Menghadapi Suami Bossy

Marriage / 2 December 2009

Kalangan Sendiri

Menghadapi Suami Bossy

Lestari99 Official Writer
11141

Kesetaraan peran antara pria dan wanita dalam kehidupan rumah tangga saat ini telah menjadi hal umum di era ini. Terima kasih untuk Ibu Kartini atas perjuangannya sehingga emansipasi dapat dinikmati setiap wanita Indonesia saat ini. Sehingga bukan hal aneh ketika Anda menemukan pasangan suami istri muda yang terlihat begitu santai. Sepertinya tidak ada strata di antara mereka.

Lalu bagaimana jika Anda ternyata tidak mengalaminya di dalam pernikahan Anda? Suami Anda cenderung penuh dengan tuntutan ini dan itu. Bagaimana cara menghadapinya agar tuntutan suami Anda tidak menjadi ‘bom waktu' yang bisa menghancurkan pernikahan Anda sewaktu-waktu? Berikut alasan-alasan yang tersimpan di balik sikap seorang suami penuntut:

Tak Rela dan Kurang Percaya

Tuti Indra Fauziansyah, psikolog dari Iradat Consulting memberikan pandangannya akan sikap suami yang seperti ini. Menurutnya suami yang cenderung menuntut istrinya atau tampaknya baik hati memperbolehkan istrinya melakukan hobi atau kesenangannya namun dengan sejumlah syarat, justru merupakan gambaran suami yang sebenarnya tidak rela istrinya melakukan segala keinginannya dengan bebas.

Suami yang banyak menuntut juga memiliki kecenderungan bahwa sebenarnya ia belum memiliki kepercayaan yang penuh terhadap istrinya. Meskipun mendapatkan izin, tapi Anda tidak dapat berkarier atau bergaul dengan bebas.

Antara Perfeksionis dan Egois

Hobi menuntut pada seorang suami berhubungan erat dengan keenderungan male chauvinism, yaitu keinginan seorang pria untuk terlihat ‘lebih' dari seorang wanita. Kecenderungan ini pada umumnya dimiliki oleh setiap pria tapi kadarnya berbeda-beda.

Kecenderungan sifat penuntut pada seorang pria bisa juga disebabkan karena pola asuh yang diterimanya dari keluarga asal. Misalnya saja sejak kecil suami Anda terbiasa memikul tanggung jawab, seperti bertanggungjawab terhadap adik-adiknya.

Suami yang suka menuntut bukan berarti tipe suami perfeksionis. Pria tipe perfeksionis biasanya menginginkan segala sesuatunya sempurna, baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Namun pria penuntut hanya memberlakukan standar itu terhadap orang lain, termasuk istrinya. Karena itu pria penuntut cenderung tergolong egois karena sifatnya yang selalu minta dihargai ‘lebih' dari istrinya dan membuatnya lebih memikirkan kepentingan diri sendiri, bukan orang lain.

Mengalah Bukan Solusi

Mengalah bukanlah solusi yang bisa Anda ambil. Karena dalam menghadapi suami penuntut, tak jarang seorang istri mengambil jalan pasrah dan mengalah. Padahal, kalau Anda terlalu sering mengalah dan pasrah di tengah tuntutan suami yang terus berjalan - dan biasanya cenderung kian meningkat - pernikahan Anda bisa-bisa berada dalam bahaya nantinya.

Tentu saja Anda pasti tidak menginginkan hal itu sampai terjadi. Oleh karena itu, sejak dini Anda perlu memberikan koreksi terhadap tuntutan suami dengan cara yang dapat diterima oleh suami Anda tentunya. Jika tuntutan suami terasa memberatkan, ungkapkan kepada suami sejak awal bukannya mengomel belakangan.

Namun sebelum Anda mengoreksi tuntutan suami Anda, Anda pun perlu melakukan introspeksi terlebih dahulu, apakah tuntutan suami itu cukup masuk di akal dan memiliki kebenaran. Intinya, jangan terlalu naif menanggapi tuntutan suami. Tidak ada kebaikan yang akan Anda peroleh jika Anda sendiri sebagai istri kelelahan dan tertekan.

Satu hal penting yang harus Anda terapkan dalam kehidupan pernikahan Anda adalah berjalan dalam koridor kebenaran Firman Tuhan. Menghormati dan menghargai suami adalah hal mutlak yang harus Anda lakukan sebagai istri dan mengasihi serta menghargai Anda adalah hal mutlak yang harus suami Anda lakukan. Jika kebenaran ini diterapkan dalam kehidupan pernikahan, fondasi pernikahan yang kuat berlandaskan Kristus pun akan Anda nikmati dalam kehidupan pernikahan Anda.

Sumber : femina-online.com
Halaman :
1

Ikuti Kami