Tolong Rusak Wajahku

Kata Alkitab / 1 May 2009

Kalangan Sendiri

Tolong Rusak Wajahku

Puji Astuti Official Writer
5211

"(Yesus)..yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib."

Filipi 2:6-7

Setiap orang senang berada bersama-sama dengan orang-orang yang dikasihinya. Bersama keluarga, bersama sahabat, menikmati waktu-waktu bersama, tertawa dan makan bersama, tidak seorangpun ingin melewatkan hal itu. Seringkali karena pekerjaan dan berbagai hal lainnya, kita harus berpisah dengan mereka, namun kita ingin cepat-cepat kembali dan berkumpul bersama mereka.

Tahukah Anda, Tuhan sangat senang berada di antara kita. Dia sangat mengasihi Anda, dan ingin bersama Anda. Karena kasihNya yang begitu besar, Ia rela melakukan perjalanan paling jauh yang pernah ada. Ia meninggalkan sorga, untuk bisa bersama-sama dengan Anda di bumi ini.

Dia awali perjalananNya dengan menjadi embrio satu sel, dan masuk dalam rahim Maria. Tuhan semesta alam itu, meringkuk dan menendang-nendang dinding sebuah rahim. Kemudian dia lahir di tengah kemiskinan,  pertama kali merasakan tidur, dia diletakkan disebuah palungan di kandang yang bau. Kemudian dia mulai bertumbuh dari anak-anak, remaja hingga dewasa sebagai seorang anak tukang kayu di desa kecil.

Pernahkah Anda terbayang, Tuhan itu tampil seperti orang biasa. Dia makan, makanan biasa, berjalan kaki kemanapun Dia harus pergi, tanpa seorang pelayan atau pengawal bersamaNya.

Pertanyaannya adalah, "Mengapa Tuhan pencipta langit dan bumi mau melakukan semua itu?" Jawabannya sangat sederhana, Dia ingin berada ditengah-tengah orang yang dikasihiNya.

Dalam bukunya "The Next Door Savior" Max Lucado menuliskan sebuah kisah yang didengarnya dari seseorang yang bernama Dr. Maxwell Maltz. Kisah luar biasa ini menceritakan tentang arti sebuah kasih.

Seorang pria terluka dalam sebuah kebakaran ketika ia berusaha menyelamatkan orangtuanya dari rumah yang terbakar itu. Dia tidak berhasil menyelamatkan orangtuanya. Mereka meninggal dunia. Namun karena kebakaran tersebut, wajah pria tersebut rusak. Pria ini secara salah menafsirkan penderitaannya sebagai hukuman Tuhan. Pria ini tidak mau bertemu dengan siapapun - bahkan istrinya sendiri.

Istrinya pergi ke Dr.Maltz, seorang ahli bedah plastik untuk mencari pertolongan. Ia memberitahu wanita ini untuk tidak perlu kuatir.

"Saya dapat memperbaiki wajahnya," demikian katanya.

Tetapi istri pria tersebut tidak menyambut kabar tersebut dengan gembira. Suaminya berkali-kali menolak pertolongan apapun. Ia tahu suaminya akan menolaknya lagi.

Lalu mengapa wanita ini mengunjungi Dr. Maltz?

"Saya mau Anda merusak wajah saya supaya saya serupa dengannya! Jika saya bisa merasakan penderitaannya, mungkin ia akan membiarkan saya kembali dalam hidupnya."

Dr.Maltz terkejut. Ia menolak permintaan wanita itu, tetapi ia begitu terharu oleh cinta wanita itu sehigga ia pergi dan berbicara kepada suaminya. Ia mengetuk pintu kamar tidur pria itu, sambil berbicara dengan keras, "Saya seorang ahli bedah plastik, dan saya ingin Anda tahu bahwa saya dapat memperbaiki wajah Anda."

Tidak ada jabawan.

"Keluarlah..!" lalu tidak ada suara lagi.

Dengan masih berbicara di depan pintu, Dr. Maltz pria itu bercerita tentang usul istrinya.

"Istri Anda meminta supaya saya merusak wajahnya, membuat wajahnya sama seperti wajah Anda dengan harapan bahwa Anda akan membiarkannya kembali dalam hidup Anda. Begitu besar cintanya kepada Anda."

Keadaan hening sesaat, dan kemudian, dengan sangat berlahan, gagang pintu mulai bergerak.

Tahukah Anda, sama seperti perasaan istri pria itu, demikian juga perasaan Tuhan terhadap kita. Tetapi yang Ia lakukan bukan sekedar ingin wajahnya sama seperti kita, tetapi Ia mengambil semua keburukan kita, semua dosa dan salah kita, semua sakit dan derita kita, Ia mati di kayu salib untuk kita. Hal itu Yesus lakukan karena Ia senang dan ingin bersama-sama dengan kita. Apakah Anda mau membuka hati Anda bagi Dia? Yesus menantikan Anda untuk membuka pintu hati Anda baginya saat ini.

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami