Menangkan Perang Budaya!

Kata Alkitab / 2 October 2009

Kalangan Sendiri

Menangkan Perang Budaya!

Tammy Official Writer
4563
Kompetisi terbesar untuk jiwa manusia dari masyarakat tidak datang dari iblis tetapi dari budaya.

Matius 13:33 Dan Ia menceriterakan perumpamaan ini juga kepada mereka: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya."

Kisah 2 KOTA
Di dalam Kitab Wahyu dikisahkan tentang 2 kota: Yerusalem Baru Vs Misteri Babel. Kalau kita perhatikan dari ke-2 kota ini ada suatu kesamaan.
Dalam Wahyu 21:26 dikatakan bahwa kekayaan dan hormat atau kemuliaan bangsa-bangsa akan dibawa ke Kota Yerusalem Baru. Artinya : pencapaian umat manusia selama ini tidak akan dibuang begitu saja, tetapi semuanya itu akan ditebus -diperdamaikan dengan Tuhan, dikembalikan kepada nilainya yang sebenarnya kemudian dibawa masuk ke Yerusalem Baru. Apa itu "pencapaian umat manusia?" Kebudayaan!

Hal yang menarik dengan kota ke-2 yaitu Babel adalah walaupun bangsa-bangsa yang dominan di dunia silih berganti tetapi pengaruh kebudayaan Babel tetap bisa ditelusuri (Daniel 2:31-33; 4:15). Dari kisah tentang 2 kota ini kita bisa mengambil kesimpulan: kebudayaan itu sangat kuat pengaruhnya. Budaya bisa mempengaruhi dan membentuk masyarakat selama ribuan tahun. Itu sebabnya kompetitor terbesar dari gereja bukan iblis tapi budaya.

Seringkali gereja sibuk mengusir setan bahkan ketika setan sebenarnya sedang tidak bekerja. Tetapi kalau kita membaca dalam perumpamaan tentang 4 jenis tanah, Setan hanya ditemukan dalam 1 jenis tanah: tanah di pinggir jalan. Jadi pengaruh terbesar sebenarnya justru pada budaya, bukan setan. Ini bukan berarti bahwa setan tidak punya pengaruh pada budaya, tetapi setan tidak punya kuasa untuk mengarahkan kehendak manusia.

Win Culture WarKompetisi terbesar untuk jiwa manusia dari masyarakat tidak datang dari iblis tetapi dari budaya. Kalau Setan bisa mengeluarkan kita dari kebudayaan maka kita tidak akan pergi keluar dan menjadi garam serta terang. Kita akan mengisolasi diri. Itu sebabnya Yesus katakan kalau garam kehilangan asinnya -kalau gereja sudah tidak relevan lagi- garam tsb tidak ada gunanya lagi. Kecuali diinjak-injak orang -artinya tidak dihormati. Dan akhirnya dibuang keluar.

POLA KESELAMATAN
Sedihnya, di kalangan gereja ada orang-orang agamawi yang menentang konsep "Kristus dalam Kebudayaan." Padahal pola keselamatan bukan kita menolak budaya tetapi kita masuk/penetrasi ke dalam kebudayaan.

Inkarnasi : Allah mengambil Firman, memberikan-Nya tubuh dan kemudian melakukan penetrasi kepada kebudayaan manusia (Yoh.1:1-4;14). Itu sebabnya dalam Yohanes 17 doa Yesus bukan "ambil mereka dari dunia ini" tapi "lindungi mereka," kemudian kirimkan mereka ke seluruh dunia. "Markus 16:15 "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk..." Kata "dunia" di sini adalah "cosmos" yaitu tatanan sosial masyarakat.

Apa yang Tuhan lakukan dengan Saudara? Menaruh Firman di dalam hati Saudara -memberi tubuh pada Firman tersebut- kemudian mengutus Saudara ke dalam kebudayaan untuk mengubahkannya! Para pencetak sejarah dan pengguncang dunia di dalam Alkitab adalah orang-orang yang melakukan penetrasi ke dalam kebudayaan :

Daniel dididik dalam budaya Kasdim, bergerak dalam budaya tetapi tetap mempertahankan disiplin rohaninya. Dia melindungi dirinya dengan hubungannya dengan Tuhan: doa, puasa, mempelajari Firman.

Musa dalam KPR 7:22 dididik dalam segala hikmat orang Mesir. Tuhan memakainya untuk mengorganisir jutaan orang dan mendirikan suatu bangsa. Yesus dijuluki "seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa" -Mat. 11;19. Tetapi setiap orang yang Dia temui mengalami transformasi dan pada gilirannya mentransformasi kotanya, seperti Zakheus, Wanita di Sumur Yakub, murid-murid-Nya dsb.

Jadi Kristus dalam budaya itu bukan pergi ke dunia kemudian pesta pora seperti orang dunia. Tetapi membawa kehidupan Tuhan di dalam diri Saudara, karena tubuhmu adalah Bait Suci-Nya Tuhan. Dan terang yang ada dalam diri Saudara bukan hanya mengiluminasi pikiran Saudara tetapi juga setiap orang yang Saudara jamah. Kristus dalam budaya : kita ada di sini untuk memperdamaikan dunia, menebus dunia dan mengembalikannya kepada Tuhan.

Yesus telah mengalahkan setan di atas kayu salib, LET'S WIN THE CULTURE WAR.

Sumber : gpdi-lippocikarang.com
Halaman :
1

Ikuti Kami