Hati-hati, Kelebihan Buah Berakibat Kurang Gizi

Gizi & Nutrisi / 23 February 2009

Kalangan Sendiri

Hati-hati, Kelebihan Buah Berakibat Kurang Gizi

Lestari99 Official Writer
497367

\"\"Selama ini yang kita ketahui adalah buah sebagai makanan sumber vitamin yang sangat berfaedah. Sehingga tak heran bila kita pun dianjurkan agar banyak makan buah karena mengandung vitamin dan mineral yang amat dibutuhkan untuk proses metabolisme tubuh. Padahal, kata Prof Dr Ir Deddy Muchtadi, MS, kandungan vitamin dan mineral dalam buah jumlahnya tak terlalu banyak. Lagi pula, vitamin dan mineral juga terkandung pada pangan hewani, seperti daging, susu, dan telur. Malah kadang kandungannya lebih banyak.

Bukan berarti buah menjadi tak penting lagi. "Bagaimanapun, buah sangat penting bagi bayi dan balita karena ada komponen seratnya yang berguna dalam mencegah sembelit, membantu melancarkan BAB, mencegah kanker usus, dan sebagainya," tutur ahli pangan dan gizi dari IPB, Bogor, ini. Dengan demikian, kekurangan buah berakibat pada masalah BAB. Bahkan, pada orang dewasa bisa sampai menimbulkan kanker usus.

Hanya Selingan

Namun, tak lantas berarti kita dan si kecil harus makan buah sebanyak-banyaknya. Soalnya, terang Deddy, kebanyakan serat pun tak baik karena bisa menganggu penyerapan vitamin (tak semuanya bisa terserap). Selain itu, pada bayi dan balita, kapasitas perutnya terbatas. "Bila sampai merasa kenyang karena buah, tentunya dia jadi tak mau menyusu atau tak mau makan. Padahal, pada masa bayi dan balita yang diutamakan adalah makanan berprotein dan energi tinggi. Jadi, bila anak hanya mau makan buah, lama-lama kan bisa kekurangan gizi."

Itu sebabnya, tekan Deddy, pemberian buah jangan sampai menjadi makanan utamanya. "Buah hanya makanan selingan atau tambahan, hanya membantu atau menambah zat gizinya," ujarnya. Dengan makan utama 3 kali sehari, makan buahnya boleh 1 atau 2 kali.

Kandungannya Sama

\"\"Menurut Deddy, kandungan vitamin dalam buah pada dasarnya sama saja. "Tak ada keistimewaan tertentu pada masing-masing buah." Malah, bila dilihat dalam komposisi bahan makanan akan tampak ada kemiripan dalam semua buah. Yang membedakannya cuma cita rasa, aroma, dan warna buah.

Ambil contoh vitamin C, mudah ditemui pada hampir semua buah. Pisang pun mengandung vitamin C (dan B), tapi yang lebih menonjol adalah mineral kalium. Namun, bila menginginkan kadar vitamin C yang tinggi, bisa didapat dari jambu biji. Cuma, untuk anak harus hati-hati dengan hal bijinya karena pencernaannya belum kuat. Jadi, bila mengkonsumsi jambu biji untuk anak anak sebaiknya bijinya dibuang saja.

Dibandingkan dengan buah lain, alpukat termasuk yang banyak kadar lemaknya. "Tentunya buat anak juga baik karena anak pun perlu lemak," tuturnya. Bahkan, anak gemuk pun tak harus menghindari Alpukat. Toh, kadar lemaknya tak sampai seperti minyak. Sebaliknya, anak kurus makannya harus lebih banyak. Tentu dengan memperhatikan faktor gizi juga. Yang jelas, buah-buahan tak banyak berpengaruh terhadap ukuran BB.

Mulai 4 Bulan

Buah bisa dikenalkan sejak anak berusia 4 bulan jika oleh suatu sebab ia tak bisa memperoleh ASI eksklusif. Namun, buah yang dikenalkan tak boleh banyak serat, seperti pisang, apel, tomat, dan pepaya. Jeruk juga boleh diberikan, tapi hanya airnya karena jeruk mengandung serat yang terlalu sulit dicerna bayi. Setelah usia setahun baru boleh diberikan daging buahnya. Sementara itu, jambu biji boleh diberikan setelah 4 bulan, tapi jangan terlalu banyak. Soalnya, jambu biji ada kandungan tanin yang bisa mengikat zat besi dan protein sehingga pencernaannya menjadi kurang bagus.

Setelah usia setahun boleh makan buah apa saja yang beragam asalkan yang tak menimbulkan banyak gas, seperti nangka. Durian juga tak dianjurkan karena mengandung alkohol yang bisa membahayakan kesehatan anak, selain aromanya mungkin anak pun tak suka. Akan halnya nanas, boleh diberikan, tapi dalam jumlah sedikit.

Untuk rambutan agar diperhatikan masalah kulit dari bijinya, karena kadang masih menempel pada daging buahnya. Dikuatirkan kulit tersebut menyebabkan rasanya tak enak ditelan, hingga bisa membuatnya tersedak.  Buah semangka dan melon mengandung banyak cairan. Boleh diberikan pada anak karena anak juga butuh cairan.

\"\"Cara Pemberian

Untuk bayi usia 4 bulan, buah diberikan dalam bentuk jus atau diblender. Pisang bisa dikerok atau dilumatkan. Soalnya, sistem mengunyah pada bayi belum baik. Bila tersedak hingga menutup saluran nafas, bisa berbahaya. Setelah usia setahun, pemberian buah bisa dicoba dalam potongan-potongan kecil halus. Makin usia bertambah besar, potongan-potongan buahnya makin kasar.

Hendaknya pemberian buah pada bayi dan anak jangan dipaksakan. Apa pun buah yang mereka suka, asal sesuai usianya, silakan diberikan. Jangan kita malah memaksakan buah yang tak mereka suka. Jangan pula mereka dimarahi, apalagi sampai dicubit atau dipukul hanya gara-gara menolak buah yang kita berikan.

Jika dipaksakan dan perutnya menolak, bisa saja mereka jadi muntah. Jauh lebih baik bila kita membujuknya. Apalagi anak balita sudah bisa dikasih pengertian, jadi jelaskan saja pentingnya buah untuk dirinya. Dengan demikian, tanpa disuruh pun mereka akan terbiasa makan buah.

Selain tentunya kita pun harus menyajikan buah-buahan secara menarik dan bervariasi. Mungkin bisa dengan diberi tambahan gula agar rasanya manis, dibuat puding atau agar-agar, dan lainnya. Pendeknya, prinsip pemberian buah pada bayi atau anak-anak harus menyenangkan mereka.

Jadi sebagai orangtua, tidak ada salahnya bagi Anda untuk terus mengasah kreativitas agar gizi anak Anda terpenuhi dan penyakit pun sungkan untuk mampir.

Sumber : kompas
Halaman :
1

Ikuti Kami