Stres Picu Keguguran Kandungan

Psikologi / 8 December 2008

Kalangan Sendiri

Stres Picu Keguguran Kandungan

Puji Astuti Official Writer
9386

Stres berhubungan dekat dengan keguguran kandungan wanita, kata beberapa peneliti. Tetapi hasil studi yang diterbitkan di majalah sains, New Scientist itu, menyatakan memberi dosis hormon progesteron pada wanita yang beresiko menderita stres bisa melindungi kehamilan.

Penyebab kebanyakan keguguran kandungan tidak pernah dijelaskan sebelumnya tetapi biasa ini disebabkan oleh kelainan pada janin atau masalah kesehatan pada ibu.

 

Asosiasi Keguguran Kandungan menyebut penelitian oleh Universitas Berlin itu sebagai studi "yang menarik dan kemungkinan sangat penting".

 

Dalam penelitian tahap awal, para ilmuwan menemukan sewaktu tikus yang hamil sengaja dihadapkan pada faktor-faktor yang membuat stres seperti suara bising, tingkat hormon di tubuh tikus itu tidak seimbang.

 

Ketidakseimbangan ini dianggap menyebabkan sistem kekebalan tubuh memerangi dan menyerang plasenta. Janin kemudian gugur karena tidak mendapat pasok darah untuk bertahan hidup.

 

Para peneliti menemukan hormon-hormon yang berhubungan dengan stres, seperti cortisol, meningkat jumlahnya di dalam darah dan menekan produksi hormon progesteron yang sangat vital untuk menjaga kesehatan kandungan.

 

Setelah meneliti hubungan stres dan kehamilan pada tikus, tim yang dipimpin Dr Petra Ark memantau perkembangan kehamilan pada 864 wanita.

 

Sampel darah diambil pada awal kehamilan mereka. Para calon ibu juga menyelesaikan daftar pertanyaan untuk mengukur pandangan mereka tentang stres yang dirasakan.

 

Dari studi ini ditemukan bahwa 55 wanita yang mengalami keguguran kandungan lebih banyak merasa tertekan atau stres dari pada ibu-ibu yang tidak keguguran. Ke-55 wanita itu juga memiliki tingkat progesteron lebih rendah.

 

Dr Arck mengatakan: "Kami bisa mengatakan dengan tegas bahwa stres adalah satu kendala terbesar dalam kehamilan."

 

Para peneliti berhasil mencegah keguguran pada tikus betina dengan menyuntikkan hormon progesteron. Tim dari Universitas Berlin itu berharap akan melanjutkan studi mereka tahun depan untuk melihat apakah pengobatan yang sama bisa mencegah terjadinya keguguran pada wanita yang menderita stres berat dan yang memiliki tingkat hormon rendah.

Sumber : BBC/VM
Halaman :
1

Ikuti Kami