Sekotak Coklat Untuk Bapa

Kata Alkitab / 1 October 2009

Kalangan Sendiri

Sekotak Coklat Untuk Bapa

Puji Astuti Official Writer
4887

Setiap insan, laki-laki atau perempuan, tua maupun muda, baik yang kaya maupun yang berkekurangan, yang berhati baik atau bertabiat jahat, semua diberikan hitungan waktu yang sama oleh Tuhan, 86.400 detik, 1.440 menit, 24 jam dalam sehari. Sehebat apapun seseorang dan betapapun kayanya dia, tak akan dapat memutar waktu untuk kembali ke masa lalu. Maka dari itu, berhikmatlah dalam menjalani waktu yang sekarang, karena selanjutnya hanya tersisa masa lalu yang disyukuri, atau mungkin akan disesali. Kematian adalah batasan dari kesempatan, kesempatan adalah perihal waktu, dan waktu adalah pilihan-pilihan yang dibayangi oleh impian nafsu.

Kehendak bebas pemberian Tuhan yang ada dalam diri tiap-tiap orang, hendaklah jangan menjadi dalih untuk memenjarakan amanat Tuhan, lalu mematahkan kunci dari pintu hawa nafsu yang bahkan sengaja dibuka selebar-lebarnya.

Tangan Tuhan itu sesungguhnya terlalu suci, jika hanya untuk mengangkat tubuh-tubuh yang melacurkan diri di sepanjang keberadaannya. Mata Tuhan terlalu indah, jika hanya untuk melihat begitu banyak hawa nafsu yang terlampiaskan, dan telinga Tuhan sesungguhnya terlalu lembut untuk mendengarkan berjuta riuh caci dan kutuk. Tetapi begitulah Tuhan, hati-Nya bahkan terlalu lapang untuk dapat menyembunyikan kasih. Sehingga, siapapun yang datang pada-Nya, bagaimanapun hancur dan tak pantasnya, namun di hadapan-Nya, dia adalah harta yang tak ternilai bagi-Nya.

Karena itulah, kedatanganmu sederhananya adalah soal perwujudan waktu. Ketahuilah bahwa kematian yang sia-sia, adalah hasil dari sebuah penundaan akan kesempatan di masa lalu. Jadi putuskanlah, detik ini, di menit ini, ataupun menunggu esok hari, engkau segera menuntaskan persoalan waktu yang sesungguhnya kau ciptakan sendiri. Namun sebelum itu, pastikan engkau telah mempersiapkan satu bingkisan penting. Bingkisan berupa sekotak ‘coklat' untuk Bapa, sebagai perlambang pahit dan manisnya waktu-waktu yang telah kau jalani, juga perlambang tercampurnya warna hitam dan putih dari kehendak bebas yang telah kau pilih selama ini. Yakinlah, Bapa akan menerimanya, lalu menukar pemberianmu dengan kasih, yang merupakan kunci untuk memperoleh kemurahan hati-Nya.

Namun ketahuilah, detik sesungguhnya bukanlah satuan terkecil waktu. Oleh karena itu, jangan sampai detik ini menjadi masa lalu yang akan kau sesali....

Sumber : Tere Tam
Halaman :
1

Ikuti Kami