Suasana sidang paripurna DPR yang mengagendakan bahasan kerjasama teknik militer RI-Rusia siang ini diwarnai keributan. Berawal dari anggota fraksi Golkar, Anton Sihombing yang pertama kali berdiri untuk interupsi. Anton mengatakan bahwa Surat Keputusan Bersama dua menteri soal pembangunan rumah ibadah sebaiknya dicabut. “Sudah memiliki 60 tanda tangan anggota dewan yang mendukung pencabutan itu,” kata Anton Sihombing.
Interupsi kemudian silih berganti dari anggota dewan. Beberapa peserta bahkan berdiri, berebut untuk berbicara. Interupsi Anton langsung ditimpali Teguh Juwarno dari fraksi PAN. “SKB dua menteri masih dibutuhkan,” kata Teguh. Anyari Siregar dari fraksi PKS pun berkata, “Itu sudah melalui proses panjang, SKB dua menteri tidak perlu diperdebatkan lagi. Kalau mau, forumnya bukan di sini tapi di komisi VIII.”
Setelah suasana sempat ramai dan begitu ricuh, akhirnya pimpinan sidang yang juga wakil ketua DPR, Pramono Anung langsung menengahi peserta paripurna. “Nanti itu akan dibahas di lain kesempatan,” katanya. Seperti yang diketahui sebelumnya, Menteri Agama, Suryadharma Ali menegaskan tidak akan merevisi SKB sebab SKB Rumah Ibadah adalah untuk menjaga kerukunan di masyarakat.
“Jadi dulu itu ada permintaan ukurannya dukungan kepala keluarga. Ada 400 KK, 300 KK, jadi pandangannya macam-macam,” ujar Suryadharma. “Ini kan cuma 60 atau 90 orang,” lanjut dia. Suryadharma juga mengatakan ini tidak menjadi masalah bagi lokasi yang penduduknya jarang. Seperti di Riau contohnya, dia mengatakan ada rumah ibadah yang penduduknya tidak ada sama sekali.
Sumber : vivanews/lh3