Kamera Tidak Pernah Berbohong

Kata Alkitab / 15 August 2010

Kalangan Sendiri

Kamera Tidak Pernah Berbohong

Budhi Marpaung Official Writer
7054

Beberapa bulan lalu, gereja dimana saya menggembalakan mengadakan sebuah turnamen golf. Acara ini diadakan bukanlah untuk mencari siapakah yang terhebat diantara para anggota jemaat atau memperebutkan hadiah besar, namun ini semata-mata untuk pendanaan misi gereja.

Setiap orang yang ikut dalam kegiatan ini diminta kesediaannya memberikan donasinya. Puji Tuhan, tidak ada jemaat yang mempermasalahkan apa gereja kami lakukan.

Tibalah waktu turnamen. Ketika saya sampai di lokasi acara, ternyata sudah banyak berkumpul anggota gereja yang berpartisipasi. Saya pun menjabat tangan mereka satu per satu dengan penuh keramahan. Selang setengah jam, terdengar suara MC (Master of Ceremony) yang memberitahukan acara turnamen akan dimulai kurang dari satu menit.

Saya dan peserta turnamen golf yang lain pun mengangkat tas berisi stik golf yang sebelumnya sudah kami persiapkan dari rumah. Kami pun berjalan menuju lapangan tempat start memukul bola. Sesampainya disana, MC membacakan urutan orang yang akan memukul bola. Setelah selesai, peserta pertama turnamen golf ini pun maju menuju tempat mengawali memukul bola.

Singkatnya, tibalah waktu saya sebagai peserta terakhir melakukan pemukulan bola. Dengan percaya diri, saya mengambil stik dan berjalan lalu berdiri di samping bola yang akan saya pukulkan. Hanya dalam hitungan detik, saya pun akhirnya mengayunkan stik golf saya. Seperti peserta lain yang telah bermain sebelumnya, saya pun menyelesaikan pukulan saya dengan baik. Namun, yang menjadi terbaik pada pada turnamen tersebut bukanlah saya, tetapi anggota jemaat saya yang usianya 55 tahun.

Keesokan harinya, tiba-tiba datanglah seorang pria ke rumah saya. Saya pikir ia datang untuk konseling, tetapi saya salah. Ia ternyata datang untuk memberikan hasil fotonya kepada saya. Tanpa berpanjang lebar, ia pun mengeluarkan sebuah amplop coklat dari tasnya dan menyerahkannya kepada saya. Ketika saya buka, betapa kagetnya saya melihat kumpulan foto-foto dimana saya sedang bermain golf pada hari kemarin.

Bagi saya, foto-foto tersebut sungguh sangatlah lucu. Mengapa? Karena saya disana bukanlah seperti seorang pegolf profesional, tetapi lebih mirip seorang komedian. Saya pikir saya telah mengayunkan stik golf layaknya seorang Fred Couples, tetapi kamera fotografer ini memperlihatkan sebuah hal yang jujur bahwa ayunan golf saya seperti Moms Mabley. Lihat, Anda tidak bisa menipu kamera.

Mungkin saat ini kita berpikir kitalah manusia yang terhebat, tercerdas, dan terbaik dan orang lain ada di bawah kita. Namun, ketika kita membuka Alkitab yang tak lain adalah kamera Allah, kita akan tersadar bahwa semua anggapan kita itu salah. Kita ini tak lain adalah manusia tak sempurna, makhluk hidup yang berdosa yang mendapatkan kasih karunia Allah. Kita seharusnya di alam maut, namun oleh kasih Allah kita akhirnya masuk ke dalam kerajaan Allah.

Jadi kalau begitu atas dasar apakah kita menghakimi orang lain? Bukankah firman-Nya berkata hendaklah setiap orang menguji dirinya masing-masing? Biarlah hari ini kita melihat diri kita saja. Ingatlah, Allah telah memiliki gambaran kekal diri Anda dan saya dan itu tak pernah berbohong.

Sumber : cbn.com
Halaman :
1

Ikuti Kami