“Nothing great was ever achieved without enthusiasm.” Ralph Waldo Emerson
Kutipan tulisan di atas mengambil perhatian saya saat berkunjung ke blog pribadi Fida Abbott, penulis novel berjudul “Enthusiasm” yang baru saja diluncurkan penerbitannya pada tanggal 24 Pebruari 2010, dua bulan yang lalu. Ia juga adalah seorang Redaktur Pelaksana HOKI (Harian Online Kabar Indonesia) dan Direktur PMOH (Pelatihan Menulis Online HOKI).
Sudah cukup lama saya tertarik dan merencanakan untuk melakukan interview via email kepadanya sejak akhir tahun 2009 yang lalu yang akhirnya baru terealisasikan pada bulan April 2010 ini. .
Dari dua kali hasil wawancara yang terlaksana, akhirnya saya mengetahui bagaimana antusiasme dapat memainkan peran penting dalam hidupnya. Sebagai pembaca pun, saya dapat belajar dan memetik hikmah dari kisahnya. Berikut di bawah ini hasil wawancara saya bersama Fida Abbott:
Apa yang membuat Anda mengejar karir sebagai seorang “published author”?
Sebelum menjawab pertanyaan itu, saya lebih baik menjelaskan terlebih dahulu mengapa saya menulis. Saya suka menulis. Hal ini bertujuan bukan untuk sumber menghasilkan uang tetapi saya ingin mencurahkan pikiran, pandangan, perasaan, kreatifitas saya, dan sebagainya melalui tulisan. Selain itu saya juga senang berbagi melalui tulisan-tulisan saya sendiri. Mengetahui bahwa saya memiliki "sesuatu" dalam keterampilan menulis, dengan sentuhan dan kreatifitas, saya yakin dapat berkarya lebih dari sekedar hanya menulis di media-media online, yaitu menulis buku. Saya memulai dari sebuah karya yang sederhana, yaitu menulis sebuah e-book untuk anak-anak berjudul "What Prayers Does Mommy Teach Me?”. Putri bungsu saya telah memberikan inspirasi untuk menulisnya. Beberapa bulan kemudian saya meluncurkan sebuah e-book kumpulan puisi berjudul “Dancing in My World" yang disusul kemudian dengan buku memasak berseri “Amerindo Kitchen in Series”. Seri pertama berjudul “Fabulous Leftover Turkey” Dari tiga kreasi tersebut, saya merasa yakin akan dapat melakukan lebih daripada itu. Menulis Novel adalah langkah berikutnya. Selanjutnya saya akan menjawab pertanyaan Anda. Menjadi seorang “published author” adalah suatu impian, lebih daripada mengejarnya sebagai karier. Saya merasa puas setiap kali menyelesaikan suatu karya dan sangat senang apabila karya tersebut dapat dinikmati dan tidak hanya tersimpan di “flash disk” saja. Umumnya juga banyak orang berpikir bahwa berkarir identik dengan usaha menghasilkan uang yang lebih daripada sebelumnya. Saya sendiri tak menghasilkan banyak uang dari dua buah e-book dan buku memasak seri pertama karena memiliki tujuan untuk mendukung Cystic Fibrosis Foundation, Cancer Research Program, dan Unreached Children Program.
Apakah Anda memiliki misi dalam tulisan-tulisan dan karya-karya Anda?
Ya, tentu saja. Saya berharap para pembaca dapat menikmati, mengambil suatu pelajaran dan hikmah dari setiap cerita yang saya tulis, dapat memotivasi, memberikan inspirasi dalam kehidupan mereka. Juga untuk setiap penjualan buku atau e-book, sebagian revenue atau royalty akan digunakan untuk mendukung pemasaran buku-buku saya yang akhirnya digunakan juga untuk mendukung Cystic Fibrosis Foundation, Cancer Research Program, dan Unreached Children Program.
Mengapa Anda memilihnya?
Ada alasan-alasan mengapa saya memilih mereka. Pertama, saya ingin menunjukkan dukungan yang mendalam dan kasih kepada putra saya yang menderita Cystic Fibrosis, salah satu penyakit yang membawa kematian bagi anak-anak di Amerika Serikat dalam usia muda atau bahkan masih kanak-kanak. Sekecil apapun sumbangan tersebut, saya yakin akan dapat membantu yayasan CF untuk tetap menjalankan penelitian mereka terhadap penyakit yang mematikan ini dan akan membantu banyak anak-anak di dunia yang menderita penyakit ini, termasuk anak saya untuk hidup lebih lama. Kedua, saya punya keluarga dan teman-teman atau keluarga teman-teman saya yang pernah menderita kanker. Bahkan beberapa dari mereka telah meninggal dunia dan beberapa dari mereka tetap “survive”. Umumnya mereka adalah wanita. Saya yakin kanker adalah suatu penyakit yang paling menakutkan bagi mereka, termasuk saya. Saya akan sangat senang memiliki kesempatan untuk medukung program penelitian penyakit ini melalui tindakan-tindakan kecil yang telah saya lakukan. Ketiga, saya mencintai anak-anak. Saya pernah memberikan kursus belajar/ les gratis kepada dua orang anak dari dua keluarga yang sangat miskin di Indonesia. Saat ini usia mereka sudah menginjak dewasa. Dari sana hati saya telah tersentuh dan selalu ingin menemukan cara tersendiri meskipun kecil nilainya untuk membantu anak-anak yang berkekurangan, antara lain lewat Unreached Children Program yang misinya menjangkau pula anak-anak di Asia, termasuk Indonesia.
Seberapa sulit menjadi seorang “published author”?
Untuk menjadi seorang “published author” bukanlah hal yang mudah. Saya harus memiliki semangat dan disiplin waktu untuk mewujudkannya. Ini berarti ada banyak tantangan untuk menghadapinya.
Apakah Anda berpikir bahwa upaya pemasaran dari penerbit memainkan peranan penting untuk keberhasilan buku Anda?
Penerbit dan penulis harus bekerja sama memasarkan buku untuk memberikan hasil yang maksimal.
Dapatkan Anda menceritakan secara singkat tentang isi "Enthusiasm”?
“Enthusiasm” bercerita tentang perjalanan hidup saya dan bagaimana antusiasme memainkan peran penting dalam mengejar mimpi saya dalam dunia menulis—yang mana dalam hal ini bahasa Inggris sebagai bahasa kedua saya--di negara baru yang kini saya tinggal, yaitu Amerika Serikat. Di sini, saya menarasikan pengalaman pribadi, hubungan keluarga, dan inspirasi saya. “Enthusiasm” adalah refleksi dari kehidupan saya sendiri, bagaimana menghadapi hambatan, menangani kehidupan, memberikan inspirasi dan menyentuh sesama melalui tulisan-tulisan dan karya-karya saya. Melalui “Enthusiasm” pembaca akan hanyut melalui cerita-cerita di dalamnya yang penuh dengan bumbu-bumbu kehidupan. Dipenuhi dengan harapan dan inspirasi, kekuatan dan antusiasme, novel ini akan sangat menarik untuk dibaca bagi mereka yang masih ingin tetap dibakar antusiasmenya.
Penulis yang bagaimanakah yang Anda inginkan di masa depan, sebagai seorang penulis terbaik atau penulis terlaris?
Dari awal saya selalu berkeinginan untuk menginspirasi para pembaca. Jadi yang saya inginkan adalah menjadi seorang penulis yang memberikan inspirasi. Jika saya diharuskan memilih salah satu dari pilihan-pilihan tersebut, biarlah para pembaca yang akan memilihnya.
Pengalaman apa yang paling mengubah hidup Anda dalam menulis “Enthusiasm”?
Jawabannya adalah proses menulis “Enthusiasm” itu sendiri yang sangat berbeda dengan pada saat menyusun/ menulis tiga buah karya sebelumnya. Saya meluangkan begitu banyak waktu selama delapan bulan dalam menulisnya, merasakan menjadi seorang penulis yang sebenarnya, pikiran, tenaga dan emosi benar-benar terlibat, apalagi pada saat penulisan dialog. Selama masa tersebut, saya begitu antusias sekali untuk menulis dan menyelesaikannya meskipun tantangannya tidak sedikit. Sebagai ibu rumah tangga yang mengurus semua kebutuhan keluarga, bekerja dan melakukan aktifitas sukarelawan lainnya sangat menguras waktu, tenaga dan pikiran, sehingga tidak jarang saya hanya tidur sekitar empat jam saja selama masa penulisan tersebut agar saya memiliki waktu lebih untuk menulis. Terkadang saya meluangkan waktu beberapa jam tetapi tidak lebih dari dua buah halaman yang saya tulis karena lebih banyak membaca dan “searching” untuk melengkapi cerita. Kesabaran, kesungguhan dan ketekunan saya benar-benar diuji.
Rencana apa yang akan Anda lakukan setelah menulis “Enthusiasm”?
Saya akan menyelesaikan penulisan buku “Amerindo Kitchen in Series” jilid kedua yang sempat terlantar beberapa bulan dan berencana akan menulis novel kedua saya sambil mempersiapkan bahan-bahan penulisan untuk novel ketiga. Saya berharap juga di beberapa tahun mendatang akan menulis sebuah buku nonfiksi berbahasa Indonesia.
Dapatkah Anda memberikan beberapa saran bagi kaum wanita yang bercita-cita ingin menjadi seorang “published author” sebagai jalur karir menulis mereka?
Jika ingin menjadi seorang “published author” sebagai jalur karir menulis, jangan pernah berpikir bahwa Anda akan menghasilkan banyak uang. Saya tidak mengatakan bahwa Anda tidak boleh menghasilkan uang dari menulis tetapi maksud saya agar tidak meletakkannya di bagian atas daftar Anda sebagai karir jika ingin menjadi penulis hanya bertujuan untuk menghasilkan uang. Yang perlu diingat, ada banyak kompetisi di sekitar Anda, baik secara regional, nasional atau bahkan internasional. Diperlukan perjalanan panjang dan tidak mudah. Anda harus berusaha dengan serius untuk mewujudkannya. Menulis juga adalah suatu proses yang membutuhkan semangat. Anda tidak bisa menjadi seorang penulis yang cukup dikenal hanya dalam satu atau beberapa tahun saja, paling tidak memerlukan waktu lima hingga sepuluh tahun dari sejak Anda berkeinginan menjadi penulis dan mulai melakukan aksi untuk mewujudkannya. Sekarang pertanyaan saya: apakah Anda masih ingin menjadi seorang penulis sebagai karir?
Apa pesan yang ingin Anda sampaikan kepada para pembaca terutama kaum wanita dan ibu-ibu rumah tangga sehingga mereka dapat belajar dan mendapatkan manfaat dari buku Anda?
Siapapun Anda, ibu dengan seorang anak atau beberapa anak-anak, wanita “single parent” atau bahkan mereka yang masih belum menikah, jika Anda memiliki mimpi atau cita-cita, sadarilah bahwa hal tersebut hanya dapat tercapai dengan usaha besar dan antusiasme yang tinggi. Meskipun Anda tidak mengetahui hasil akhir, entah itu akan terwujud atau tidak, setidaknya Anda telah mencobanya dan selanjutnya ijinkan Tuhan melakukan pekerjaan berikutnya. Anda hanya sebagai pelaksana dan Tuhan yang menentukannya. Melalui cara ini, Anda akan membuat diri sendiri bahagia dan Anda tidak akan sedih ataupun kecewa jika nantinya tidak tampak hasil yang muncul, walaupun kecil. Tetapi yakinlah bahwa segala usaha yang dilakukan dengan kesungguhan akan selalu membuahkan hasil, meskipun hasilnya tidaklah sebesar yang diharapkan. Dengan membaca “Enthusiasm’, Anda akan belajar suatu proses antusiasme itu sendiri, bukan hanya merupakan tips saja tetapi sebuah cerita nyata dari pengalaman penulisnya.
Terima kasih atas kesedian waktunya. Suatu kehormatan telah diberikan kesempatan melakukan wawancara bersama dengan Anda. Saya berharap segera membaca novel Anda. Buku ini akan menjadi memorabilia persahabatan antara Anda dan saya. Anda puitis dan saya tidak. Tetapi kita berdua memiliki kesamaan, yaitu seorang wanita dan ibu. Saya akan belajar energi positif dan kebaikan hati Anda melalui “Enthusiasm”.
Terima kasih kembali, Viviana. Saya merasa terhormat mendapatkan kesempatan ini, juga terkesan dan merasa bersyukur memiliki seorang rekan pendukung di dunia maya yang tertarik untuk melakukan sebuah wawancara sehubungan dengan diterbitkannya
“Enthusiasm”, sebuah karya novel pertama saya. Kepada mereka yang tertarik ingin mengetahui lebih banyak tentang “Enthusiasm” ini, silahkan mengunjungi http://www.fidaabbott.com atau http://www.abbottsbooks.com.
Sebagai pelengkap di akhir wawancara ini, “Enthusiasm” akan hadir di berbagai pameran buku internasional, di antaranya: Book Expo America di New York (25-27 Mei 2010), Beijing International Book Fair (2-6 September 2010), Frankfurt International Book Fair (Oktober 6-10, 2010) dan London Book Fair 2011, juga pada pameran-pameran buku berskala nasional dan regional di AS. (*)