3 Resiko Investasi Yang Paling Ditakuti

Investment / 24 June 2010

Kalangan Sendiri

3 Resiko Investasi Yang Paling Ditakuti

Lestari99 Official Writer
3437

Jika Anda bermaksud melakukan investasi, hal pertama yang Anda pikirkan pasti resikonya, apakah Anda berani menghadapi resiko itu atau tidak. Jika Anda memiliki uang, terkadang Anda bingung apakah akan menaruhnya di bank atau di tempat lain. Kalau ditaruh di bank Anda mungkin merasa aman. Tapi terkadang tawaran investasi di tempat lain seringkali cukup besar dan sangat menggoda.

Yang namanya investasi pasti ada resikonya. Biasanya ada tiga resiko yang paling ditakutkan orang ketika mereka berinvestasi:

1. Turunnya Nilai Investasi

Resiko yang paling ditakuti orang ketika berinvestasi adalah apakah uangnya akan hilang atau tidak. Yang namanya resiko pasti ada dalam setiap investasi. Hanya bedanya adalah ukuran resikonya. Ada produk investasi yang resikonya cukup besar, ada yang sedang, ada yang kecil.

Berapapun besar kerugian yang bersedia Anda tanggung, ingatlah, itu adalah bagian dari investasi, apakah 10, 30, 50 atau bahkan 100 persen. Jangan pernah mengharapkan Anda akan terus-menerus untung. Yang namanya rugi, sesekali harus Anda alami agar Anda bisa belajar.

2. Sulitnya Produk Investasi Itu Dijual

Resiko kedua yang paling ditakuti orang ketika berinvestasi adalah apakah produk investasi yang dibelinya itu mudah untuk dijual kembali atau tidak. Beberapa orang mungkin memilih emas karena dianggap mudah dijual kembali. Akan tetapi ada juga orang yang berinvestasi ke dalam mata uang dolar Amerika, dan dolar tersebut cepat-cepat dimasukkan ke bank. Ini karena nila dolar jika disimpan di lemari maka kondisi fisik dari kertas uangnya mungkin akan menurun, dan terkadang hal itu cukup menyulitkan bila suatu saat dolar itu hendak dijual kembali. Beberapa bank memang tidak mau membeli mata uang asing bila kondisi uang kertasnya robek, rusak atau kumal.

Produk investasi lain yang tidak selalu mudah untuk dijual kembali adalah barang-barang koleksi karena pasar pembeli barang-barang ini sangat spesifik. Seperti lukisan misalnya. Karena pasarnya sangat spesifik, tidak selalu mudah menjual lukisan. Tapi sekali terjual, bisa saja harganya sangat tinggi dan memberikan keuntungan yang lumayan bagi pihak yang menjualnya.

Oleh karena itu, sebelum Anda memutuskan untuk mulai berinvestasi, ketahui lebih dahulu seberapa mudahnyta produk investasi Anda dapat dijual kembali. Jangan sampai Anda berinvestasi tapi tidak bisa menjualnya karena barangnya memang sulit dijual.

3. Hasil Investasi Yang Diberikan Tidak Sebesar Kenaikan Harga Barang Dan Jasa

Kalau Anda berinvestasi di deposito yang memberikan bunga 10 persen setahun sedangkan dalam setahun harga barang dan jasa malah naik 15 persen, maka konsekuensinya hasil investasi yang didapat mungkin saja tidak bisa menyamai kenaikan harga barang dan jasa. Kalau hal itu terus Anda alami dari tahun ke tahun, maka Anda akan bangkrut. Hal ini seringkali terjadi bukan karena terlalu tingginya kenaikan harga barang dan jasa, tetapi karena produk yang dipilih itu sendiri belum tentu sesuai.

Untuk menghadapi resiko ini, jangan menutup diri Anda terhadap informasi. Pelajari produk-produk investasi lain yang mungkin Anda belum tahu, dan setelah itu cobalah masuk ke situ dengan mempertimbangkan segala konsekuensinya. Lama-kelamaan Anda pasti bisa mengatasi tingginya kenaikan harga barang dan jasa dengan berinvestasi pada produk yang memang berpotensi untuk bisa memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan harga barang.

Selamat berinvestasi!

Sumber : semuabisnis.com
Halaman :
1

Ikuti Kami