Seorang pendeta dari gereja Baptis St. John di Devizes, Wilts yang bernama Colin Coward (64) akan memasuki hubungan yang ‘lebih serius’ dengan pacarnya yang bernama Bobby Egbele (25). Hubungan mereka tersebut menyebabkan kegemparan di antara umat Kristen karena pasangan tersebut merencanakan melakukan pemberkatan di gereja setelah upacara.
Coward menolak tetap hidup selibat, salah satu persyaratan dari Gereja Inggris. Coward yang tinggal dengan pacarnya di Marston, dekat Devizes, mengatakan bahwa dia berharap hubungannya ini akan menjadi ‘contoh nyata’ kepada homoseksual yang lain yang ada di dalam gereja.
Katanya, “Tujuan saya yaitu untuk semua orang yang berada di gereja dapat merasa nyaman dengan situasi karena kebanyakan umat Kristen gay yang menikah secara diam-diam. Hal ini pembicaraan tabu tapi gereja sekarang di bawah tekanan yang besar untuk mengubah pendiriannya atau tekanan itu hanya akan semakin besar lagi di masa depan.”
Lalu lanjutnya, “Tentu pemberkatan seperti ini akan terasa sensitif. Saya tahu bahwa ada banyak orang yang melihat dan memandang dengan ngeri. Tapi kami berdua adalah orang Kristen yang sangat berkomitmen jadi tidak terpikirkan oleh saya tidak melakukannya di dalam gereja dan tidak melakukannya tanpa jemaat dan dengan semua teman kami. Saya harap pernikahan saya akan menginspirasi orang lain dan menjadi contoh nyata bagi gereja bahwa kami tidak takut.”
Coward mengetahui bahwa dirinya seorang homo ketika masih remaja dan dia dibaptis menjadi pendeta pada tahun 1978 setelah menyerahkan pekerjaannya sebagai seorang arsitek. Dia secara terbuka mengumumkan status homonya tahun 1991 sebelum masuk dalam perkumpulan gay dan lesbian internasional Changing Attitudes (Perubahan Sikap) tahun 1995.
Coward kemudian bertemu dengan kekasihnya pada tahun 2007 dalam sebuah konferensi Kristen di Togo, Afrika Barat, dan mereka bertunangan tahun lalu. Bobby Egbele, yang merupakan tunangannya, seorang perancang busana, dengan nama panjang Bobby Ikekhuame Egbele, besar di Nigeria dan mendirikan toko pakaian online Bobafrique, dimana dia merancang pakaiannya.
Mereka akan meresmikan hubungan mereka pada tanggal 9 Oktober di kantor registrasi di Devizws sebelum menyelenggarakan kebaktian di St. John the Baptist Church. Bagaimanapun juga, kebaktian tersebut lebih merupakan perkumpulan Eucharist daripada pemberkatan, karena dilarang bagi pasangan homoseksual di sana.
Coward mengatakan, “Gereja-gereja tidak seharusnya memberkati ‘hubungan kemitraan’ seperti memberkati banyak hal lainnya : binatang, bom-bom, peperangan, tentara yang pergi berperang tapi pasangan gay? Tidak. Jadi gereja kami menggunakan kata-kata cermat selama tidak menggunakan kata berkat di dalam hubungan kami berdua.”
Uskup Ramsbury, Rt. Rev Stephen David Conway, yang seharusnya bisa meminta Coward untuk tetap selibat, sebuah permintaan yang akan ditolaknya. Di bawah hukum Gereja Inggris hanya memperbolehkan pasangan yang menikah dan pasangan yang sama jenis kelaminnya tidak bisa diperhitungkan sebagai pernikahan.
Coward mengatakan, “Saya punya keraguan yang besar apakah dia akan meminta saya hal tersebut karena hal itu pertanyaan yang sangat mengganggu, situasi ini sangat lucu dan berantakan. Apa yang diperbolehkan, sebagai pasangan, adalah apa yang telah terjadi dan tentu saja pelayanan pemberkatan tidak dilakukan. Tapi prakteknya, beberapa uskup tentu saja akan memberikan dukungannya ketika mengetahui bahwa mereka sudah tidur dalam satu ranjang.”
Coward mengatakan bahwa Egbele punya visa dua tahun sampai Juli tahun depan. Mereka telah mengajukan ke UK Border Agency menjadi satu keluarga. Hal itu akan memberikan Egbele kesempatan mempunyai tempat tinggal. Dalam empat tahun ke depan, Egbele akan menjadi warga British.
Seorang juru bicara dari Diocese of Salisbury mengkonfirmasikan bahwa mereka memperbolehkan kebaktian tersebut tapi menekankannya sebagai perayaan yang ‘berbeda’. Dia mengatakan, “Kebaktian Eucharistic merayakan ‘pertemanan’ dalam hal ini. Hal ini sangat berbeda dengan perayaan hubungan lainnya.”
Sumber : telegraph/lh3