Bebek Kaleyo, Spesialis Citarasa Bebek

Entertainment / 20 August 2009

Kalangan Sendiri

Bebek Kaleyo, Spesialis Citarasa Bebek

Lestari99 Official Writer
28521

\"\"Mendapatkan tekhnik dasar menghilangkan aroma amis pada daging bebek dan tekhnik mengolah daging bebek menjadi empuk dari orangtua yang pernah menjalankan usaha sejenis pada tahun 1976, serta eksplorasi rasa yang dilakukan selama 3-4 bulan - dengan catatan setiap hari memasak dengan berbagai racikan bumbu yang berbeda - kemudian mencobakannya kepada puluhan rekan yang dianggap memiliki standar kualitas rasa cukup baik, tampaknya menjadi modal awal sebelum usaha ini dijalankan.

Tidak percuma menikmati bebek goreng dan bebek bakar ijo di tempat makan yang buka mulai pukul 6 sore hingga pukul 11 malam, setiap hari Senin sampai Sabtu dan bertempat di Jalan Cempaka Putih Raya No. 108, Jakarta Pusat. Tempat makan ini memang memberikan kesan tersendiri. Aroma amis daging bebek yang ditakutkan sebagian orang sehingga menjadi "phobia" hidangan bebek tidak muncul sama sekali ketika menikmati daging bebek di tempat ini. Mengeluarkan tenaga lebih - karena harus mengunyah daging alot bin keras - juga tidak akan dialami sama sekali.

Renyah, Gurih, Empuk

Secara lebih detail, rasa Bebek Goreng Kaleyo dapat dideskripsikan dengan beberapa kata: gurih, renyah, garing, bumbu meresap, dan empuk. Ukurannya pun sedang, tidak terlalu kecil dan besar, kecuali bagi Anda yang "kalap" dan ketagihan menikmatinya, satu potong rasanya tidak pernah cukup.

Deskripsi rasa bebek bakar sambel ijo-nya pun cukup memunculkan rasa lapar. Perpaduan bumbu kecap dan margarin meresap hingga ke bagian dalam daging. Kulit dan dagingnya empuk dan dapat dinikmati tanpa emosi akibat "harus berjuang mengunyah atau melepaskan daging yang menempel di tulang". Alhasil, di meja makan hanya tersisa tulang yang benar-benar bersih dari sisa-sisa daging.

\"\"Tempat makan yang setiap harinya mampu menghabiskan 400 ekor bebek ini menyediakan tiga menu unggulan, yaitu bebek goreng, bebek bakar, dan bebek cabe ijo. Bebek cabe ijo bisa berupa bebek goreng atau bebek bakar yang dilumuri sambal ijo. Harganya cukup terjangkau, satu potong bebek goreng seharga Rp12.500,- sementara bebek bakar cabe ijo Rp13.000,-/potong. Bebek Kaleyo juga menyediakan bebek goreng dan bebek bakar utuh, seharga Rp49.000,- untuk satu ekor bebek goreng dan Rp51.000,- untuk bebek bakar cabe ijo.

Menu bebek disajikan bersama nasi pulen ditemani lalapan timun, kol, dan daun kemangi. Tambahan kremes yang disajikan bisa dianggap sebagai "gantinya kerupuk". Hidangan yang disajikan di atas piring berbentuk bundar yang terbuat dari sejenis anyaman bambu dan dialasi daun pisang ini semakin nikmat dimakan bersama "sambal merah", nama yang diberikan salah satu pegawai Bebek Kaleyo ketika kami menanyakan jenis sambal yang selalu tersedia di setiap meja.

Tidak hanya unggul di menu bebek, tempat makan ini memiliki minuman unggulan, yaitu wedang jahe gepuk gula batu seharga Rp5.000,-. Minumanini berupa jahe yang dibakar, dimemarkan, kemudian direbus dan disajikan hangat plus gula batu. Ada lagi, sajian teh di tempat ini menggunakan teh hasil racikan dari tiga jenis teh yang telah diujicobakan kepada para penggemar teh. Dijamin, rasanya tidak ditemukan di tempat minum teh lain.

Kalih Yo!

Banyaknya permintaan dari konsumen untuk membuka tempat sejenis di siang hari memutuskan pengelola Bebek Kaleyo untuk membuka cabang di daerah Rawamangun, tepatnya di Jalan Pinang No. 9A-B, Jakarta Timur. Tempat ini dibuka sekitar bulan November 2007 dan dapat menampung sekitar 60 orang. Nikmatnya hidangan bebek goreng dan bebek bakar dapat dirasakan di tempat ini sejak pukul 12 siang hingga pukul 10 malam.

Nama Kaleyo berasal dari dua kata dalam bahasa Jawa. Kale beasal dari kata kalih dan yo berasal dari kata ayo. Kalih berarti dua kali, sementara yo berupa ajakan. Sehingga diharapkan setiap konsumen yang datang ke tempat ini tidak hanya datang satu kali, dan setiap kali membeli tidak hanya satu potong atau satu porsi. Ya, pengalaman setiap orang menikmati bebek goreng dan bebek bakar di tempat ini tampaknya membuat kata "kaleyo" tidak hanya menjadi sekedar nama.

Sumber : agromedia
Halaman :
1

Ikuti Kami