Kita tahu hubungan itu sangat penting bagi Allah, karena Ia melakukan semua karya-Nya di situ. Itu sebabnya kemajuan zaman kehilangan-Nya. Kemajuan terus mengatakan pada kita supaya kita mencari harta karun yang terpendam di dalam peti-peti penyimpanan di bank, sementara selama ini Allah menyimpannya di dalam hati sesama kita.
Bahkan bila kita hanya punya sedikit waktu untuk hubungan yang sehat, kita semua secara naluri mengerti pentingnya hubungan itu. Akan tetapi, karena adanya pengaruh-pengaruh antagonistic dari kehidupan yang tak bermargin, hubungan itu kian menjadi komoditi yang semakin jarang ada di pasaran. Kehidupan masa kini yang dipenuhi dengan kelebihan beban berusaha "meniadakan hubungan" dari kehidupan kita, mungkin ini arti kata yang sama yang diambil dari bahasa Jerman Zerrissenheit - "keadaan yang terpecah-pecah sampai berkeping-keping."
Kini, memang mungkin untuk tinggal di satu kota dengan penduduk satu juta orang, namun merasa sendirian seumur hidup. Kita hanya menjadi sebuah angka saja, dan tak seorang pun yang menyukai angka. Sistem kehidupan modern telah menelan kita hidup-hidup. Birokrasi, perusahaan-perusahaan, institusi-institusi - semuanya membentuk citra struktur yang menghirup manusia dan mengeluarkan nafas dalam bentuk semen.
Akan tetapi, Allah adalah pribadi, dan hubungan itu sangat penting bagi-Nya. Ia menciptakan kita sebagai makhluk yang berelasi - bukan karena Ia harus, tetapi karena itu cocok dalam pandangan-Nya. Kita ini - apakah kita menyadarinya atau tidak, apakah kita menginginkannya atau tidak - adalah makhluk yang berhubungan dan saling bergantung. Akan tetapi, janganlah kita melawan hal ini, karena ini merupakan suatu karunia. Allah memberi kita supaya kita bisa hidup satu dengan yang lainnya demi keuntungan-keuntungan kita sendiri, bukan untuk menyengsarakan kita.
Sejujurnya, kadang-kadang adanya keharusan untuk berhubungan itu rasanya seperti bagian dari hukuman akibat kejatuhan manusia dalam dosa. Kita tahu dalam dunia medis, contohnya, bahwa pemicu stres terbesar di muka bumi ini adalah kehadiran orang lain. Namun, kita juga tahu bahwa berkah terbesar di muka bumi ini adalah kehadiran orang lain. Allah memaksudkannya sebagai berkah, dan inilah waktunya kita menemukan maksud-Nya yang semula.
R/ Jangan percayakan vitalitas hubungan Anda pada aliran budaya yang sedang terjadi saat ini, karena sekarang budaya tidak banyak menolong. Upayakanlah membangun komunitas. Undanglah orang-orang untuk makan malam bersama. Bergabunglah dalam kelompok kecil. Tetaplah berlangganan dengan dokter yang sama, dengan montir yang sama, dan gereja yang sama. Jangan sering pindah-pindah.