Bisa Kalau Mau

Kata Alkitab / 30 March 2009

Kalangan Sendiri

Bisa Kalau Mau

Lestari99 Official Writer
5792
Ibrani 11:1
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.

Sebuah tempat pendakian di Swiss Alps melayani para pengusaha yang mendorong para karyawannya untuk mendaki bersama-sama menuju pegunungan. Tujuan kegiatan ini biasanya untuk membangun persahabatan antar para karyawan dan mengajarkan teamwork. Perjalanan pendakian itu sebenarnya dapat ditempuh dalam waktu delapan jam untuk sampai ke puncak, namun seseorang dengan kemampuan berjalan normal tetap dapat naik sampai ke puncak. Setiap pagi para pendaki itu berkumpul di kaki pegunungan, saling memberi semangat sebelum memulai pendakian. Biasanya, kelompok itu menjadi sangat bersemangat. Mereka hampir tidak sabar menunggu untuk segera mendaki lereng-lereng pegunungan, mengambil foto bersama dan merayakan kemenangan mereka.

Mereka mendaki selama beberapa jam sebelum istirahat. Kira-kira setengah perjalanan dari pendakian itu ada sebuah restoran tua namun menarik. Pada tengah hari, para pendaki yang lelah itu datang dengan susah payah ke restoran itu, melepaskan perlengkapan pendakian mereka, dan duduk dekat perapian untuk minum kopi atau pun coklat panas, dan makan siang. Dengan latar belakang pegunungan, para pendaki itu menikmati pemandangan yang hangat, menyenangkan dan indah.

Menariknya, setelah mereka kenyang dan nyaman, kurang dari separuh dari para pendaki itu yang tetap memilih untuk mendaki sampai ke puncak gunung. Sisanya bukan karena tidak mampu untuk mendaki, bukan pula karena pendakian itu terlalu sulit, namun mereka enggan untuk melanjutkan pendakian karena mereka sudah puas dengan pencapaian mereka sampai ke restoran tua. Mereka kehilangan semangat untuk menggapai yang terbaik, untuk menjelajahi pemandangan-pemandangan baru, mengalami pemandangan-pemandangan yang belum pernah mereka bayangkan sebelumnya. Mereka telah merasakan sedikit keberhasilan, dan mereka berpikir, Ini cukup baik.

Seringkali kita melakukan hal yang sama. Kita memiliki sasaran untuk mematahkan kebiasaan buruk, mengurangi berat badan atau membayar tagihan kartu kredit yang belum selesai. Mulanya kita begitu bersemangat, begitu berapi-api dan kita memulainya! Tetapi setelah beberapa waktu berjalan, kita menjadi malas; kita menjadi puas diri. Mungkin kita baru melihat sedikit perkembangan, namun kemudian kita merasa nyaman di mana kita berada. Di mana kita berada mungkin bukanlah tempat yang buruk, tetapi kita tahu bahwa kita tidak seharusnya terus berada di sana. Jika kita berhenti, kita tidak mengembangkan iman kita. Kita tidak mengejar yang terbaik yang Tuhan taruh dalam hati kita.

Berapa banyak dari kita yang berpikir bahwa kita sudah cukup berhasil dengan sasaran kita. Katakanlah orang yang berhasil merokok sebungkus sehari setelah sebelumnya ia menghabiskan dua bungkus sehari, atau seseorang yang kelebihan berat badan 30 kg dan berhasil menurunkan 10 kg lemaknya. Itu memang permulaan yang baik, dan dibutuhkan suatu usaha untuk bisa mencapai sasaran kita. Tetapi jangan cepat merasa puas. Jangan puas dengan sedikit perkembangan. Mulailah mempercayai perkembangan yang lebih baik, kejarlah yang terbaik dari Tuhan.

Beranilah untuk melangkah keluar dari zona kenyamanan Anda. Tuhan mempunyai lebih banyak lagi. Kejarlah terus dan tetaplah percaya. Dibutuhkan usaha yang lebih keras untuk percaya dan tetap penuh dengan iman dibanding dengan usaha untuk mengembangakan sikap yang negatif dan kalah. Bangunlah setiap pagi dan katakan, "Ini akan menjadi hari yang baik! Aku percaya impian-impianku akan terwujud. Tuhan masih menyimpan hal-hal yang lebih besar lagi." Ketika Anda memiliki sikap yang demikian, Anda sedang melepas kuasa adikodrati Tuhan ke dalam kehidupan Anda, dan takkan lama lagi Anda akan mulai mengalami lebih banyak kebaikan-kebaikan Tuhan.

Tetapi hal itu tidak datang dengan mudah. Orang-orang yang melihat impian mereka terwujud adalah orang-orang yang memiliki tekad, keuletan; orang-orang yang menolak untuk merasa puas di tengah jalan. Dalam Perjanjian Lama, Abraham adalah seorang pahlawan iman, seseorang yang dengannya Tuhan telah membuat perjanjian yang masih mempengaruhi dunia dewasa ini. Ironisnya, bertahun-tahun sebelumnya ayah Abraham, Terah, telah berniat untuk pindah ke tempat di mana Tuhan di kemudian hari menuntun Abraham ke sana. Firman Tuhan berkata, "Ayah Abraham meninggalkan Ur dan berangkat ke Kanaan" (lihat Kejadian 11:31). Sekarang Kanaan adalah Tanah Perjanjian, dan Terah telah bermaksud untuk membawa keluarganya untuk pergi ke tanah yang berlimpah itu. Namun Firman Tuhan menyatakan bahwa Terah "berhenti di tengah jalan dan menetap di Haran" (lihat Kejadian 11:31). Mengapa ia berhenti di sana?

Tak dapat disangkal memang sulit mengadakan perjalanan dengan membawa hewan-hewan peliharaan, ternak, anggota keluarga dan semua harta benda. Anda dapat membayangkan betapa penuh stres perjalanan semacam itu, belum lagi terbatasnya sarana untuk pindah pada empat ribu tahun yang lalu. Akhirnya Terah berkata, "Aku tak mampu melanjutkan perjalanan ini. Aku tahu ini bukanlah Tanah Perjanjian, tetapi marilah kita menetap di sini saja; tanah ini cukup baik. Paling tidak kita bisa bertahan hidup di sini."

Berapa kali kita melakukan hal yang sama? Kita memiliki impian yang besar dalam hati kita - kita berusaha menjadi yang terbaik dalam karier kita, yang terbaik sebagai orangtua, yang terbaik dalam kehidupan kita bersama Tuhan. Kita telah memulai, namun kemudian hal-hal menjadi sulit, dan menggapai sasaran kita tidak terjadi secepat yang kita harapkan. Barangkali, serupa dengan ayah Abraham, kita berkata, "Marilah kita menetap di sini. Tempat ini memang bukan seperti yang kita inginkan, tetapi ini cukup baik."

Jangan jatuh ke dalam perangkap tersebut. Anda diciptakan untuk sesuatu yang lebih besar daripada hanya cukup baik. Lihatlah diri Anda di cermin dan katakanlah, "Aku tidak akan puas menjadi seorang yang biasa-biasa saja. Segala sesuatu mungkin sulit. Tidak ada yang medukung aku, tetapi aku akan tetap mencari Tuhan. Aku akan percaya kepada Tuhan untuk menolong aku memperluas cakrawalaku dan tetap mempercayai segala hal yang Ia peruntukkan bagiku. Aku akan tetap maju ke Tanah Perjanjian."

Mungkin seperti ayah Abraham, Anda telah menetap di tengah jalan, dan Anda telah merasa nyaman di tempat di mana Anda berada. Namun lepaskanlah pancang-pancang kemah Anda, kemasi kemah-kemah itu dan bawalah harta milik Anda untuk meneruskan perjalanan. Perbesarlah visi Anda! Anda mungkin telah mengalami suatu penundaan, tetapi itu tidak masalah; Anda dapat mulai lagi hari ini juga. Anda hanya perlu memusatkan perhatian Anda kepada sasaran Anda, menetapkan perjalanan Anda, dan memiliki sikap, Aku tidak akan puas dengan sedikit kasih dan sukacita, sedikit damai dan kepuasan, atau sedikit kebahagiaan. Tidak, aku akan meraih potensiku yang seutuhnya dalam Tuhan. Aku akan mulai menjalani kehidupanku yang terbaik sekarang ini!

Halaman :
1

Ikuti Kami