Di dalam sebuah perlombaan mobil yang sedang berlangsung, terdapat dua pembalap yang merupakan unggulan sedang bersaing untuk berada di posisi paling depan. Kedua pembalap tersebut merupakan juara di tahun-tahun sebelumnya. Pembalap pertama, adalah juara pada musim 2004/2005 - 2006/2007 sedangkan pembalap kedua adalah juara musim 2007/2008.
Kedua pembalap ini mengerahkan seluruh kehandalannya dalam menyetir mobil dan kesigapan dalam berkendara. Persaingan tersebut dimulai dari awal perlombaan sampai akhir perlombaan. Saling salip menyalip kendaraan adalah sebuah tontonan yang seru.
Hingga sampailah lap terakhir dari perlombaan tersebut, kedua pembalap ini terus mengatur kecepatan mereka dan meningkatkan fokus mereka agar tidak terjungkal nantinya. Beberapa puluh meter sebelum masuk garis akhir perlombaan, pembalap kedua mempercepat kendaraannya, tetapi akhirnya pembalap pertama lah yang masuk ke garis akhir. Singkatnya, para pembalap lainnya memasuki garis akhir perlombaan satu persatu sampai pembalap terakhir masuk ke garis akhir perlombaan.
Sebelum para pemenang perlombaan dibacakan dan naik ke atas podium, kedua pembalap yang bersaing pada perlombaan tersebut diwawancarai oleh salah satu yang mendapat kehormatan untuk mewawancarai mereka berdua secara eksklusif. Sang wartawan tersebut menanyakan bagaimana perasaan mereka berdua setelah perlombaan ini berakhir.
Pembalap pertama mengatakan bahwa dia sangat senang bisa menang di perlombaan yang berlangsung ketat ini, tidak hanya itu saja dia juga memuji kerja keras yang dilakukan oleh lawannya yang membuat perlombaan semakin menegangkan. Pembalap kedua tersebut pun mengungkapkan pendapatnya dan mengatakan bahwa pertandingan tersebut adalah pertandingan yang ketat dan memuji keberhasilan pembalap pertama yang telah memenangi perlombaan tersebut.
"Saya tidak pernah menyesali menjadi urutan kedua dari perlombaan tersebut dan saya bangga bisa bersaing dengan dia saat ini. Sekali lagi saya ucapkan selamat," ujar pembalap kedua sambil menjabat tangan pembalap pertama tersebut dengan sebuah senyuman yang mengembang dari wajahnya.
Seringkali dalam kehidupan, sesama manusia tidak dapat menerima keberhasilan yang di dapatkan orang lain dan menganggap seharusnya "sayalah yang seharusnya menerima keberhasilan tersebut". Memiliki kebesaran hati menjauhkan diri manusia dari iri hati dan dendam terhadap sesama. Kebesaran hati juga yang membuat manusia bersyukur memiliki kehidupan seperti ini dan memberikan kekuatan untuk menerima setiap peristiwa buruk yang terjadi.