William, Membuat Perubahan Dengan Angin

Nasional / 6 October 2009

Kalangan Sendiri

William, Membuat Perubahan Dengan Angin

Puji Astuti Official Writer
4118

William Kamkwamba memiliki mimpi bisa menyediakan listrik untuk desanya dengan satu-satunya sumber daya yang tersedia dengan bebas untuknya.

William tinggal di Malawi, sebuah tempat dimana terjadi sebuah kekeringan terburuk pada tujuh tahun lalu yang membunuh ribuan orang. Keluarganya dan juga penduduk desa lainnya berhasil bertahan hidup dengan hanya makan satu kali sehari. Tanah merah di desanya, Masitala kering dan membuat ayahnya yang adalah seorang petani tidak memiliki pemasukan. Namun ditengah segala kekurangan itu, William  tahu masih ada satu hal yang masih melimpah, "angin".

"Aku ingin melakukan sesuatu untuk membantu dan mengubah keadaan," ungkap William. "Lalu aku berkata kepada diriku sendiri, 'Jika mereka dapat menghasilkan listrik dari angin, aku bisa mencoba juga.'"

William yang sudah tidak bersekolah karena tidak bisa membayar sekolah sebesar 80 $ menghabiskan waktunya di perpustakaan. Disana ada sebuah buku yang membuatnya terpikat. Sebuah buku dengan gambar kincir angin.

"Saya pikir, hal ini ada dalam buku ini, itu berarti orang lain berhasil membangun mesin ini."

Dengan bersenjata buku tersebut, bocah berumur 14 tahun itu mencari berbagai benda yang bisa dia gunakan untuk kincir angina. Dia mencari spare part sepeda, pipa plastic, dan aki bekas. Setelah itu William mendirikan sebuah menara dari potongan kayu pohon karet.

"Semua orang tertawa ketika aku memberitahu mereka bahwa aku membangun kincir angin. Mereka pikir saya gila," katanya. "Lalu aku mulai mengatakan kepada mereka Aku hanya bermain dengan benda-benda ini.Lalu itu terdengar lebih normal."

Tapi itu pada tahun 2002. Sekarang William memiliki lima kincir angin setinggi 37 kaki. Ia membangun salah satunya di dekat sekolah dimana ia mengajar kelas "membangun kincir angin."

Kincir angin buatan William menghasilkan listrik dan juga menjadi pompa air di desanya, sebuah tempat di sebelah utara ibukota Lilongwe. Kini tetangganya secara rutin datang kerumahnya untuk mengisi daya baterai ponsel mereka atau sekedar mampir untuk mendengarkan musik dari radio.

"Dulu semua orang menganggapnya gila, bahkan ibuku, "demikian cerita kakak perempuan William, Doris Kamkwamba. Namun William gigih dan tidak berhenti hanya karena cemoohan semua orang. Dengan berdiam diri, dia memasang baut demi baut, potongan demi potongan, hingga akhirnya kincir angirnya membuahkan hasil.

"Aku ingin menyelesaikannya hanya untuk membuktikan bahwa mereka salah," demikian William menceritakan apa yang memotivasinya. "Saya tahu orang-orang akan kemudian berhenti berpikir saya gila."

William kini berusia 22 tahun dan menjadi seorang mahasiswa di Akademi Kepemimpinan Afrika, sebuah sekolah elit di Afrika Selatan. Hal ini terjadi karena ada seorang dermawan yang memberikan beasiswa kepadanya.

Cerita William bukan hanya mengubah desa dan negaranya, namun juga menjadi motivasi bagi banyak anak muda diberbagai belahan dunia. Mantan Wakil Presiden Amerika Al Gore yang juga aktifis global warming bertepuk tangan atas karyanya.

Seorang mantan jurnalis dari Associated Press, Bryan Mealer khusus datang ke Afrika untuk meliput apa yang ia lakukan dan menjadikannya sebuah buku yang berjudul "The Boy Who Harnessed the Wind," buku ini baru dirilis pada minggu lalu.

Untuk memberi dampak positif, Anda tidak perlu melakukan sesuatu yang besar. Mulai dari sebuah mimpi, melangkah dengan apa yang bisa Anda lakukan, dan tanpa Anda sadari apa yang Anda lakukan telah mengubah hidup banyak orang.

Sumber : CNN
Halaman :
1

Ikuti Kami