Pria Ringan Tangan Pengaruh Psikologis

Psikologi / 27 November 2008

Kalangan Sendiri

Pria Ringan Tangan Pengaruh Psikologis

Puji Astuti Official Writer
7309

Bicara mengenai perilaku kekerasan bila dilihat dari pendekatan psikologis, maka termasuk behaviourisme. Mengenai hal itu, psikolog Bondan Seno Prasetyadi memaparkan cara pandangnya.

"Pria ringan tangan (gemar memukul) didasari oleh bentuk perilaku manusia yang dimulai dari dua sudut pandang, baik dan buruk. Kalau dilihat pada kekerasan fisik itu, maka hal tersebut berlandaskan pada psikis seseorang. Yaitu faktor kepribadian yang membentuk seseorang dari lingkungan," kata Bondan.

Dijelaskan oleh Bondan, pria ringan tangan biasanya memiliki pengalaman buruk sebelumnya dalam hidup mereka. Misalnya pernah melihat orangtua mereka melakukan hal serupa, sehingga di sini ada proses copying (meniru) atau modeling (mengidolakan).

"Faktor-faktor tersebut yang mendasari alasan mereka jadi ringan tangan. Karena hal itu membuat mereka masuk pada kondisi kognitif yang membuat mereka selalu ingin mengulanginya lagi. Alasan mereka melakukannya kembali karena hal itu menyenangkan," jelas psikolog lulusan Universitas Guna Dharma itu.

Selain alasan psikis, ternyata masih ada faktor lain yang membuat kaum Adam itu selalu berperilaku demikian. Menurut konsultan SDM di beberapa perusahaan ini, hal lainnya itu adalah faktor hormonal.

Dijelaskan olehnya, faktor hormonal dapat memengaruhi seorang pria untuk meluapkan kesedihan maupun kebahagiaan mereka. Bila penyebab perilaku kekerasan itu dari faktor hormonal, maka agak berat tahap penyembuhannya karena harus melakukan terapi atau treatment khusus.

"Ternyata tak hanya wanita yang memiliki siklus yang jelas setiap bulannya, pada pria pun ada. Siklus pria pada pertengahan bulan dimulai dari tanggal 17 sampai 23 per bulan. Di mana seorang pria tengah puncak-puncaknya mengalami kelelahan dan keletihan atau dalam istilah psikologinya burn out," beber staf pengajar di Fakultas Hukum di sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta.

Dalam kondisi demikian, sambungnya, maka metabolisme pria tidak akan berjalan baik dan mengalami saluran darah yang tidak baik pula. Kondisi inilah yang akhirnya memicu pria berperilaku menyimpang dan selalu menghadapi segala hal dengan cara kekerasan.

Tak hanya itu saja, lanjut Bondan, faktor lain yang dapat membuat pria cenderung ringan tangan disebabkan oleh gaya hidup yang salah. Baik itu dari makanan, sering stres, jarang berolahraga, maupun faktor lainnya.

"Kesemua faktor itulah yang mendasari alasan pria ringan tangan. Namun, hal-hal seperti ini tidak boleh ditinggalkan begitu saja karena kalau kondisi ini berulang terus dan dibiarkan saja, maka akan menjadi tabiat yang sudah mendarah daging," bebernya dengan nada serius.

Perilaku kekerasan yang dibiarkan, masih menurut Bondan, akan mempertaruhkan hubungan rumah tangga. Salah satu akibatnya ialah mengubah anak-anaknya berperilaku menyimpang seperti gay (suka sesama lelaki) atau lesbi (suka sesama wanita).

Bahkan bila tidak seperti itu, tambahnya, maka efek yang akan diterima ialah akan membuat anak-anak mereka lebih agresif daripada anak-anak lain di usianya. Hal ini disebabkan adanya proses copying dari orangtuanya.

"Bila pria sudah menunjukkan tabiatnya yang ringan tangan semenjak masa pacaran, maka jangan menjadi orang yang lemah dengan alasan cinta atau mengharapkan perubahan pada mereka, karena hal itu tidak akan terjadi. Maka sebaiknya langsung jauhi mereka sejak dini," imbuhnya mengakhiri pembicaraan.

Jadi, buat Anda pria yang sering ringan tangan, bertobatlah. Dan buat Anda yang sedang pacaran dengan pria yang seperti itu, turuti nasehat dari Bondan Seno jika Anda tidak ingin menderita.

Sumber : Berbagai sumber/VM
Halaman :
1

Ikuti Kami