Saingan dan Persaingan
Tammy Official Writer
Terdapat perbedaan antara arti saingan dengan musuh. Saingan itu adalah seseorang yang akan menggerakkan dan membuat Anda bergerak maju, sedangkan musuh adalah orang yang akan berusaha dan membuat Anda bergerak mundur. Jadi saingan sifatnya positif sedangkan musuh sifatnya negatif.
Apapun juga kondisi Anda saat ini, selalu kita semua akan menghadapi yang namanya saingan dan persaingan. Ya, suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, sadar atau tidak sadar. Hal yang terpenting adalah cara pandang dan respon kita terhadap saingan dan persaingan.
Setidaknya ada sejumlah hal yang perlu kita ingat mengenai saingan dan persaingan, terlepas dari apapun yang sedang kita hadapi saat ini:
1. Mengejar kasih. Mengapa demikian? Jadikan kasih sebagai dasar dari apapun yang Anda lakukan. Kita akan selalu memiliki saingan-saingan dan menghadapi persaingan (dalam bentuk apapun). Saat kita memiliki kasih, maka cara kita menghadapi saingan kita akan berbeda jauh dengan saat kita tidak memiliki kasih.
2. Mengusahakan untuk memperoleh karunia nubuatan. Mengapa kita harus mengusahakan dan memperoleh karunia nubuatan? Dalam hidup kita, kita membutuhkan tuntunan Tuhan untuk membuat apapun yang kita lakukan berhasil. Kita membutuhkan tuntunan Tuhan dalam apapun yang kita hadapi, termasuk dan terutama dalam menghadapi saingan dan persaingan.
3. Mengejar keadilan. Apa kaitannya mengejar keadilan dengan saingan dan persaingan? Banyak sekali. Dalam menghadapi persaingan bila Anda tidak bisa bersikap adil dan memelihara keadilan, akan sulit bagi Anda dalam memandang diri Anda/perusahaan Anda dalam perspektif yang tepat, apalagi untuk Anda memandang diri saingan Anda.
4. Mengejar ibadah. Apa kaitannya mengejar ibadah dengan saingan dan persaingan? Segalanya! Ibadah bukan berarti hanya meluangkan waktu seminggu sekali ke gereja. Ibadah bukan berarti hanya ikut persekutuan. Ibadah bukan berarti hanya saat teduh, doa, dan memuji serta menyembah Tuhan, baik pribadi maupun kelompok.
Semua yang sudah saya sebutkan merupakan sebagian dari bentuk ibadah. Tetapi ibadah yang saya maksudkan merupakan suatu bentuk integral dari setiap aspek hidup kita dan mengarah kepada Tuhan.
5. Mengejar kesetiaan. Dalam persaingan mungkin Anda tidak langsung mendapatkan hal yang Anda inginkan dengan mudah dan juga mungkin Anda baru mendapatkan hal-hal yang kecil yang Anda inginkan. Jaga kesetiaan!
6. Mengejar kesabaran. Dalam menghadapi saingan dan persaingan dalam bentuk apapun, biasanya dibutuhkan waktu yang relatif lama. Oleh karena itu faktor kesabaran ini menjadi sangat penting. Banyak orang ingin hal yang instan, ingin hal yang mudah, tidak sabar, dan akhirnya berakhir tragis. Sabarlah!
7. Mengejar kelembutan. Lembut berarti tidak keras. Tidak keras artinya lentur. Kelembutan artinya mudah dibentuk. Menghadapi persaingan Anda perlu menjadi fleksibel. Ada memang hal-hal yang secara prinsip harus Anda pegang, tetapi ada hal-hal lain yang tidak prinsip yang di dalamnya Anda perlu fleksibel. Di sinilah pentingnya kelembutan.
8. Mengejar damai. Persaingan yang tidak sehat dapat mengarah pada permusuhan dan saling menjatuhkan satu dengan lainnya. Saat saling menjatuhkan sebenarnya semua pihak telah menjadi pihak yang kalah. Dengan mengejar damai dengan semua pihak, kita mengusahakan kemenangan bagi setiap orang.
9. Memilih orang yang tepat untuk menjadi rival kita. Rival kita sebaiknya:
- Orang yang memiliki hati yang murni.
- Orang yang terbaik di bidangnya.
10. Mengejar kekudusan. Jangan melakukan hal-hal yang kotor dan menghalalkan segala cara untuk memenangkan persaingan. Bisa saja saat itu Anda menang, tapi saya yakin tidak untuk waktu yang lama.
Di atas semua bentuk persaingan yang kita alami saat ini, hendaklah kita juga ingat kita semua tanpa terkecuali juga memiliki satu bentuk persaingan lagi: pertandingan iman yang benar untuk merebut hidup yang kekal.
1 Timotius 6:12: Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi.
Semoga kita semua dapat menjadi seperti Paulus yang dapat berkata dengan yakin:
2 Timotius 4:7: Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sumber : Archangela
Halaman :
1