Brainwashing, Ancaman Bagi Manusia?

Psikologi / 6 July 2010

Kalangan Sendiri

Brainwashing, Ancaman Bagi Manusia?

Budhi Marpaung Official Writer
8653

Apa yang Anda ketahui tentang brainwashing? Sesuatu yang menakutkan kah atau hal yang biasa saja? Benarkah brainwashing hanya memberi dampak buruk kepada manusia? Sebelum membahas lebih lanjut, mungkin ada baiknya kita mengetahui definisi dari brainwashing.

Menurut situs Wikipedia, brainwashing adalah penerapan teknik memaksa untuk mengubah nilai-nilai dan keyakinan, persepsi dan penilaian, dan selanjutnya pola pikir dan perilaku dari satu orang atau lebih, biasanya untuk politik, tujuan keuangan, pribadi, atau agama. Dengan kata lain, brainwashing adalah teknik merayu menggunakan paksaan dimana orang yang di-brainwash secara tidak sadar melakukan apa yang telah diperintahkan kepadanya.

Keberhasilan brainwash sifatnya tidak lah instant. Diperlukan upaya sistematik dalam memformulasi cerita atau pemahaman baru dari sebuah kenyataan yang disuguhkan kepada orang dengan ciri-ciri internal (profil psikologis) tertentu sehingga sangat match antara  pemicu eksternal dan penentu internal. Dilihat dari karakteristik eksternal yang umum, Indonesia termasuk tempat yang tidak terlalu sulit untuk melakukan aksi brainwash. Peristiwa bom bunuh diri, kerusuhan massal, sampai demo anarkis yang pernah beberapa waktu kemarin terjadi di negeri ini membuktikan betapa mudahnya otak rakyat dijejali sesuatu oleh pihak-pihak tertentu.

Wajah ketidakadilan sosial, penindasan, kesenjangan ekonomi, taraf pendidikan rata-rata penduduk, rendahnya kepercayaan pada pemerintah, wilayah gerak yang sangat luas, perbedaan agama, suku, dan ras adalah beberapa karakteristik negara yang penduduknya mudah di-brainwash.

Mengenali Tabiat Brainwasher

Agar tidak menjadi korban “brainwashing”, sangat disarankan bagi Anda untuk membekali diri dengan pengetahuan yang cukup, khususnya mengenai tabiat dan gelagat orang-orang yang melakukan brainwashing. Mari kita mulai dari awal. Seorang brainwasher biasanya suka membuldoser konstruksi jati diri, pemahaman, dan hubungan sosial korbannya, seperti rumah tua yang dirobohkan untuk rencana pembangunan gedung baru.

Tentu ada banyak cara bagaimana proses pembuldoseran itu dilaksanakan. Misalnya, dengan mengeksploitasi berbagai kelemahan, kesalahan, kebodohan, dan ketidakberdayaan korban atau hal-hal negatif lainnya.

Seorang brainwasher biasanya juga sangat ahli dalam berkata-kata. Dengan ucapannya, ia bisa mengarahkan seseorang untuk mengikuti apa yang ia mau.

Siapa yang Paling Mudah Di-brainwash

Siapakah yang paling mudah kena brainwash? Dalam kehidupan sehari-hari tidak mudah untuk menjabarkan hal ini secara akurat dan definitif. Penjelasan di bawah hanya bisa dipakai petunjuk untuk mengantisipasi agar kita tidak mudah dijadikan incaran praktek brainwash untuk melakukan aksi brutal.

Jika mengacu ke istilah dalam psikologi, yang berpotensi kena di-brainwash adalah orang yang disebutnya dengan istilah mengalami mental illness, yang terjemahan kasarnya adalah penderita penyakit mental. Istilah ini memang agak sulit ditemukan definisinya yang pas dan bisa diterima di semua standar sosial dengan kriteria yang utuh. Secara umum, kita bisa menyebutnya abnormal.

Yang termasuk mudah terkena lagi adalah orang dengan kepribadian bermasalah (personality disorder). Bentuknya antara lain:

1.   Kemampuannya sangat rendah untuk mengatasi masalah secara baik, masa bodoh dengan akibat perilakunya, atau suka melakukan kenekatan yang gila

2.   Mudah meledak pada tingkatan yang sangat membahayakan (explosive)

3.   Diam-diam tapi menyimpan gejolak yang membayakan (passive-aggressive)

4.   Kaku, menyimpan dendam, dan sempit, dengan tuntutan yang kuat agar orang lain dan dunia ini harus berjalan sesuai ego-nya

5.   Punya masalah hubungan sosial, isolasi diri, sulit menerima perbedaan, atau toleransinya rendah

6.   Lainnya lagi adalah orang dengan tingkat protes atau sikap pemberontakan yang tinggi namun dalam taraf yang tidak sehat (patologis), ketahanan mentalnya rendah, mudah putus asa yang membuat dia sering berpikir “mati saja”.

Supaya Tidak Mudah Terkena Brainwash

Apa ada orang yang kebal terhadap brainwash orang lain? Secara teorinya, mungkin ini bisa dijawab secara tegas, yakni ‘iya ada’. Tapi, sekali lagi dalam praktiknya tidak begitu. Artinya semua orang memiliki potensi kena brainwash, terlepas ada yang mudah atau ada yang sulit.

Supaya kita tidak mudah terkena brainwash orang lain yang mengajak kita melakukan hal negatif, ada baiknya Anda melakukan beberapa hal di bawah ini:

Pertama, sebelum perasaan atau reaksi, berpedomanlah pada nilai-nilai personal, sosial atau universal yang sudah ditanam sejak kecil. Latihlah diri Anda untuk menjadikan ajaran, prinsip, atau nilai-nilai sebagai penggerak setiap tindakan Anda. Jangan terus menerus menuruti perasaan reaktif, pemahaman benar sendiri, atau kepentingan pribadi atau kelompok, meski ini terkadang tetap harus kita lakukan sebagai bukti bahwa kita bukan robot.

Kedua, berlatihlah menjadi orang yang toleran dan fleksibel. Jangan menganggap dengan kita menjadi keras dan anti toleransi itu menunjukkan bahwa kita adalah orang yang memiliki prinsip kuat atau saleh. Dengan menjadi toleran dan fleksbel menunjukkan bahwa pengetahuan agama Anda sangatlah dalam.

Ketiga, terbuka, tidak pernah fanatik terhadap pemikiran, konsep, sistem, atau paradigma berpikir yang lahir dari proses kreatif manusia. Kita hanya perlu fanatik pada nilai etika universal, semacam kejujuran, tanggungjawab, dan semisalnya, yang jumlahnya sedikit. Hasil proses kreatif manusia itu perlu kita gunakan sebagai referensi atau alat yang kita pilih untuk menghadapi keadaan tertentu yang bisa berubah kapan saja.

Keempat, memperkuat logika hidup, dalam arti gunakan otak secara kritis dan analitis. Ini hanya bisa dilatih ketika kita semakin tersambung hubungan kita dengan diri sendiri, misalnya kita tahu apa tujuan kita, jalur hidup kita, nilai-nilai kita, orang yang pas untuk kita, apa yang kita perjuangkan, masalah kita, dan seterusnya.  Jika kita blank terhadap diri sendiri, logika hidup kita gampang jebol atau gampang larut.

Kelima, berani mengatakan “TIDAK” pada ajakan, himbauan, saran, nasehat, pendekatan yang oleh akal sehat kita aneh, yang ciri-cirinya sudah kita singgung di muka.

Ciri Brainwash Yang Baik

Meski di berbagai literatur sudah dikatakan dengan jelas bahwa brainwash itu menggunakan teknik yang kurang etis dan manipulatif, tetapi dalam kenyataannya ada juga brainwash yang baik, yang tidak menggunakan cara-cara pemaksaan negatif dan manipulatif. Berikut ciri-ciri brainwash yang baik:

1. Memberi edukasi kepada kita. Edukasi berarti membuat kita menjadi diri sendiri dalam bentuk dan kualitas yang lebih bagus, bukan menghancurkan diri kita atau menjadikan kita sebagai korban ego-nya.

2. Menolang kita dengan maksud benar-benar untuk menolong. Misalnya, ia memanipulasi kita agar terjauh dari jeratan narkoba.

3. Mengembangkan kapasitas positif kita, misalnya ilmu, pengalaman, wawasan, dan seterusnya.

4. Mengajak kita mentaati perintah Tuhan, prinsip, atau nilai-nilai yang kebenarannya diterima akal sehat seluruh dunia dan bukan mengajak kita mengikuti ego, nafsu, ambisi pribadinya.   

Semoga artikel ini bermanfaat bagi kehidupan Anda dan Anda bisa terhindar dari praktik brainwashing negatif yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Tuhan Yesus memberkati.

Sumber : e-psikologi
Halaman :
1

Ikuti Kami