What Behind The Ink adalah rangkaian seminar yang diselenggarakan oleh City Blessing Church didukung beberapa gereja dan lembaga lainnya dengan mengundang Rev. William Sudduth sebagai penulis buku dengan judul yang sama, "What behind The Ink". Seminar ini diadakan Sabtu kemarin (25/7) di Wisma 76 Jakarta.
Rev. William Sudduth dalam bukunya berjudul "What behind The Ink" menjelaskan secara mendalam tentang tato dan tindik serta dampaknya yang sangat buruk bagi kesehatan maupun mental seseorang. Penelitiannya mengenai asal-usul tato dan tindik sampai menjadi trend bagi anak-anak muda dan segala kalangan menjadi suatu sumber yang sangat berguna untuk dibagikan kepada setiap bangsa.
Seminar ini mengupas tuntas mengenai tato dan sejarah di balik tato dan tindik beserta uraian detail tentang bahaya tato dan tindik baik bagi fisik maupun bagi jiwa. Seminar ini memang bertujuan untuk memberikan pendidikan bagi kaum muda yang dunianya sangat kental dengan segala macam tato dan tindik.
Tato bagi anggota sebuah geng adalah tanda pengenal. Namun sejarah tato 5.000 tahun yang silam di Mesir menggambarkan simbol kekuatan supranatural dari gambar yang mereka rajah di tubuhnya. Seperti misalnya tato monyet agar orang bisa memanjat pohon, tato ikan di kaki agar bisa berenag, atau tato burung rajawali agar mata mereka tajam seperti burung rajawali. Diharapkan melalui tato yang tergambar dalam tubuh mereka, roh binatang tersebut bisa masuk dan memberikan kekuatan seperti yang mereka inginkan.
Dalam sejarah, konon tato selalu dikaitkan dengan ritual yang mengerikan sampai mengeluarkan darah yang dipergunakan dalam ritual agama untuk menyelaraskan jiwa manusia dengan kekuatan gaib supaya jiwa tersebut bisa masuk ke dalam alam baka dengan tenang. Makna spiritual lainnya yang tersembunyi di dalam tato adalah merupakan lambang perbudakan (dipakai oleh bangsa Yunani dan Roma kepada budak mereka), sebagai perantrara untuk berhubungan dengan dewa-dewa, jimat pelindung, simbol akan arwah leluhur, tanda pengenal sekte tertentu, simbol dalam ritual seks, lambang untuk mengambil bagian dalam pesta narkoba dan berbagai hal lainnya yang berhubungan dengan pemberontakan, paganisme, mistik, kanibalisme, dan penyembahan terhadap setan. Saat ini tato dan tindik diyakini tetap merupakan jembatan menuju dunia roh.
Dari sisi kesehatan, tato dan tindik juga membawa dampak yang buruk dan menurut penelitian, orang yang memiliki tato memiliki kemungkinan lebih besar terkena AIDS, Hepatitis B, C, Tetanus, Syphilis, TBC, dan beberapa penyakit lainnya. Fakta lain dari tato dan tindik ini adalah mengakibatkan kecanduan dan ingin melakukan tindik atau tato lagi di bagian tubuh lainnya.
Awal terjadinya larangan terhadap tato terjadi pertama kali pada tahun 1787 yang diperintahkan langsung oleh Paus yang menyatakan bahwa tato tidak beradab dan melarang orang mentato tubuhnya.
Dalam Alkitab sendiri terdapat larangan untuk mentato tubuh seperti dikutip dalam Imamat 19:28, "Janganlah kamu menggoresi tubuhmu karena orang mati dan janganlah merajah tanda-tanda pada kulitmu; Akulah Tuhan." Dengan jelas mengatakan bahwa tato dan tindik dilarang Tuhan. Orang yang memiliki tato juga memiliki kecenderungan bersikap ‘rebellion' atau memberontak.
Dari beberapa temuan yang diperoleh sebagai akibat dari tato dan tindik yang secara umum dapat disimpulkan bahwa tato dan tindik bukan hanya membahayakan bagi kesehatan manusia itu sendiri tetapi juga merupakan bentuk tipu daya serta cara setan untuk menyerang dan merusak Bait Allah, yang tak lain adalah tubuh kita sendiri.
Rangkaian seminar "What Behind The Ink" ini digelar di dua kota di Indonesia, yaitu Jakarta yang diselenggarakan pada tanggal 24-25 dan 28 Juli 2009 serta Semarang pada tanggal 27 Juli 2009. Selain itu, seminar ini juga akan diselenggarakan di Malaysia pada tanggal 30-31 Juli 2009 mendatang.
Sumber : christianpost / LEP