Ada dua hal yang dianggap serius oleh seseorang, uang mereka dan agama mereka. Jadi tidaklah mengherankan jika Wall Street menawarkan suatu investasi yang menggabungkan kedua hal itu.
Investasi yang berbasis kepercayaan saat ini menjadi perhatian para pebisnis, sebagai contoh jika di Indonesia sedang marak berkembang investasi berbasis syariah. Hal ini karena dunia investasi menyadari, bahwa kepercayaan seseorang sangat mendominasi pemikiran seseorang dalam penggunaan uang mereka.
Menurut Lloyd Kurtz, seorang penasihat keuangan mengatakan bahwa,"Banyak orang tidak mau berkompromi dalam investasinya jika hal tersebut tidak cocok dengan nilai-nilainya. Jika mereka percaya tembakau itu salah menurut nilai-nilai hidup mereka, mereka tidak akan membeli saham perusahaan yang berhubungan dengan bisnis tersebut."
Bagi investor jenis ini ada perusahaan-perusahaan yang menawarkan riset atas perusahaan-perusahaan dan membaginya dari sisi pandang social. Beberapa investasi yang berbasis kepercayaan adalah sebagai berikut:
Bursa saham Katolik
Saham Katolik ini ada dua jenis, Ave Maria fund yang di rilis pada tahun 2001 dan LKCM Aquinas yang di rilis pada tahun 1994. Keluarga dari Ave Maria funds ini ada dalam bentuk deviden, perdagangan uang dan juga bond.
LKCM Aquinas Funds lebih fokus pada perusahaan yang mengangkat isu gender, lingkungan hidup dan hak azasi manusia.
Bursa saham Protestan
Saham ini menjangkau kalangan Babtis, Lutheran, Presbyterian, dan cabang-cabang aliran Pantekosta. Salah satu grup yang terbesar adalah aset dari saham Guidestone. Guidestone menolak investasi pada perusahaan yang terlibat dalam arkohol, tembakau, perjudian, pornografi dan aborsi. Mereka memegang saham atas perusahaan-perusahaan seperti Alcoa (AA), General Electric (GE) dan Raytheon (RTN).
Bursa Saham Islam
Bursa saham Islam yang ada seperti Amana Trust Growth (AMAGX) dan Amana Income (AMANX). Sama seperti bursa saham Kristen, mereka juga menolak berinvestasi di perusahaan yang terlibat arkohol, tembakau, pornografi dan perjudian. Selain itu mereka juga tidak mau investasi pada perusahaan yang produknya mengandung babi atau berhubungan dengan hal tersebut.
Jadi, jika Anda ingin berinvestasi sesuai dengan nilai-nilai yang Anda anut, Anda perlu memperlajari lebih dalam bentuk-bentuk investasi yang sesuai.
Sumber : Forbes.com