Melek Finansial

Investment / 21 April 2010

Kalangan Sendiri

Melek Finansial

herzon michael rijkers Official Writer
3281
"Hati si pemalas penuh keinginan, tetapi sia-sia, sedangkan hati orang rajin diberi kelimpahan." (Amsal 13:4)

Berbicara tentang melek financial, tentu kita akan selalu ingat prinsip-prinsip yang diajarkan Robert T. Kiyosaki dalam bukunya yang super laris, Rich Dad Poor Dad. Menurut Kiyosaki, pandangan kita soal uang akan sangat menentukan apakah kita akan sukses atau tidak. Dalam buku tersebut Kiyosaki membandingkan cara pandang Ayah Kaya dan Ayah Miskin tentang uang.

 

Ayah Miskin berkata, "Aku tidak sanggup membiayainya."

Ayah Kaya berkata, "Bagaimana caranya agar aku sanggup membiayainya?"

Ayah Miskin berkata, "Meski sudah dihemat begitu rupa pengeluaranku masih saja banyak dan aku tidak punya uang untuk mencukupinya."

Ayah Kaya berkata,"Pengeluaranku memang banyak, tapi itu tidak ada artinya jika pemasukanku lebih banyak lagi."

Ayah Miskin berkata, "Belajarlah dengan giat agar kamu bisa bekerja di perusahaan yang baik." Ayah Kaya berkata, "Belajarlah dengan giat agar kamu bisa membeli perusahaan yang baik."

Ayah Miskin berkata, "Alasan mengapa Ayah tidak kaya adalah karena ada kalian, anak-anak." Ayah Kaya berkata, "Alasan mengapa Ayah harus kaya adalah karena ada kalian, anak-anak."

Ayah Miskin mewariskan rekening untuk dibayarkan oleh keluarganya.

Ayah Kaya mewariskan kekayaan bagi keluarga, badan amal, dan gereja.

Jika ingin menjadi orang yang diberkati, kita juga harus "melek finansial" atau memiliki cara pandang yang benar tentang keuangan. Bukan menjadikan uang itu segalanya, tapi melihat secara positif bahwa dengan uang yang kita miliki kita bisa melakukan hal-hal yang baik bagi diri sendiri, keluarga, sesama, maupun gereja. Lihatlah bahwa menjadi kaya atau menjadi miskin itu sangat dipengaruhi oleh filosofi kita tentang uang. Jika mengacu melalui prinsip Firman Tuhan, sama sekali tidak pernah disinggung menjadi kaya itu dosa dan menjadi miskin itu rohani. Oleh sebab itu jika kita bisa memilih, mengapa kita tidak saja memilih untuk menjadi kaya dan menjadi berkat bagi sesama?

Cara pandang kita soal uang, akan mempengaruhi kondisi keuangan kita.

Sumber : RH. Spirit
Halaman :
1

Ikuti Kami