Sacrificing = God’s Dependence

Kata Alkitab / 23 September 2009

Kalangan Sendiri

Sacrificing = God’s Dependence

Lestari99 Official Writer
6984

Mengandalkan Tuhan merupakan suatu bentuk pengorbanan, yaitu menyangkal kedagingan. Ketika fakta berbenturan dengan iman, di situlah konflik dimulai. Inilah yang Tuhan minta dari kita hari-hari ini: mengandalkan Tuhan, tak peduli situasi apapun yang kita hadapi.

Berkaitan dengan mengandalkan Tuhan, saya akan mengambil kisah rubuhnya Tembok Yerikho (dicatat dalam Yosua 6). Bangsa Israel setelah keluar dari Mesir, kemudian masuk ke padang gurun. Mereka terus berjalan untuk mencapai Kanaan (tanah terjanji) yang Tuhan telah janjikan pada mereka.

Karena mereka tidak taat pada Tuhan dan hobi berpaling pada dewa-dewa sesembahan, Tuhan membiarkan mereka berputar-putar di padang gurun selama 40 tahun. Namun sebagai bangsa terjanji; Tuhan, walaupun membiarkan mereka ditempa di padang gurun, tidak membiarkan mereka kekurangan.

Akhirnya tibalah hari Bangsa Israel menyeberangi Sungai Yordan untuk mencapai Tanah Kanaan yang mereka idam-idamkan selama 40 tahun. Di tengah kegirangan akan memperoleh tanah yang dijanjikan Tuhan, ternyata negeri indah itu telah diduduki oleh bangsa lain.

Ini terjadi karena Bangsa Israel berputar-putar di padang gurun selama 40 tahun sehingga tanah terjanji akhirnya kosong dan ditempati oleh bangsa lain sebelum kedatangan Bangsa Israel. Untuk menduduki Tanah Kanaan, Bangsa Israel perlu menduduki sejumlah kota, dan salah satu kota pertama yang perlu diduduki adalah Yerikho.

Hal yang menarik tercatat dalam Yosua 6:2-5. Tuhan ingin menyerahkan kota Yerikho, tetapi dengan cara yang sangat tidak lazim dalam pemikiran manusia. Tuhan menyuruh Yosua dan semua prajurit memutari kota Yerikho satu kali dan ini dilakukan selama enam hari, lalu pada hari ketujuh harus tujuh kali mengelilingi kota itu dan para imam meniup sangkakala.

Lalu pada saat bunyi sangkakala terdengar nyaring dan terdengar bunyi itu oleh Yosua, seluruh Bangsa Israel harus bersorak dengan nyaring, dan tembok kota Yerikho akan runtuh. Akan tetapi Yosua dan segenap Bangsa Israel taat sehingga hasil akhirnya adalah mereka dapat merebut Kota Yerikho.

Beberapa hal yang dapat kita pelajari mengenai mengandalkan Tuhan dalam kisah rubuhnya Tembok Yerikho:

1. Cara Tuhan bukan cara manusia. Rancangan Tuhan bukanlah rancangan manusia. Saat mengandalkan Tuhan, kadang-kadang Tuhan beri cara di luar akal sehat manusia. Saat kita mengandalkan diri kita, maka kita yang harus setengah mati mengeluarkan kekuatan, strategi, pasukan, persenjataan, logistik untuk bisa menang perang. Hasilnya bisa menang, tapi bisa juga kalah.

Namun saat kita lakukan yang Tuhan minta dan kita andalkan Tuhan, saat itu Tuhan yang berperang bagi kita. Puji Tuhan! Aspek pertama dari mengandalkan Tuhan: percaya akan perintah, kehendak, dan Tuhan, walau kadang di luar akal manusia.

2. Mengandalkan Tuhan bukan berarti pasif, bukan berarti pasrah, bukan berarti putus asa. Mengandalkan Tuhan merupakan sikap hati yang aktif dan dinamis. Lihat pada Yosua 6:21, di sana diceritakan mengenai Yosua yang taat melakukan hal yang Tuhan katakan.

Jadi yang terjadi itu bukan sekedar ongkang-ongkang kaki saja, tetapi juga melakukan bagian yang diminta Tuhan untuk dilakukan. Aspek kedua dari mengandalkan Tuhan: aktif melakukan bagian kita, sesuai dengan arahan dan tuntunan Tuhan.

3. Saat Yosua mendengar perintah Tuhan yang aneh dan tidak masuk akal, Yosua tidak berpaling pada dewa-dewa lain yang mungkin bisa memberi jawaban yang lebih masuk akal.

Ingat: Iblis tidak seperti Tuhan. Sesudah memberikan yang kita minta, Iblis pamrih. Ia meminta lebih banyak lagi dari kita. Sudah terlalu banyak cerita memilukan berkaitan dengan ini. Jangan sampai hal ini terjadi pada Anda!

Jangan pergi pada peramal dan orang "pintar". Ini adalah suatu bentuk kejahatan di mata Tuhan! Hati-hati, bukannya berkat yang Anda dapatkan, malah kutuk. Mungkin saja sesaat Anda seolah-olah mendapat berkat, tapi pada akhirnya kutuk yang Anda peroleh.

Hindari juga untuk mempercayai segala bentuk karya dari peramal dan orang "pintar": shio, zodiac, fengshui, dan sebagainya. Aspek ketiga dari mengandalkan Tuhan: tidak berpaling pada kekuatan (dewa) lain, tapi fokus hanya pada Tuhan.

4. Yosua tidak berpaling pada kekuatan sendiri, yaitu mengandalkan jumlah prajurit, persenjataan, atau pengalaman, pengetahuan, dan strategi perang. Tidak! Yosua taat melakukan perintah Tuhan. Ya, Yosua tetap berpegang pada hal yang Tuhan perintahkan bukan pada kekuatannya sendiri. Aspek keempat dari mengandalkan Tuhan: tidak mengandalkan diri sendiri.

5. Yosua bisa dengan yakin melangkah karena ia tahu Tuhan dapat diandalkan. Ia adalah Allah yang dapat dipercaya. Ia yakin karena ia sudah mengalami sendiri sosok Allah itu.

Tuhan tak pernah lalai menepati janjinya. Tuhan dapat diandalkan. Tuhan selalu mendengar doa-doa kita. Tuhan selalu menjawab doa-doa kita. Aspek kelima dari mengandalkan Tuhan: yakin dan percaya karena memang Tuhan dapat diandalkan.

Siapkah kita mengandalkan Tuhan sepenuhnya?

Sumber : Santi Erawaty
Halaman :
1

Ikuti Kami