Becoming A Positive Thinker

Kata Alkitab / 3 April 2009

Kalangan Sendiri

Becoming A Positive Thinker

Lestari99 Official Writer
6674
Ayub 3:25
Karena yang kutakutkan, itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku.

Ria benar-benar sedang kesal. Mobil sedan hadiah dari ayahnya kini bentuknya tidak lagi beraturan. Ria baru saja menabrak pembatas jalan saat ia sedang belajar menyetir. Usut punya usut ternyata sejak semula Ria telah mencemaskan hal tersebut. "Tuh, benar kan kata saya... Kalau saya yang nyetir pasti celaka," katanya kepada Linda, sahabatnya yang menemani Ria belajar menyetir. Linda berusaha keras menenangkan sahabatnya itu namun tidak juga berhasil. "Ah, seandainya saja saya ikuti perasaan saya tadi, tentu hal ini tidak akan terjadi," ujar Ria, penuh rasa kesal.

Kejadian yang dialami Ria barangkali juga pernah kita alami. Pernahkah Anda membayangkan sebuah peristiwa buruk berkali-kali dan hal tersebut kemudian menjadi kenyataan? Bagaimana perasaan Anda saat itu? Saya juga pernah mengalami hal yang sama berulang kali sampai saya sadar kalau ada pelajaran tersembunyi di balik semuanya itu.

Pelajaran terpenting yang saya petik adalah pikiran manusia sangat luar biasa. Dengan sering membayangkan sesuatu, secara tidak sadar kita sebenarnya sedang mengimani hal tersebut. Bahkan secara tidak sadar kita sedang memaksakan hal tersebut terjadi kepada kita. Jika kita sering memikirkan hal positif itu ibarat kita mengirimkan sebuah surat undangan agar keberhasilan menghampiri hidup kita. Sebaliknya, jika kita kerap membayangkan hal yang negatif, kita seperti sedang memanggil kegagalan agar menghampiri hidup kita.

Seorang teman saya pernah menceritakan pengalamannya saat akan menghadapi tes wawancara. Sehari sebelum tes tersebut ia sangat gelisah sampai-sampai tidak bisa tidur. Dalam pikirannya terlintas gambaran apa yang akan terjadi seandainya ia tidak berhasil menjawab pertanyaan dengan baik. Gambaran ini terus menghantui pikirannya sampai ia duduk di ruangan tes pada keesokan harinya.

Bisakah Anda menerka apa yang kemudian terjadi? Tepat! Ia menjadi sangat gugup dan terbata-bata dalam menjawab berbagai pertanyaan yang disampaikan si pewawancara. Alhasil, ia tidak diterima. Padahal, prestasi akademik dan pengalaman berorganisasinya lumayan bagus. Kasihan.

Kekuatan Pikiran

Sejak ribuan tahun silam, Raja Salomo telah mengingatkan kita akan pentingnya pikiran manusia. "As a man thinks in his heart, so is he..," katanya (Amsal 23:7). Seorang guru spiritual bahkan dengan tegas mengatakan, "We are what we think."  Ya, kita akan menjadi seperti yang kita pikiran.

Pakar berpikir positif, Norman Vincent Peale dalam bukunya Why Some Positive Thinkers Get Powerful Result mengatakan orang yang berpikir positif adalah orang yang kuat, tegar dan kokoh secara mental. Ia melihat kesulitan dengan tepat. Orang yang berpikir positif tidak gentar berhadapan dengan kemalangan, kegagalan atau kondisi-kondisi yang tampaknya tidak mungkin diatasi.

Peale sendiri memberi kesaksian bahwa ia pernah mendapatkan kasus seorang eksekutif bisnis yang menderita penyakit akibat pikiran negatifnya. Dokter yang merawat orang ini juga mengatakan kalau ketakutan mencengkeram orang tersebut sehingga ia benar-benar menjadi sakit. "Orang yang sedemikian takut terhadap sesuatu benar-benar akan menciptakan kondisi yang ditakutkannya," kata sang dokter.

Berpikir Positif

Pikiran-pikiran yang kita miliki akan menentukan kebahagiaan dan juga kesengsaraan dalam hidup kita. Namun, syukur kepada Tuhan karena sebagai manusia, kita diberikan kebebasan untuk memilih. Ijinkanlah saya membagikan beberapa tips yang telah saya terapkan sehingga membantu saya menjadi seorang yang lebih mampu berpikir secara positif.

Pertama, sadarilah bahwa iman kepada Allah adalah obat yang paling mujarab mengatasi segala bentuk kecemasan, ketakutan dan kekuatiran. Norman Vincent Peale pernah mengingatkan kalau iman kita melemah, kecemasan kita menguat. Sebaliknya, bila iman kita kuat, kecemasan kita akan melemah. Itulah sebabnya Rasul Paulus dengan yakin berkata, "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku." (Filipi 4:13)

Kedua, berdoalah. Sebuah nasehat bijak dari Petrus barangkali dapat menjadi pengingat bagi kita semua. "Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu," katanya (1 Petrus  5:7). Ya, Tuhan akan memelihara kita namun kita juga dituntut agar senantiasa berserah kepada-Nya.

Ketiga, analisa akar ketakutan, kecemasan serta kekuatiran Anda dan cari jalan keluarnya. Terkadang sebuah masalah akan berlarut-larut hanya karena kita tidak mau menyediakan waktu untuk mencari penyebabnya. Dalam proses pencarian ini, barangkali kita perlu berkonsultasi dengan orang yang lebih ahli dan berpengalaman. Jangan ragu-ragu untuk menghubungi orang yang kiranya dapat membantu Anda dan bisa dipercaya untuk memegang rahasia. Bertanyalah kepada orang yang tepat agar masalah Anda bisa segera dicarikan jalan keluarnya.

Keempat, bergaullah dengan orang-orang yang positif. Ingatlah selalu bahwa kualitas hidup seseorang sangat ditentukan dengan siapa ia bergaul serta orang-orang yang dijauhinya. Jika kita sering bergaul dengan orang-orang yang positif, kita juga akan menjadi positif. Sebisa mungkin, hindarilah orang-orang yang negatif karena mereka akan "meracuni" pikiran Anda tanpa Anda sadari.

Kelima, bacalah buku-buku yang positif (termasuk firman Tuhan yang sifatnya menguatkan) sehingga pikiran kita akan mendapatkan inspirasi yang positif. Dengan begitu, secara perlahan-lahan kita akan terbiasa berpikir positif.

Selamat mencoba! ***

Halaman :
1

Ikuti Kami