Ketika Salah Menilai
Kalangan Sendiri

Ketika Salah Menilai

Budhi Marpaung Official Writer
      5372
Kejadian 13:10
“Lalu Lot melayangkan pandangannya dan dilihatnyalah, bahwa seluruh lembah Yordan banyak airnya, seperti taman TUHAN, seperti tanah Mesir, sampai ke Zoar. Hal itu terjadi sebelum TUHAN memusnahkan Sodom dan Gomora.”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 129; 2 Korintus 2; 1 Samuel 24-25

Manusia adalah ciptaan tertinggi. Dibandingkan dengan ciptaan yang lain, manusia adalah makhluk rasional, makhluk yang berpikir. Dengan pikiran ia dapat membedakan yang baik dan yang jahat. Dengan pikiran pula, manusia menghujat dan membuat Penciptanya. Orang-orang yang mengagungkan rasio selalu berkata bahwa otak manusia adalah tuhan. Pikirnya otak adalah segala-galanya. Dengan otak, manusia dapat menyelesaikan problem kehidupan. Orang barat berkata, “God is my brain”, artinya “otak saya adalah Tuhan.”

Akan tetapi fakta berkata lain. Tidak semua yang dipikirkan manusia dengan otaknya yang cerdas selalu berhasil. Lot adalah bukti sejarah yang tak terbantahkan. Ketika Lot bersama Abram dan istrinya pindah dari Mesir ke tanah Negeb, mereka sangat kaya. Abram kaya, Lot juga demikian (ayat 2). Karena kekayaan yang melimpah itu, maka negeri itu tidak cukup bagi mereka. Maka terjadilah persoalan serius. Pertengkaran antara gembala Abram dan Lot tidak dapat dihindari. Bagaimana menjelasinya?

Alkitab menjelaskan, Abram memberi pilihan kepada Lot. Setelah menimbang-nimbang, akhirnya pilihan Lot jatuh di lembah Yordan. Tempat itu sungguh menjanjikan karena sangat subur dan banyak airnya. Selain itu, Alkitab menyebut lembah itu seperti taman TUHAN. Luar biasa ! Namun, firman Tuhan juga memberitahukan bahwa pilihan Lot ternyata keliru. Daerah itu dekat dengan Sodom dan Gomora yang akan dihancurkan oleh Tuhan. Bagaimana dengan Abram? Tuhan berjanji memberikan seluruh negeri yang dilihatnya kepada Abram dan keturunannya untuk selama-lamanya. Abram menjadi berkat. Lot justru bermasalah.

Penilaian manusia bisa keliru. Apa yang dinilai baik, benar dan berprospek, belum tentu seperti itu. Kita sangat berpotensi keliru dalam memberi penilaian apa pun terhadap sesuatu yang kita lihat. Penilaian manusia sebatas yang dapat dilihat. Namun, penyertaan dan pembelaan Tuhan adalah di atas segala-galanya. Tuhanlah yang membuat kita sukses untuk menjadi berkat. Bukan karena penilaian manusiawi yang kita miliki.

Tuhan adalah sumber segalanya, Dialah yang memberkati umat-Nya.

Sumber: Renungan Malam Agustus 2009

Ikuti Kami