Bisakah Sukses Tanpa Serakah?

Career / 10 April 2009

Kalangan Sendiri

Bisakah Sukses Tanpa Serakah?

Tammy Official Writer
4897
Tidak ada yang salah atau tak bermoral jika menginginkan untuk meraih kesuksesan. Itu menjadi tak bermoral hanya ketika keinginan itu diwarnai dengan keserakahan. Kesuksesan sejati adalah produk alami dari hikmat Salomo akan ketekunan, komunikasi, rekanan, dan subyek-subyek lain yang akan diungkapkan dalam buku saya ini. Kuncinya adalah menjaga usaha-usaha Anda untuk sukses dalam perspektif yang tepat. Waspadalah akan tanda-tanda adanya keserakahan; carilah konsultasi dengan yang lain yang peduli kepada Anda dan keluarga Anda. Dengan melakukannya akan menjaga Anda dari keserakahan yang dapat bertumbuh di hati Anda dan dalam hidup Anda.

Petunjuk Salomo Untuk Meraih Kesuksesan Tanpa Menjadi Serakah

Salomo menawarkan beberapa petunjuk untuk merangkul sukses dan kesehatan.

Fokuslah pada pencapaian bukannya uang. Apa yang Anda ingin capai dengan hidup Anda, keluarga Anda, karir Anda, atau pekerjaan tertentu atau proyek tertentu? Ketika Anda mengetahui apa yang Anda ingin capai, maka itu menjadi permasalahan sederhana untuk mengaplikasikan apa yang telah Anda pelajari mengenai ketekunan dan strategi. Dalam Amsal 14: 23, Salomo menulis: "Dalam tiap jerih payah ada keuntungan, tetapi kata-kata belaka mendatangkan kekurangan saja." Jika Anda mengaplikasikan ketekunan sejati dalam jerih payah Anda di setiap proyek, Anda akan mengalami sukses secara signifikan dalam kebanyakan waktu - sepanjang arah tujuan Anda untuk pencapaian tidak menyebabkan Anda berpaling dari nilai-nilai atau prioritas-prioritas Anda yang terpenting.

Mengejar KesuksesanGunakan jerih payah Anda untuk mencapai kesuksesan finansial, daripada mengejar kekayaan dalam mengejar yang lain. Salomo mengatakan bahwa dalam segala jerih payah ada keuntungan. Ia mengatakan kepada kita untuk membawa ketekunan dan kesempurnaan dalam jerih payah kita. Jerih payah bidang kerja saya adalah pemasaran. Jerih payah bidang kerja saya adalah investasi. Saya telah membuat banyak uang melalui pekerjaan saya dan kehilangan banyak uang dengan mencoba untuk membuat uang di bidang diluar dari bidang keahlian saya. Jika Anda membawa ketekunan dan kesempurnaan dalam jerih payah Anda, Anda akan membuat uang. Jika Anda mengaplikasikan hikmat Salomo untuk membelanjakan (membatasi hutang Anda untuk mengapresiasi aset-aset), maka tabungan-tabungan Anda akan bertumbuh. Jika Anda mengaplikasikan hikmatnya dalam berinvestasi (menyimak banyak konsultan dan mencoba untuk tidak cepat kaya, maka investasi Anda akan bertumbuh dalam tingkat yang signifikan.

Jangan mencoba untuk cepat kaya. Salomo dengan sangat jelas mengajari kita untuk tidak berpusat agar menjadi kaya. Dengan melakukannya justru adalah cara tercepat untuk bangkrut. Dalam Amsal 23: 4-5, ia menulis, "Jangan bersusah payah untuk menjadi kaya, tinggalkan niatmu ini. Kalau engkau mengamat-amatinya, lenyaplah ia, karena tiba-tiba ia bersayap lalu terbang ke angkasa seperti rajawali." Masa-masa dimana saya berinvestasi dalam banyak proyek dengan keinginan untuk menjadi kaya, saya kehilangan investasi saya. Dalam hal lain, ketika saya menjaga fokus saya untuk mencapai tujuan-tujuan melalui jerih payah saya, saya memiliki banyak kesuksesan yang tidak pernah saya bayangkan. Setiap orang menginginkan untuk memenangkan lotere. Setiap orang menginginkan untuk cepat kaya dengan sedikit usaha jika memungkinkan. Tetapi satu orang di luar dari 50 ribu orang yang memenangkan tiket lotere, ada 49.999.999 yang membuang tiket mereka (dan uang) ke tempat sampah. Hal yang sama juga terjadi pada skema cepat kaya. Bagi setiap pemenang, ada juta pecundang. Dalam hal lain, 100 diluar dari 100 orang yang mengaplikasikan ketekunan dan kesempurnaan dalam jerih payah mereka akan menjadi sukses. Meskipun itu melibatkan banyak usaha lebih, saya lebih menyukai rintangan-rintangan itu.

Meraih sukses dan kemakmuran dalam jalan yang benar, dimana tidak akan diikuti dengan dukacita. Sebagaimana Anda bekerja untuk meraih sukses dan kemakmuran, bagaimana Anda bisa tahu jika keserakahan mengarahkan Anda? Salomo menjawab pertanyaan itu dalam Amsal 10: 22 dimana ia menulis, "Berkat TUHANlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya." Jika pengejaran Anda akan kesuksesan telah menyebabkan Anda kehilangan pasangan Anda, anak Anda, nilai-nilai Anda, etika Anda, atau integritas Anda, maka keserakahan mungkin telah mengarahkan Anda. Dalam hal lain, jika Anda mencapai sukses tanpa membuang nilai-nilai Anda atau mengabaikan keluarga Anda, maka Tuhan dengan bebas dapat memberkati Anda; dan Anda bisa lari dari penderitaan yang kerap mengiringi sukses dan kemakmuran pada budaya sekarang.

Bagaimana untuk mengalahkan keserakahan.

Bagaimana kita bisa menghapuskan keserakahan sekali kita terpengaruh oleh itu?

Pray to GodBangunlah sebuah hubungan berdasarkan percaya kepada Tuhan. Pada Amsal 3: 5-6 Salomo menulis, "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka ia akan meluruskan jalanmu." Perhatikan bahwa ia tidak mengatakan untuk percaya kepada sebuah agama atau gereja. Fokus-nya adalah pada Tuhan dan sebuah hubungan yang berdasarkan percaya kepadaNya. Salomo mengatakan kepada kita bahwa jika kita menyatakan Tuhan dalam segala hal yang kita lakukan - sebelum kita melakukannya dan selama kita melakukannya - maka ia menjanjikan bahwa Tuhan sendiri akan menunjukkan jalan kita. Tuhan tidak akan pernah mengarahkan jalan orang yang serakah, karena keserakahan adalah sebuah atribut yang bertolak-belakang untuk mencintai Tuhan dan ala mini. Mustahil untuk menyatakan Tuhan dalam setiap jalan Anda dan berjalan dalam jalan luas keserakahan di waktu yang sama.

Atur fokus Anda untuk memberi kepada yang membutuhkan. Dalam Amsal 21: 26, Salomo mengatakan, "Keinginan bernafsu sepanjang hari, tetapi orang benar memberi tanpa batas." Kedermawanan keduanya adalah vaksin dan penangkal untuk keserakahan. Cara tercepat untuk mengeliminasi keserakahan dari hidup Anda adalah untuk memusatkan usaha untuk memberi kepada yang lain. Anda tidak harus menunggu hingga Anda kaya untuk berderma. Anda bisa berderma dengan waktu Anda, kebaikan Anda, kata-kata penghiburan Anda, jerih payah Anda, dan apapun uang atau keinginan materi yang Anda miliki. Rick Warren, penulis dari The Purpose Driven Life, ketika ditanyakan apa yang ia lakukan dengan jutaan dolar royalty yang ia terima dari penjualan bukunya, mengatakan hal pertama yang ia lakukan adalah membayar kembali gaji dua puluh tahun yang gerejanya telah bayarkan kepadanya. Ia dan istrinya menyimpan 10 persen untuk diri mereka sendiri dan memberikan 90 persen dari royalty untuk amal yang mereka dirikan untuk diberikan kepada orang lain yang membutuhkan di seluruh dunia. Tetapi kedermawanannya telah terjadi lama sebelum bukunya yang sukses besar itu. Pernyataan selanjutnya yang sangat mempesona saya. Ia mengatakan bahwa ketika pertama kalinya ia menjadi pastor bagi gerejanya, ia dan istrinya setuju bahwa mereka bisa memberikan 10 persen dari pendapatan mereka untuk orang lain yang membutuhkan, dan bahwa setiap tahunnya mereka dapat menaikkan poin persen pemberian amal mereka. Setelah sepuluh tahun, mereka memberikan 20 persen dari pemasukan mereka untuk amal, dan setelah dua puluh tahun mereka memberikan 30 persen. Dan itu adalah dari gaji sebagai pastor gereja, lama sebelum bukunya diluncurkan.

Berhenti mengejar kekayaan. Dalam Amsal 23: 7, Salomo mengatakan kepada kita, "Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia." Jika pikiran-pikiran dan emosi-emosi Anda berpusat untuk menjadi kaya, maka Anda akan menjadi terpengaruh oleh keserakahan. Melainkan, biarkan pikiran-pikiran Anda berpusat pada pencapaian dan mempertemukan antara berderma dengan kebutuhan orang-orang yang membutuhkan.

Jangan Terbodohi Oleh Bakat Akan Keserakahan

Seorang teman saya pernah menceritakan mengenai kisah tragis dari masa kecilnya. Ibunya membawanya ke sirkus berjalan yang datang ke kotanya. Ia mengingat bagaimana pawing ular masuk ke dalam kandang berisikan ular piton sangat besar. Sebagaimana ia telah sering melakukannya sebelumnya, sang pawang berdiri tanpa gerak sebagaimana sang piton mulai mengelilingi tubuhnya. Lalu, ketakutan semua orang, ular tersebut mulai melilit. Ekspresi wajah sang pawing seolah mengatakan kepada kerumunan penonton bahwa sesuatu yang salah sedang terjadi. Ia tidak bisa berteriak, karena udara terhisap keluar dari paru-parunya. Lalu kerumunan penonton itu mendengar tulang-tulangnya mulai berbunyi retak. Ketika pawang yang lain masuk ke dalam kandang, sang pawang tersebut sudah meninggal. Teman saya bertanya kepada saya, "Kamu tahu kesalahan apa yang sang pawang itu telah perbuat?" Ketika saya menggelengkan kepala saya, ia berkata, "Ia mengira bahwa ia telah menjinakkan ular tersebut. Tetapi Anda tidak bisa mengubah sifat alami sang ular."

Sama halnya dengan keserakahan. Kita mengira bahwa kita bisa mengendalikan sedikit keserakahan dalam hidup kita, tetapi kita tidak bisa. Kita tidak bisa mengeluarkan serakah dari keserakahan. Membiarkannya mengambil sedikit tempat dalam hidup kita, dan itu akan mencuri seluruhnya dari hidup Anda - baik secara harafiah maupun hurufiah.

Sumber : crosswalk.com
Halaman :
1

Ikuti Kami