Kasih = Ketaatan
Kalangan Sendiri

Kasih = Ketaatan

Puji Astuti Official Writer
      4916

Yohanes 14:21

“Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya.”

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 97; Lukas 18; Daniel 11-12

“Jika kamu benar-benar mengasihi Ayah, kamu tidak hanya akan mengatakan “ya” saja; tapi kamu benar-benar akan melakukannya,” demikian ujar seorang ayah kepada anak perempuannya.

Ayah ini ingin melihat bukti kasih dari anaknya, bukan sekedar janji manis di mulut saja. Kata-kata tidaklah cukup, ketaatan harus disertai tindakan. Jika sang anak benar-benar melakukan yang diperintahkannya, bahkan tanpa diingatkan kembali, sang ayah tahu bahwa anaknya tersebut benar-benar ingin menyenangkan hatinya.

Yesus tahu benar hubungan antara kasih dan ketaatan ini. Yesus telah memberi tahu kita cara menyenangkan hatinya: “Jika kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti perintah-perintah-Ku.”

Tidak ada yang dapat menggantikan ketaatan sejati terhadap kehendak Allah. Standar Allah sangat jelas, kasih sama dengan ketaatan.

Saul, sang raja pertama Israel tidak tahu artinya ketaatan ini. Itu sebabnya Nabi Samuel menegurnya dengan sangat keras: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan.” (I Samuel 15:22). Ketaatan Anda lebih penting daripada persembahan yang Anda bisa berikan.

Jika Anda mengatakan bahwa Anda mengasihi Tuhan, tunjukkanlah hal tersebut dengan ketaatan Anda pada perintah-perintah Tuhan.

Ikuti Kami