Dilepaskan dari Kebiasaan Masturbasi

Family / 5 October 2009

Kalangan Sendiri

Dilepaskan dari Kebiasaan Masturbasi

Budhi Marpaung Official Writer
11669

Masa muda menjadi masa yang indah bagi kebanyakan remaja pada umumnya, namun tidak bagi Yohanki, suatu kebiasaan buruk telah merenggut masa remajanya menjadi kelam.

"Nama saya Yohanki, biasa dipanggil Yoyo. Penyebab saya terikat sama kenikmatan seks itu waktu 2 SMP. Waktu itu saya lagi baca komik di kamar dengan posisi tengkurap di kamar dan gak sengaja memang saya tergesek-gesek dan akhirnya ejakulasi. Dari situ, saya gak ngerti itu apaan, tapi besoknya waktu di sekolah, ngobrol sama teman-teman, ceritain pengalaman itu dan teman-teman ngasih tahu itu onani. Saya pikir, "oh, saya berpikir teman-teman saya melakukannya, menurut saya enak dan teman-teman ngelakuin, jadi saya lanjutin" ujar Yohanki mengawali kesaksiannya.

Setiap melakukan onani, yang Yoyo pikirkan hanyalah kenikmatan. Bahkan demi mendapatkan hal itu, ia melakukannya 3 kali sehari selama seminggu penuh. Ia sadar bahwa dirinya sudah tidak normal lagi.

Dalam hatinya yang terpenjara oleh nafsu, ada jeritan ingin lepas dari kebiasaan buruk yang membuat Yoyo tidak dapat mengendalikan dirinya. Pernah suatu kali, ia dengan tekad yang besar membawa komiknya keluar rumah dan berjalan mencari sebuah tempat yang sepi. Disana, dia membuang seluruh komiknya agar pikirannya tidak terus berpikiran kotor. Tetapi, hal itu tidak berlangsung lama, beberapa hari kemudian Yoyo kembali lagi mencari komiknya yang pernah dibuangnya.  

Kenikmatan sesaat yang dirasakannya itu telah mengambil alih hidupnya. Yoyo bahkan melakukan kebiasaanya itu dimana saja. Ia seperti tidak punya kekuatan untuk menghentikan kebiasaan buruknya itu.

Tidak puas dengan gambar-gambar vulgar yang maya, Yoyo pun mencari sosok yang nyata hingga wanita baginya hanyalah sebuah objek untuk bisa berfantasi. Seorang pacar baginya adalah pemuas pikirannya yang telah kacau.

Dalam satu kencan, ia pernah membawa pacarnya jalan keluar dengan mobil yang dikendarai oleh seorang supir pribadi. Di tengah perjalanan, ia menyuruh supirnya untuk berhenti di suatu tempat dimana tidak ada satu pun di sana. Setelah berhenti, Yoyo pun meminta supirnya untuk pergi, hanya tinggal dirinya dan sang pacar. Di suasana yang begitu sepi itu, Yoyo mulai melakukan aksinya, dengan rayuan dan pandangan-pandangan nakal, dia mulai menggoda sang kekasih. Tetapi, itu semua dia lakukan hanya agar bisa berfantasi saja, tidak lebih.

Yoyo tak pernah tahu kemana ia harus pergi mencari pertolongan. Semua jalan seakan tertutup. Bahkan orang tuanya pun tak dapat menjadi sumber jawaban bagi dirinya. Keributan yang kerap ia lihat antara ayah dan ibunya menjadikan dia begitu frustasi dan menjadikan dirinya seorang pemberontak. Namun, di saat-saat seperti itu, keinginan untuk keluar dari dosa seksual malah tumbuh kembali di hatinya. Akan tetapi, dia bingung karena tidak ada seorang pun yang bisa diminta pertolongan.

Saat ia sudah merasa putus asa mencari orang yang bisa membantunya keluar dari lembah dosa yang mengikatnya, sebuah pintu terang memberikan pengharapan bagi dirinya. Seorang temannya mengajak Yoyo untuk mengikuti sebuah pertemuan di sekolah. Pertemuan itu menjadi titik balik kehidupannya. Kesaksian demi kesaksian yang ia dengar begitu menginspirasi dirinya dan membawanya mengambil keputusan untuk menerima Tuhan sebagai juruselamat pribadi. Ia percaya hanya Yesus yang dapat melepaskannya dari kebiasaan onaninya dan puji Tuhan, keyakinannya tidak salah.

Pikiran dan keinginan seksualnya yang dulu tinggi mulai hilang dan terkubur dengan pikiran-pikiran positif dan hati yang dipenuhi oleh roh kudus. Hidupnya telah benar-benar berubah.

Tidak puas hanya terlepas dari belenggu dosa yang mengikatnya, ia juga membawa teman-temannya untuk mengenal kasih Yesus lebih dalam lagi. Ia ingin menjadi teladan bagi orang-orang yang dibimbingnya.

Tuhan Yesus adalah pribadi yang begitu luar bagi Yoyo. Dia sangat mengucap syukur karena Tuhan Yesus telah mengubah kehidupannya. Tidak hanya itu, pemulihan keluarga yang ia rasakan saat ini pun, itu semua adalah karena campur tangan Tuhan Yesus. Bagi Yoyo, Tuhan Yesus itu baik. (Kisah ini ditayangkan 05 Oktober 2009 dalam acara Solusi Life di O'Channel).

Sumber Kesaksian:
Yohanki
Sumber : V091007110356
Halaman :
1

Ikuti Kami