"Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam kita," (I Yohanes 4:17)
Sebagai anak-anak, kita semua bermimpi tentang kebahagiaan yang kekal. Ketika masih sangat kecil, seorang gadis kecil akan berangan-angan suatu hari nanti dimana ia akan dewasa, ia akan bertemu dengan seorang pangeran yang sedang menunggang kuda dan hidup bersama selamanya. Kita berpikir itulah kehidupan cinta yang akan terjadi dalam hidup kita. Ketika Anda memikirkan kasih yang sempurna, apakah yang ada dalam benak Anda? Sementara sebagian besar dari Anda mungkin mengatakan kehidupan Cinderella dan Pangeran Tampan; ketika saya berpikir tentang kasih yang sempurna, pikiran saya berpaling kepada Adam dan Hawa.
Jenis pilihan yang buruk bagi "kasih yang sempurna" menurut Anda, tetapi Adam dan Hawa yang paling dikenal karena satu kesalahan terburuk dalam sejarah masih menjadi pasangan yang pernah dibuat oleh Allah dalam arti harfiah dan spiritual. Allah membuat Hawa spesial hanya untuk Adam. Ia dibuat untuk dia dan dari dia. Hubungan mereka adalah hasil karya Allah dan walaupun mereka mengalami kejatuhan karena "buah pengetahuan", mereka justru menciptakan kehidupan bersama.
Sama seperti banyak kisah cinta yang ditampilkan hari ini, saya tidak pernah mengubah labu ke dalam kereta dan suami saya tidak pernah berlari di atas kuda putih untuk menyelamatkan saya dari beberapa ratu jahat. Tahukah Anda? itu tidak pernah terjadi dalam hidup saya. Walaupun begitu, saya tidak terlalu memperdulikannya. Saya bahagia ketika melihat suami saya sedang bermain dengan anak-anak saya, menggendong mereka di punggungnya. Bahkan sesuatu yang aneh bila saya tidak menyajikan lemon ice tea kepada pria yang saya cintai ini karena itu selalu saya lakukan ketika dia begitu lelah bermain dengan anak-anak kami.
Seperti layaknya pasangan suami istri yang lain, kami pun juga mengalami pertengkaran dan itu lebih dari sekali. Kami tidak pergi berdansa pada Jumat malam atau bangun setiap pagi untuk sarapan di tempat tidur. Ia mendengkur. Saya orangnya cerewet. Dia terlalu banyak memperhatikan olahraga dan saya terlalu banyak memperhatikan hal-hal terjadi dengan sekeliling kami. Namun, sementara kami berdua jauh dari sempurna, kami saling mencintai dengan sempurna. Allah menciptakan pernikahan kami dengan cara-Nya yang sempurna dan hanya Dia yang dapat melakukannya.
Allah memberitahu kita dalam 1 Yohanes 4:12, "Tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita." Jadi, walaupun Adam dan Hawa adalah lambang ketidaksempurnaan, walaupun Adam mungkin lupa untuk mengambil sampah dan Hawa mungkin lupa untuk mencuci daun sekarang dan kemudian, ketidaksempurnaan mereka dibuat sempurna dalam cinta mereka satu sama lain. Tidak peduli seberapa cacat mereka, perkawinan mereka diciptakan dalam kasih yang sempurna karena Allah yang menciptakan dan Dia berdiam di tengah-tengah mereka.
Janganlah menjadi stres apabila hidup tidaklah seindah dengan dongeng. Kisah cinta Anda, tidak peduli seberapa sederhana atau rumitnya, semua itu dirancang oleh Allah. Dia telah menyempurnakan itu. Dia telah menuliskan hal itu dalam perjalanan kehidupan Anda bahkan telah ditandatangani di salinan Anda. Dialah Penulis dan Pembuat Akhir. (Ibrani 12:2).
Bahagia selamanya tidak selalu datang dengan gaun bola dan kuda putih. Sebagian besar waktu, ia datang dengan keringat dan sebuah kendaraan yang kecil. Namun, itu tidaklah masalah karena jika berasal dari Allah maka kasih tersebut pasti sempurna dan tidak kurang.
Oleh: Brooke Keith. Brooke Keith tinggal di Georgia Utara bersama dengan suami, dan 3 anaknya yang luar biasa, yakni Alex, Brock dan Emily. Ia merupakan seorang penulis buku buku Kristiani untuk anak-anak.