam destinasi TUHAN. Dengan TUHAN, batasan kita tidak lagi langit –seperti yang dunia katakan– tetapi batasan kita adalah kasih karunia TUHAN. Kekuatan kasih karunia TUHAN menentukan level kesuksesan kita.
No longer is the sky is the limit; with God, His grace is our limit
Sumber : Ps. Indri Gautama