Seks Di Luar Pernikahan

Marriage / 21 November 2010

Kalangan Sendiri

Seks Di Luar Pernikahan

Lestari99 Official Writer
4719

Seks tanpa pernikahan atau yang juga disebut seks rekreasi, merupakan sebuah hal yang salah. Dengan melakukan hubungan fisik secara murni tanpa adanya komitmen maupun tanggung jawab satu sama lain. Melakukan ini sama halnya dengan menggunakan tubuh orang lain demi kepuasan diri sendiri. Yang menjadi dosa dalam hal ini bukanlah tubuhnya, melainkan keinginan yang ada di dalamnya.

Nafsu merupakan penyalahgunaan tubuh yang baik oleh kehendak yang buruk. Perlu dicatat bahwa dosa yang sama bisa saja muncul dalam pernikahan yang sah. Misalnya saja saat seorang suami mendominasi istrinya demi kepuasan seksualnya sendiri – yang sama halnya dengan suatu bentuk perkosaan.

Seks di luar pernikahan, berselingkuh dengan seseorang selain pasangannya sendiri, melanggar perjanjian pernikahan akan ikatan loyalitas dan kesetiaan. Hal ini membawa serta kecurigaan dan ketegangan ke dalam pernikahan yang pada akhirnya menciptakan permasalah di dalam pernikahan. Sekali lagi, dosa perzinahan terletak pada keinginan, dalam ketidaksetiaan, dalam penyangkalan iman, bukan pada tubuh.

Ketika sampai pada topik mengenai hubungan seks pra nikah, moralitas materi menjadi lebih ambigu. Saat ini, konteksnya seringkali dimana pasangan berada di lapisan atas pendidikan mereka dan telah lama mencapai kematangan fisik seksual mereka (anak perempuan saat ini menstruasi rata-rata pada umur dua belas atau tiga belas tahun), tetapi keadaan ekonomi maupun pendidikan mencegah mereka untuk masuk ke dalam pernikahan formal sampai pendidikan mereka selesai dan mereka telah memiliki pekerjaan dan mapan. Singkatnya, mereka cukup umur untuk melakukan hubungan seks tetapi terlalu muda untuk menikah. Namun kalangan ini mungkin berkomitmen satu sama lain meskipun mereka tidak terikat secara resmi.

Moralitas dalam keadaan inipun kemudian bergantung pada keadaan, keterbukaan di antara pasangan, saling jujur dan memahami dalam hubungannya antara seks dan cinta, dan pengetahuan mereka akan resiko terutama kebutuhan akan tindakan pencegahan agar tidak terjadi kehamilan.

NAMUN HAL YANG PALING BERTANGGUNG-JAWAB UNTUK DILAKUKAN ADALAH DENGAN MENUNDA BERHUBUNGAN SEKS SAMPAI MEREKA MENIKAH.

Jadi, mari kita katakan tidak pada seks tanpa pernikahan. Mari ciptakan pernikahan yang akan bahagia selamanya daripada tidak pernah bahagia selamanya.

Sumber : turnbacktogod.com
Halaman :
1

Ikuti Kami