Artis musik rohani Amerika Serikat, Deborah Klassen, telah memberkati banyak orang dengan suaranya yang indah. Namun, sedikit dari para pengagumnya yang tahu bahwa dia adalah orang yang pernah mengalami banyak sakit hati. Berulangkali ia dilecehan, ditolak, alami takut yang luar biasa, depresi klinis (yang mengakibatkan ia harus tinggal sebuah rumah sakit jiwa selama enam-minggu), mengalami kerugian keuangan dan kekecewaan hubungan dan mimpi yang memudar. Belum cukup sampai disitu, ia harus menanggung rasa sakit melihat putra tunggalnya Ryan menjalani kehidupan yang mendekati ajal kematian karena penyakit dan sebuah kecelakaan mobil yang hampir fatal.
Pada usia tujuh Ryan selamat dari meningitis tulang belakang. Hanya tiga tahun kemudian, ia didiagnosis dengan kanker wajah yang langka dan agresif yang nantinya tidak hanya akan merusak wajahnya, tapi juga emosi dan semangat. Tidak lama setelah itu, Earl suaminya didiagnosis dengan kanker ginjal.
Ketika Ryan berusia 16 tahun, ia menjalani operasi yang 12 dan setengah jam untuk membentuk kembali wajahnya. Mereka benar-benar mengambil tengkoraknya terpisah.
"Jika Anda bertanya pada saya di awal pada tiap tahap perjalanan hidup saya apakah saya akan melaluinya, saya akan bilang tidak,"kata Deborah.
Oleh kasih karunia Allah, setiap tantangan mengajarinya lebih banyak cara untuk mematikan ke-aku-an dalam dirinya dan belajar mempercayai masa depannya kepada Kristus.
Maret 2003, Klassens merasa dipimpin Tuhan untuk meninggalkan negara mereka, Kanada dan pindah ke Chattanooga, Negara Bagian Tennesse, Amerika Serikat. Namun, tiga bulan kemudian ia menghadapi pukulan yang menyesakkan. Anaknya, Ryan mengalami tabrakan di jalan raya saat sedang mengemudikan Toyota Echo kecilnya. Peristiwa itu sangatlah mengerikan sehingga ia harus diangkat dengan helikopter ke unit darurat setempat. Sesampainya disana, Ryan langsung dimasukkan ke ruang operasi di bawah perawatan seorang ahli bedah yang cukup terkenal di wilayah tersebut.
Ada sedikit harapan akan kelangsungan hidupnya. Ryan mengalami cedera berat pada bagian kepala, caratoid arteri tubuhnya rusak parah, sebuah rahang bawah juga alami kerusakan parah, tulang rahang kiri patah, semua tulang di wajahnya patah, dan kedua lengan dan kakinya juga patah. Selama operasi dokter mengeluarkan limpa-nya, paru-parunya bocor dan penuh dengan darah, kandung empedunya rusak, dan hatinya robek.
Ryan alami koma, dadanya sudah dipenuhi oleh kabel-kabel dari mesin pernapasan dan pada hidungnya sudah dipasang kabel tabung oksigen. 13 hari kemudian, Ryan menjalani delapan operasi besar.
Dampak kondisi Ryan hampir membuat lemah harapan keluarga. "Ketika satu anggota keluarga sakit, itu mempengaruhi semua," kata Deborah. "Kami berada di sebuah negara baru bagi kami dan kami harus menjalani prosedur hukum dan medis yang sangat asing bagi kami. Hal ini tentunya membuat kami bertambah stres."
Pada akhirnya, tanpa asuransi kesehatan, Klassens harus membayar tagihan medis berjumlah lebih dari satu juta dolar Amerika Serikat. Parahnya, ketika itu mereka belum bisa bekerja karena belum mendapatkan visa untuk bekerja. Mereka berada dalam situasi putus asa dimana mereka percaya Allah, dan hanya Dia yang bisa memberikan pertolongan. Dan Dia melakukannya!
Saat dokter yang merawatnya memvonis Ryan akan segera mati dalam kenyataannya ia malah hidup. Bahkan ia dapat berjalan! Kesehatannya terus meningkat dan luka-lukanya mulai satu persatu hilang. Tidak ada kerusakan otak yang merusak keterampilan memproses Ryan.
Ryan adalah kesaksian hidup dari kesetiaan Allah dan kekuatan penyembuhan. Keluarga Klassens tetap teguh dengan iman mereka di dalam Allah melalui semua keadaan dan melalui berbagai macam emosi.
Hari ini, tagihan medis ekstensif Deborah dan keluarga benar-benar lunas berkat konser, hadiah dari teman-teman, kerja keras dan anugerah Allah. Deborah terus bernyanyi dan melayani di berbagai negeri di Amerika Serikat. Dia kini tinggal di Chattanooga, Negara Bagian Tennesse bersama suaminya, Earl, dan kedua anak mereka Ryan dan Andrea.
Discography
Beyond - 2006
Veil of Love – 2004
Legacy of Hope - 1998
Faithful and True -1995
Sumber : cbn.com