"Saya merasa lebih bersemangat saat hari cerah dan ada matahari," kata ahli gizi dari Kraft Food yang berlokasi di Filipina ini. Wanita ini pun mengaku saat suasana hatinya sedang buruk, ia memilih untuk berjalan-jalan di bawah matahari.
Joan tidak sendirian. Para ahli sejak dulu sudah mengetahui bahwa perubahan cuaca sangat menentukan mood seseorang. Penelitian terbaru bahkan menunjukkan saat cuaca cerah, seseorang akan lebih gesit dan cekatan, sementara saat matahari hilang, banyak orang yang merasa hatinya ikut kelabu dan otak jadi malas diajak bekerja.
Studi terkini yang dilakukan tim ahli dari University of Alabama, Birmingham, AS, menemukan bahwa kecerdasaan seseorang menurun hingga tiga kali lipat dibanding saat cuaca sedang cerah.
Karena itu sebagian orang merasa bisa mengambil keputusan secara tepat di siang hari saat matahari bersinar cerah. Sedangkan sore hari atau cuaca mendung justru dihindari karena membuat semangat menurun dan otak terasa lebih tumpul.
Dalam penelitian tersebut, para ahli mencermati data dari 16.800 warga Amerika yang berpartisipasi dalam studi nasional tentang stroke. Para responden diwawancara melalui telepon dan ditanya apakah mereka merasa depresi. Sesi wawancara dilakukan beberapa kali dan dalam cuaca yang berbeda-beda.
Para peneliti dari Belgia di tahun 2006 juga melakukan penelitian mengenai hal yang sama. Namun, mereka melakukan tes MRI untuk melihat apakah spektrum cahaya, yang mirip dengan sinar matahari, memiliki dampak berbeda.
Ternyata, saat seseorang terpapar sinar yang terang, terjadi hubungan dalam sirkuit otak yang sangat kuat. Tapi saat sinar dimatikan, otak menjadi kurang berenergi.
Menurut Dr.Alan Manevitz, psikiater dari New York Presbyterian Hospital, sebagian orang memang sangat sensitif terhadap cuaca. Sehingga perubahan cuaca ikut mengubah suasana hati mereka.
Sumber : kompas.com