Menciptakan Kenangan Indah

Parenting / 26 November 2010

Kalangan Sendiri

Menciptakan Kenangan Indah

Lestari99 Official Writer
4136

Saya sering bertanya-tanya – jika diberi kesempatan – apa yang akan saya pikirkan ketika berada di ambang kematian. Tapi saya percaya saya akan mengenang hal-hal yang baik daripada yang buruk, dan meyakinkan saya bahwa saya perlu memfokuskan hidup saya untuk mencipatakan kenangan yang lebih baik. Saya rasa itu sebabnya saya sangat menghargai saran dari ibu saya. Beliau selalu memberitahu saya untuk ‘meluangkan waktu menciptakan kenangan’.

Jangan habiskan jutaan rupiah untuk membeli hadiah mahal maupun mengadakan liburan yang merepotkan untuk menciptakan momen yang berkesan dengan anak Anda. Jauh di dalam hati, yang mereka inginkan hanyalah Anda.

Kenangan Yang Tidak Akan Pernah Pudar

Kenangan favorit saya tidak pernah direncanakan sama sekali. Kenangan itu tercipta dalam kehidupan sehari-hari keluarga Goodwyn.

Pada suatu larut malam di masa remaja saya, saya berbaring di tempat tidur bersama dengan ibu dan kakak saya, Abby. Kami hanya berkumpul di tempat tidur dan ngobrol... kebanyakan tentang hal-hal yang tidak penting. Saya ingat bagaimana saya tertawa dan menangis saat kami mengungkapkan masa-masa sulit dalam hidup kami. Itu adalah malam kami, terapi keluarga di kamar tempat tidur kami. Sejujurnya, saya merasa nyaman mengungkapkan semua pikiran, mimpi dan ketakutan saya kepada ibu karena dia sudah membuktikan bahwa dia dapat dipercaya.

Setiap musim gugur, seperti jam, ayah akan menyapu dedaunan dan menumpuknya di satu tempat sehingga kami dapat melompat di atasnya (meskipun kami akhirnya mengacaukan hasil karyanya). Ayah kemudian mengisi gerobak sampah dengan gundukan daun dengan kami yang melompat-lompat di atasnya. Itulah perjalanan hidup kami. Ayah kemudian mendorong kami ke jalan yang penuh dengan pohon yang daunnya sedang berguguran. Dengan dorongan yang lebih keras, kamipun dibawa ke tengah rimbunnya pepohonan. Lalu ayah menjatuhkan kami ke gundukan daun yang sudah ada di sana agar kami tidak terluka. Kami akan terus tertawa-tawa dan berlari ke sana kemari sementara ayah mengosongkan gerobak sampahnya. Di sana ada sebuah tempat yang menjadi favorit kami semua... sebuah lampu tiang yang tertancap di tanah. Sepertinya lampu itu tidak seharusnya ada di sana, tapi kami tidak peduli. Itu adalah Narnia kami.

Ayah dan ibu tidak pernah terganggu dengan kehadiran kami. Mereka menyambut kami anak-anaknya sesibuk apapun mereka saat itu. Sebuah tugas menjadi kesempatan agar kami anak-anaknya mendapatkan sebuah petualangan. Ibu menghabiskan waktu bersama kami setelah menjalani hari yang melelahkan, ketika ia bisa saja dengan mudahnya menyuruh kami untuk tidur.

Orangtua, Bertindaklah!

Waktu adalah hal yang paling berharga yang dapat dihabiskan seorang manusia – Theophratus from Diogenes Laertius, Lives of Eminent Philosophers (372 BC – 287 BC)

Cara terbaik seperti apa bagi Anda untuk menunjukkan kasih kepada anak-anak Anda selain memberikan waktu Anda kepada mereka? Ini adalah ekspresi nyata dari betapa berharganya mereka di mata Anda. Bapa kita yang di surga memiliki hal yang sama. Keinginannya untuk berkomunikasi dengan kita merupakan cerminan akan betapa pentingnya orangtua menghabiskan waktu dengan anak-anak mereka.

Dapatkah Anda mengingat ketika hadirat Allah begitu nyata sehingga Anda ingin merasakan hal itu selamanya? Saat itu, Anda sedang menciptakan kenangan dengan Tuhan. Saya memiliki saat-saat seperti itu di dalam hidup saya, saat ketika saya dapat merasakan hadirat-Nya dengan begitu kuat sehingga saya tidak ingin bergerak karena takut akan kehilangan keindahan hadirat itu.

Anak-anak perlu tahu bahwa mereka dapat memiliki jenis ikatan yang seperti itu dengan ayah dan ibunya. Saya tidak akan pernah melupakan pembicaraan saya dengan ibu saya maupun eratnya pelukan ayah ketika ia memeluk saya. Saya merasa dicintai dalam momen-momen sederhana itu. Saya merasa diterima dan berharga.

Anak-anak akan terus bertumbuh menjadi dewasa. Jangan tunggu sampai mereka tumbuh deewasa untuk mencoba mengembangkan hubungan yang kuat dan bermakna dengan mereka. Sebagai orangtua, Anda bukan hanya menjadi pembimbing dan pengasuh mereka. Anda adalah pemimpin spiritual mereka, tempat perlindungan yang pasti dan aman, tempat mereka mendapatkan pendampingan secara terus-menerus.

Cobalah untuk tidak menjadikan orangtua sebagai sebuah pekerjaan yang mengerikan dan Anda terjebak di dalamnya. Bersukacitalah dan banggalah karena Anda bisa menjadi orangtua bagi anak-ana Anda. Anak-anak akan membuka diri jika mereka tidak merasa sebagai kewajiban Anda semata atau gangguan bagi Anda.

Ayah telah menunjukkan bahwa saya cukup penting untuk didengarkan dengan mematikan televisi ketika saya ingin bicara dengannya. Tindakan berbicara lebih keras daripada kata-kata, terutama di mata seorang anak. Jadi, ekspresikan cinta Anda secara terbuka kepada buah hati Anda (tidak peduli berapapun usia mereka).

Sumber : Hannah Goodwyn ? cbn.com
Halaman :
1

Ikuti Kami