‘Si Gendut’ yang Bangkit dari Keminderan

Family / 29 January 2009

Kalangan Sendiri

‘Si Gendut’ yang Bangkit dari Keminderan

Lestari99 Official Writer
12105

"Teman-teman saya memanggil saya Gendut, dan adik-adik kelas juga memanggil saya Ko Gendut. Saya sedikit minder juga dengan fisik yang gemuk dan juga wajah yang pas-pasan," ujar Herfandry memulai kesaksian hidupnya.

Semenjak diejek bertubuh gendut, Herfandry memutuskan untuk mengubah penampilannya dengan mengikuti fitness.

"Sebenarnya saya tidak menyukai fitness. Tapi karena ingin menunjukkan kalau saya bisa membentuk badan saya menjadi lebih baik lagi, saya lakukan hal itu. Padahal dengan hati yang terpaksa saya melakukannya," ujar Herfandry.

Dimana pun Herfandry berada, tak henti julukan demi julukan dilemparkan kepadanya.

"Saya orangnya suka iseng, saya suka bercanda dengan teman cewek. Saya bilang, ‘Kamu cantik ya... kamu cakep ya... kamu jadi pacar saya saja, mau ga?'  Dan mereka menanggapi saya dengan perkataan muka mesumlah, mupenglah... Dulu sih, sekali dua kali saya tidak menghiraukan apa yang mereka katakan, tapi lama-kelamaan hal itu tertanam di otak saya bahwa saya itu mupeng, muka mesum. Dan akhirnya hal itu terbayang-bayang di pikiran saya, teringat terus akan perkataan mereka. Jadinya setiap kali saya mau bergaul dengan wanita, saya tidak berani dan lebih memilih untuk menutup diri, bahkan saya menghindar dari mereka. Di rumah, saya juga suka berpikir kenapa teman-teman saya di pergaulan kok mulutnya jahat seperti itu," kisah Herfandry mengungkapkan perasaannya.

Harga diri Herfandry terkoyak. Belum lagi harga dirinya kembali utuh, dia sudah dikagetkan oleh perlakuan kasar dari gurunya.

"Waktu itu pulpen saya jatuh dan saya mengambilnya. Saat saya mau kembali duduk, guru itu melihat saya dan berpikir saya sedang bercanda. Meskipun saya sudah menjelaskan, ternyata dia tidak percaya dan saya malah dipanggil ke depan dan digamparin olehnya. Waktu itu saya merasa tidak dihargai, malu di depan teman-teman, apalagi waktu itu saya sekolah di SMEA, lebih banyak wanitanya daripada prianya. Yah, harga diri saya terasa diinjak-injak," ungkap Herfandry.

Herfandry kemudian menambahkan, "Karena saya tidak bisa melampiaskan kemarahan saya kepada guru itu, akhirnya saya melampiaskannya dengan masuk geng motor. Saya pikir, dalam pergaulan mereka tidak membanding-bandingkan. Tapi semenjak saat itu saya menjadi seorang yang temperamen. Saya terlibat berbagai perkelahian untuk melampiaskan kemarahan saya. Saya pukulin orang, dan yang saya ingat hanya guru itu saja. Saya ingin membalas, tapi saya tidak bisa."

Kehidupan di geng motor telah membawa Herfandry kepada perubahan. Kebut-kebutan dan sering melakukan balap liar, lalu pergi ke diskotik dan mabuk-mabukan. Tiada hari tanpa minuman keras telah menjadi gaya hidup Herfandry selama bertahun-tahun. Bahkan amarah dan nasihat orangtua Herfandry tidaklah bisa menjadi senjata yang ampuh untuk menghentikan Herfandry dari kehidupannya yang liar.

Namun akhirnya ada sebuah perasaan yang lahir dari dalam hati Herfandry dan membuat ia meninggalkan kehidupan liarnya.

"Karena saya sudah bosan dengan diskotik maupun minum minuman beralkohol. Ternyata hal itu hanya menjadi pelarian sesaat saja dan tidak menyelesaikan masalah. Ternyata masalah itu sendiri harus saya hadapi, bukan saya hindari. Akhirnya saya sadar, dan saya melihat kok hidup saya semakin lama semakin menjauh dari Tuhan, semakin hancur," ujar Herfandry menceritakan titik awal dalam hidupnya yang membuatnya berpikir untuk kembali kepada Tuhan.

Lalu Herfandry mengikuti acara retreat. Kemudian Herfandry merasa tersentuh dengan firman Tuhan yang ia dengar di retreat tersebut.

"Ayat itu berkata, ‘engkau berharga dan mulia di mata Tuhan dan Aku ini mengasihimu'. Dan firman itu sangat mengena di hati saya. Saya merasa ditegor sama Tuhan, bahwa saya itu berharga dan mulia di mata Tuhan. Dan saya ini diciptakan segambar dan serupa degan Allah. Saya ini sangat berarti di mata Tuhan. Tapi kenapa saya menyia-nyiakannya? Dan saya menyesali segala perbuatan yang telah saya lakukan. Saya selalu lebih mendengar apa kata orang daripada apa kata Tuhan tentang diri saya," ujar Herfandry.

"Setelah pulang retreat, saya sudah lepas dari geng motor, saya sudah tidak ke diskotik lagi, dan saya juga lepas dari minum minuman beralkohol. Saya melepaskan diri dari semuanya itu. Saya anggap semuanya itu hanya sia-sia belaka dalam kehidupan saya. Saya merasa lega, ada sesuatu yang lepas dalam diri saya dan saya merasakan damai sejahtera. Saya merasakan ada gairah dan semangat kembali untuk hidup" ujar Herfandry menambahkan.

"Herfandry yang dulu sama sekali tidak ada lagi sekarang. Yang ada, Herfandry yang sekarang itu adalah seorang Herfandry yang luar biasa. Herfandry masih tetap berteman dengan teman-teman yang broken home. Kalau dulu Herfandry yang menjadi kepala mereka, yang mempengaruhi mereka untuk hal yang jelek, sekarang sudah tidak lagi. Justru sekarang Herfandry yang memotivasi mereka untuk menjadi baik, supaya mereka mulai untuk menata hidup, mulai sopan dengan orangtua, secara khusus Herfandry berani terang-terangan untuk menegur bahwa itu salah. Dia sudah berani melakukan itu. Itu adalah perubahan dalam diri dia yang sangat drastis. Yang dulunya Herfandry diam, selalu menjauhi keramaian, sekarang beberapa kali saya melihat dia bisa bertegur sapa, bahkan bisa mengobrol dengan orang-orang yang baru dia kenal," Ujar Juli Kurniwati, salah seorang sahabat Herfandry.

"Sejak saat itu, saya mengambil komitmen bahwa saya tidak mau lagi mendengarkan apa kata orang tapi saya mau lebih mendengarkan apa kata Tuhan tentang diri saya. Tuhan bilang di dalam firman-Nya, saya ini berharga dan mulia di mata Tuhan, dan Tuhan Yesus mengasihi saya," ujar Herfandry menutup kesaksiannya. (Kisah ini ditayangkan 29 Januari 2009 dalam acara Solusi Life di O'Channel).

Sumber Kesaksian:
Herfandry
Sumber : V090121141352
Halaman :
1

Ikuti Kami