Howard Hughes: Industrialis Serba Bisa

Entrepreneurship / 10 May 2009

Kalangan Sendiri

Howard Hughes: Industrialis Serba Bisa

Tammy Official Writer
8637
Bisa dibilang ia adalah milyarder di dunia yang paling misterius, sukar dipahami, dan aneh yang pernah dikenal, Howard Hughes dikenal sebagai penyendiri yang eksentrik yang ketakutan akan kuman dan menghabiskan tahun-tahun terakhir hidupnya terbungkus dalam rahasia dan rumor. Namun sebelum terlahap dalam ke-eksentrikannya, Hughes adalah wirausaha jenius yang telah mencapai banyak hal sebagai produser film, seorang pilot dan industriawan. Dia mewariskan kekayaan, dan selama beberapa dekade, ditransformasikannya menjadi salah satu kerajaan bisnis paling beragam dalam sejarah bisnis Amerika.

Hughes dilahirkan dalam kekayaan pada 24 Desember 1905. Ayahnya, seorang pengusaha pengebor minyak, mengembangkan pengeboran revolusioner untuk industri minyak yang dihasilkan dan digunakan untuk membangun Hughes Tool Co. Tragisnya, Hughes telah menjadi yatim piatu pada usia muda. Ibunya meninggal ketika dia 16, dan ayahnya dua tahun kemudian, dengan meninggalkan bagi Hughes sebuah estate senilai hampir $ 1 juta. Hughes tidak menyukai sisi administrasi bisnis dan mempekerjakan akuntan muda bernama Noah Dietrich untuk menjalankan Hughes Tool Co. pada tahun 1925. Selama lima tahun, Dietrich membalikkan warisan Hughes yang senilai $1 juta menjadi $ 75 juta.

Dengan Dietrich bertanggung-jawab pada perusahaannya, Hughes bebas untuk mengejar mimpinya yang lain. Pada usia 21, ia menjadi produser film. Film pertamanya, "Swell Hogan," sangatlah buruk sehingga tidak pernah dirilis, tetapi ia melakukan yang lebih baik pada dua film selanjutnya, "Everybody's Acting" dan "Two Arabian Knights," yang memenangkan Academy Award. Ia pun terus melanjutkan dengan membuat film klasik yang terkenal seperti epik penerbangan Perang Dunia I "Hell Angels," "The Front Page" dan "Scarface."

Howard HughesHughes untuk sementara meninggalkan industri perfilman pada 1932 untuk bergerak dalam gairahnya yang lain - penerbangan. Hughes bermimpi untuk mematahkan record paling cepat sedunia, dan ia mendirikan Hughes Aircraft Co. untuk mendesain dan membangun sebuah pesawat yang khususnya untuk tujuan itu. Hasilnya adalah pembalap Hughes H-1 yang revolusioner, sebuah gebrakan dalam aerodinamik yang sebenarnya membuat record penerbangan paling cepat sedunia dari 353 mph yang mencengangkan pada tahun 1935. Enam bulan kemudian, Hughes menyiapkan record baru yang lain ketika ia menerbangkan H-1 yang baru tanpa henti dari Burbank, California, ke Newark, New Jersey, dalam hanya tujuh jam dan 28 menit.

Hughes kemudian menyiapkan tempat-tempat perhentiannya untuk menaklukkan dunia. Pada 1938, ia dan kru-nya yang beranggotakan empat orang mengawaki Lockheed Model 14 ke seluruh dunia dalam tiga hari, 19 jam dan 8 menit. Penerbangan tersebut tidak hanya membuat sebuah record baru, tetapi juga menolong untuk menyiapkan jalan untuk industri penerbangan komersial.

Setelah penerbangan seluruh dunianya, Hughes mulai kuatir bahwa perusahaan-perusahaan perakitan pesawat yang lain melewati Hughes Aircraft. Untuk mengatasi ini, ia membeli hak kendali dalam TWA dan mulai mendesain perakitan pesawat eksperimental untuk militer.

Ia juga kembali ke dalam pembuatan film dengan sebuah film yang kontroversial "The Outlaw." Dibintangi oleh gadis 19 tahun yang berpakaian minim, pendatang baru Jane Russell, sensor-sensor pun mengawali film ini. Ketika Hughes akhirnya mendapatkan ijin untuk menunjukkan ke publik, ia menunggu hingga dua tahun, membuat rasa penasaran publik terbangun. Meskipun dikutuk sebagai film yang sangat buruk, "The Outlaw" bagaimanapun telah meraup jutaan dolar.

Selama Perang Dunia II, Hughes satu tim dengan Henry Kaiser dan memenangkan sebuah kontrak pemerintah untuk membangun tiga "kapal terbang" besar, yang diharapkan berfungsi sebagai pengangkut tentara. Hanya satu yang selesai, Spruce Goose yang terkenal. Pemerintah membatalkan kontrak tersebut ketika jelas sudah bahwa mereka tidak bisa menyelesaikan waktu yang didapat selama masa perang.

Pada 1946, kehidupan Hughes menjadi mengenaskan dan berbelok. Selagi uji coba sebuah pesawat baru di langit-langit Los Angeles, pesawatnya kehilangan tenaga dan menabrak rumah-rumah Beverly Hills. Hughes dibawa keluar dari puing-puing terbakar oleh pemuda AL yang sedang lewat, dan selanjutnya diketahui bahwa hampir di setiap tulang di tubuhnya telah patah. Hughes memang menjadi pulih secara fisik, tetapi semangatnya tidak pernah sama lagi. Selama masa pemulihannya, ia membutuhkan banyak kodein untuk mengatasi rasa sakitnya yang akhirnya ia menjadi kecanduan akan pembunuh rasa sakit dan akhirnya begitu terus hingga sisa hidupnya.

Howard HughesSetelah kecelakaan tersebut, perilaku Hughes menjadi semakin aneh lagi. Begitu banyak hal aneh sehingga ketika pesawat Spruce Goose-nya akhirnya keluar dari perakitan pada 1947, militer menolak untuk mempercayai bahwa raksasa tersebut bisa terbang, dan Senat AS menuduh Hughes membuat lelucon untuk hiburan sendiri Untuk membuktikan bahwa Spruce Goose tidaklah bohong, Hughes sendiri masuk dalam uji coba penerbangan pesawat besar tersebut pada 2 November 1947. Itu menjadi penampilan publik terbesar terakhirnya dan karya seni terakhir sebagai penerbang. Lima tahun kemudian, Hughes menghentikan divisi perakitan pesawatnya dari Hughes Tools dan menggunakan uang tersebut untuk membangun Howard Hughes Institute di Florida.

Selalu penyendiri, Hughes menjadi semakin misterius. Pada 1963, ia begitu tak berkeinginan untuk menunjukkan dirinya kepada publik ketika 78 persen saham di TWA menyulut sebuah pengajuan pengadilan antitrust, Hughes menolak untuk hadir di pengadilan atau bahkan memberikan sebuah pernyataan. Kegagalannya untuk tampil pada peraturan yang melawan dirinya, dan ia akhirnya dipaksa untuk menjual saham TWA miliknya untuk $546 juta.

Untuk menghindari membayar pajak-pajak di California, Hughes berpindah ke Las Vegas dan menggunakan uang yang dari penjualan saham TWA-nya untuk membeli Desert Inn dan Casino, dimana akhirnya menjadi rumah dan markasnya. Empat tahun selanjutnya, ia membeli beberapa hotel dan kasino lain, sebuah stasiun televisi lokal, Alamo Airlines dan nyaris 25.000 hektar properti mengeliling Las Vegas. Properti-properti baru tersebut, dikombinasikan dengan Hughes Tool dan saham real estate di Arizona dan California, memberikan Hughes keuntungan bersih kira-kira $1 juta.

Howard HughesPada November 1970, Hughes pindah ke Bahamas, lagi-lagi untuk menghindari pajak. Ia tidak pernah kembali ke Amerika Serikat. Kecanduan obat-obatan dan kesehatan mental serta fisik yang menurun mendorong dirinya untuk memisahkan diri. Selama tahun-tahun terakhir dalam hidupnya, pertapa yang kaya raya tenggelam antara peristirahatan-peristirahatan rahasia di Nikaragua, Kanada, dan Inggris sebelum akhirnya menetap di Acapulco, Meksiko. Tahun-tahun akan penggunaan narkoba dan diet miskin akhirnya merenggut apa yang selama ini mereka gerogoti pada 1976, ketika Hughes, yang kurus lemah berisi 94 pon, meninggal karena gagal ginjal selagi dalam penerbangan dari Acapulco ke Houston, dimana ia dibawa untuk perawatan medis.

Howard Hughes bisa dibilang memiliki semua mimpi ala Amerika. Ia adalah pahlawan dan inovator Amerika sejati. Tetapi juga ia diingat tidak hanya karena pencapaian-pencapaiannya yang luar biasa, tetapi juga tragedi kehidupannya. Tampaknya Howard Hughes adalah bukti nyata dari kalimat tua, "Uang tidak bisa membelik kebahagiaan."

Sumber : entrepreneur.com
Halaman :
1

Ikuti Kami