Membuat Keputusan Finansial

Investment / 2 July 2010

Kalangan Sendiri

Membuat Keputusan Finansial

Budhi Marpaung Official Writer
2604

Sebuah keputusan sangatlah mempengaruhi kehidupan manusia. Apabila diambil dengan penuh kebijaksanaan maka hasilnya pasti akan baik bagi kehidupannya, tetapi apabila itu diambil dengan gegabah maka hasilnya akan berdampak buruk baginya.

Salah satu kesalahan manusia yang gagal mencapai kesejahteraan di bumi ini adalah mereka tidak serius dalam mengatur finansial mereka sendiri. Bagaimana bisa mengetahui bahwa mereka tidak serius mengatur finansial mereka? Lihatlah bagaimana mereka membuat keputusan finansial sehari-hari.

Orang yang sukses selalu membuat keputusan finansial dengan baik. Ia lebih mempertimbangkan sisi rasional dibandingkan sisi emosional. Bukan ingin mengatakan pertimbangan sisi emosional tidak baik, tetapi bila ini kita terapkan saat mengatur keuangan hasilnya akan mengecewakan kita.

Sebagai contoh ketika Anda hendak membeli rumah, pilihan keputusan finansial yang tepat yang Anda ambil adalah membeli rumah yang sesuai dengan tujuan. Jangan sekali-kali membeli rumah hanya untuk memuaskan keinginan Anda sendiri. Bila ini Anda lakukan, bisa-bisa Anda mengalami kerugian yang sangat besar.

Kalau begitu, hal-hal apa yang perlu dipertimbangkan sebelum membuat keputusan finansial? Apakah hanya tujuan saja yang perlu diperhitungkan? Tentu saja tidak. Ada hal lain yang perlu Anda pikirkan ketika akan mengambil sebuah keputusan finansial di hidup Anda sendiri. Berikut hal lain yang dimaksud:

1. Budget. Setelah Anda telah menentukan tujuan, tentukan berapa budget yang disediakan untuk suatu keputusan keuangan. Ini adalah penting sebab banyak kalangan membeli barang tanpa perencanaan jelas tentang biaya yang dialokasikan. Mereka baru kebingungan setelah hal yang menjadi kebutuhan mereka justru belum terpenuhi. Keputusan finansial yang tidak mempertimbangkan faktor budget akan sangat membahayakan kehidupan Anda tidak hanya di masa depan, tetapi juga di saat-saat sekarang ini.

2. Purnajual dan dampak. Keputusan finansial yang tidak mempertimbangkan aspek purnajual dari suatu barang akan menimbulkan penyesalan. Perilaku finansial yang tepat adalah ketika aset yang dimiliki lebih bersifat produktif ketimbang konsumtif. Demikian juga halnya dengan pembelian barang. Jika barang tersebut sudah tidak memiliki nilai produktif, termasuk ketika dijual kembali, barang tersebut tergolong biaya semata.

Dampak keputusan terhadap kondisi keuangan secara menyeluruh jangan lepas dari pertimbangan Anda. Setiap keputusan finansial pada dasarnya berdampak positif atau negatif. Sering kali kita lupa bahwa suatu keputusan tidaklah berdiri sendiri. Ketika Anda membeli rumah secara kredit, misalnya, akan berpengaruh terhadap perilaku keuangan Anda dalam mengelola pengeluaran pada masa berikutnya, karena sebagian penghasilan akan dipakai untuk mencicil angsuran kredit.

3. Argumentasi rasional. Saat akan mengambil keputusan finansial, pikirkan dengan matang apakah ini adalah sesuatu yang tepat. Apakah keputusan itu sudah dengan argumentasi-argumentasi rasional ataukah hanya emosional. Semua pembelian yang hanya berdasarkan keinginan umumnya adalah berdasarkan emosional. Meskipun begitu, pembelian yang berbasis kebutuhan tidak selalu rasional.

Kendati keputusan finansial Anda sudah diyakini semata-mata untuk memenuhi kebutuhan, belum tentu memenuhi kriteria logis rasional. Oleh karena itu, cek sekali lagi, berapa persen aspek emosional terkandung di dalamnya.

Sebenarnya masih banyak faktor yang perlu dipertimbangkan sebelum membuat keputusan finansial. Temukan itu dalam kehidupan Anda dan catatlah dalam daftar pertimbangan. Dengan melakukan ini, Anda bisa menimbang-nimbang apakah keputusan Anda ini dapat dipertanggungjawabkan secara logika atau sekadar emosi belaka. Yang pasti, keputusan berdasarkan emosional biasanya akan lebih banyak mengeluarkan biaya ketimbang keputusan berdasarkan rasional. Pilihan kini berada di tangan Anda.

Sumber : Kompas Female
Halaman :
1

Ikuti Kami