Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
(II Korintus 9:7)
Seorang pemimpin komunis ingin melihat jiwa nasionalisme seorang rakyat di negaranya. "Jika Anda punya dua rumah, apakah Anda mau memberikan satu rumah kepada Negara?", tanya si pemimpin. Si rakyat menjawab,"Bersedia, Pak!". Si pemimpin bertanya lagi, "Jika Anda punya 2 ekor kuda, maukah Anda memberikan satu kuda untuk negara?". "Dengan senang hati, Pak!", jawab si rakyat dengan mantap. Agar lebih mantap lagi, si pemimpin bertanya untuk yang ketiga kalinya, "Jika Anda memiliki dua ekor ayam, apakah Anda mau memberikan yang satu ekor untuk Negara?". "Dengan tegas si rakyat menjawab,"Tidak, Pak!"
"Mengapa jawaban Anda berbeda dengan jawaban yang Anda berikan sebelumnya?", Tanya si pemimpin dengan heran. "Karena Saya tidak punya rumah dan tidak punya kuda, Pak. Saya tidak mungkin bisa memberi apa yang Saya tidak miliki. Jadi, Saya nyantai saja. Tapi, Saya benar-benar punya dua ekor ayam dan Saya tidak rela memberikan ayam Saya kepada Negara."
Mungkin kita merasa geli saat membaca ilustrasi tersebut. Mengapa kita geli? Barangkali karena cerita tersebut mirip kita. Bukankah seringkali kita "merasa" mau mempersembahkan apa saja untuk Tuhan, asal kita tidak memiliki apa yang kita ingin persembahkan itu. Saat kita tidak punya uang sering kali kita berdoa,"Ah Tuhan. Seandainya Saya punya uang yang banyak, tentu Saya akan memberi untuk pekerjaanMu." Pada saat kemudian kita memiliki uang yang banyak, apakah kita akan memberi untuk Tuhan? Barangkali ceritanya bakal berbeda! Itulah manusia! Kita ingin memberi dari apa yang tidak kita miliki. Ingatlah bahwa Tuhan menyelidiki isi hati kita. Oleh karena itu, mentalitas pelit perlu kita kikis habis. Hanya dengan cara itulah kita bisa diberkati Tuhan secara luar biasa. Jangan pelit dan jangan selalu membuat perhitungan dengan Tuhan. Milikilah hati yang suka memberi, dan lakukanlah dengan tulus. Mentalitas memberi sangat disukai oleh Tuhan, karena hal itu menunjukkan kemiripan kita dengan Bapa di surga yang notabene juga suka memberi! (terbit di RH Spirit-April 2009, K.)
Sumber : RH Spirit-April 2009