Merobohkan Tembok-Tembok Penghalang

Kata Alkitab / 17 September 2010

Kalangan Sendiri

Merobohkan Tembok-Tembok Penghalang

Puji Astuti Official Writer
6409

Roma 15:2-3

Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya.Karena Kristus juga tidak mencari kesenangan-Nya sendiri, tetapi seperti ada tertulis: "Kata-kata cercaan mereka, yang mencerca Engkau, telah mengenai aku."

Salib Kristus membuat orang yang percaya kepada Yesus menjadi ciptaan baru, dimana manusia tidak lagi dikotak-kotakan oleh warna kulit, suku bangsa dan juga perseteruaan dalam keluarga. Mereka yang percaya pada Yesus menjadi warga kerajaan Allah, seorang warga bukan berdasarkan keturunan ataupun karena geogrofisnya namun kerena seorang Juru Selamat.

Teman saya (Max Lucado – Red) Buckner Fanning mengalami hal tersebut secara langsung. Dia adalah seorang pelaut pada Perang Dunia II, dan ditempatkan di Nagasaki tiga minggu setelah bom atom dijatuhkan di kota tersebut. Dapatkah Anda bayangkan seorang tentara muda Amerika berada di tengah-tengah puing-puing dan reruntuhan kota yang hancur? Korban yang terkena radiasi dan mengalami luka bakar berkeliaran di jalan. Atom itu seperti hujan yang tercurah atas kota itu. Tubuh-tubuh yang terbakar dimasukkan kedalam peti mati hitam. Para korban selamat berjalan dengan terseret-seret mencari anggota keluarga mereka, makanan dan juga harapan. Prajurit yang berhasil menaklukan negara matahari tersebut tidak merasakan kemenangan namun kesedihan atas penderitaan yang ada disekitarnya.

Alih-alih marah dan balas dendam, Buckner menemukan sebuah mata air anugrah. Sementara berpatroli di jalan-jalan sempit, ia tiba di sebuah tempat dengan tanda yang menggunakan bahasa Inggris: Gereja Methodis. Dia mencatat lokasi tersebut dan memutuskan kembali kesana di hari Minggu pagi berikutnya.

Ketika ia tiba disana di hari Minggu itu, dia memasuki sebuah bangunan yang sebagian hancur. Jendela hancur, dinding melengkung. Pelaut muda itu melangkah kearah puing-puing itu, dan tidak begitu yakin bagaimana ia akan disambut. Sekitar lima belas orang Jepang sedang mengatur bangku dan membersihkan puing-puing. Ketika prajurit Amerika yang berseragam lengkap itu datang, mereka berhenti dan berbalik.

Dia hanya tahu satu kata dalam bahasa Jepang. Ia mendengarnya. Saudara. “Mereka menyambut saya sebagai teman.” Buckner masih berhubungan dengan mereka lebih dari enam puluh tahun setelah kejadian. Mereka menawarkannya duduk. Dia membuka Alkitab dan, tidak mengerti kotbah yang disampaikan, duduk dan mengamati. Selama menyembah mereka membawa elemen lain. Pada saat itu perseteruan antar bangsa dan luka akibat perang telah disisihkan. Sebagai gantinya, seorang Kristus duduk bersama dengan saudara-saudara karena darah Kristus.

Sebuah tembok telah dirobohkan.

Apa yang menjadi tembok dalam dunia Anda?

Brian Overcast merobohkan tembok di Morelia, Mexico. Sebagai pemimpin dari NOE Center (New Opportunities in Education), Brian dan timnya mengatasi masalah imigran gelap dengan cara yang unik. Staf mereka mengatakan baru-baru ini, “Orang-orang Meksiko tidak ingin menyeberang ke perbatasan. Jika mereka bisa tetap tinggal di rumah, mereka akan melakukannya. Tetapi mereka tidak bisa karena mereka tidak mendapatkan pekerjaan disini. Jadi kami mengajarkan mereka bahasa Inggris. Dengan kemampuan Inggris mereka dapat diterima masuk di salah satu universitas Meksiko yang biayanya rendah dan menemukan pekerjaan di negeri sendiri. Orang lain melihatnya sebagai imigran gelam, kami melihatnya sebagai kesempatan.”

Tembok yang lainnya.

Kita tidak bisa hidup dengan maksimal jika kita tidak keluar dari zona aman kita. Siapakah orang Samaria Anda? Siapakah sida-sida dari Etiopia Anda? Siapakah yang bisa Anda ajarkan tentang kebenaran firman Tuhan atau tolong?

Sekarang saatnya untuk meruntuhkan batu-batu penghalang itu.

Selamat datang dihari dimana Anda akan Tuhan pertemukan dengan orang Samaria yang membutuhkan pertolongan Anda. Tidak dengan membawa Anda ke tempat yang jauh tetapi dengan cara, selera, bahasa dan tradisi yang berbeda.

Dan jika Anda bertemu dengan sida-sida Ethiopia, mereka jauh dari sopan, jangan menolak orang tersebut. Jangan biarkan tingkat sosial, suku, gender, geografis atau budaya menghalangi pekerjaan Tuhan.

Halaman :
1

Ikuti Kami