Konflik berakar dari sudut pandang yang saling bertentangan antara satu orang atau lebih. Terkadang hal itu menimbulkan ketidakpastian, tetapi kali lain hal itu mengundang perdebatan berharga. Namun demikian biasanya konflik timbul data kita tidak setuju dengan pemikiran, perasaan, atau nilai-nilai yang dianut seseorang sehingga terjadilah diskusi di mana masing-masing orang mempertahankan sudut pandangnya. Pada intinya, kita sedang berusaha untuk mempertahankan posisi kita dan mudah-mudahan saja dapat meyakinkan lawan bicara kita agar menyetujui cara pandang kita. Nah, ada beberapa alasan yang menimbulkan terjadinya konflik:
Konflik dapat timbul saat kita tidak menyetujui tindakan seseorang
Di dalam Bilangan 12, Miryam menentang keputusan Musa untuk menikahi seorang wanita Kush. Sebagai akibatnya, ia menimbulkan pertikaian di perkemahan dan mengatakan hal-hal seperti, "Sesungguhnya Tuhan berfirman dengan perantaraan Musa saja? Bukankah dengan perantaraan kita juga Ia berfirman?" (Bilangan 12:2). Mungkin situasi yang sama juga menimpa diri Anda. mereka sengaja menciptakan konflik. Atau mungkin Anda tidak menyetujui tindakan seseorang. Apakah Anda secara langsung menghadapi mereka atau apakah Anda bicara pada orang-orang lain melalui gossip? Apakah tindakan Anda memancing terjadinya konflik di tempat kerja atau gereja?
Konflik dapat terjadi disebabkan oleh kecemburuan
1 Samuel 29 memuat kisah tentang Raja Saul dan Daud. Pada mulanya hubungan mereka baik-baik saja. Daud bahkan memainkan kecapinya untuk raja Saul. Tetapi ketika Daud berhasil membunuh Goliat, popularitas Daud melambung, sehuingga Raja Saul iri hati. Akibatnya timbul konflik di antara mereka. Sebenarnya hal itu bukan disebabkan oleh pertikaian di dalam relasi mereka, namun lebih merupakan masalah hati Saul. Ia cemburu pada Daud.
Konflik dapat disebabkan oleh keegoisan
Yakobus 4:1-2 mengatakan "Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu? Kamu menginginkan sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya lalu kamu membunuh, kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmum, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi." Kadang kita saling iri hati. Kadang kita egois. Kita berselisih paham karena kita tidak memperoleh yang kita inginkan.
Konflik dapat timbul saat seseorang membuat Anda sakit hati atau menderita
Alkitab menyebut hal ini sebagai "berdosa pada". Kadang ini hanya menangkut masalah-masalah sepele. Mungkin suami saya lupa mampir di toko kelontong walaupun telah tiga diingatkan. Dalam hal ini, Tuhan meminta kita untuk mengampuni, karena kasih menutupi banyak sekali dosa. Namun dalam situasi lain, saat seseorang mengulangi suatu pelanggaran yang menyebabkan penderitaan luar baisa, kita tidak boleh dan tidak seharusnya selalu mempertahankan. Sesuatu telah menyebabkan relasi itu rusak. Berdiam diri bukanlah yang Tuhan inginkan ketika Ia memanggil kita untuk menjadi pembawa damai. Kadang kita harus angkat bicara dan menanggung resiko.
Konflik timbul karena orang itu berbeda-beda
Kita tidak selalu sepemikiran. Kita harus bersedia mendengarkan pendapat seseorang dan mempertimbangkan sudut pandang mereka, jika tidak pasti akan timbul konflik.
Sumber : Mengatasi permasalahan Hidup Dengan Doa - Leslie Vernick