Mengasuh Anak Sesuai Temperamennya

Parenting / 22 November 2008

Kalangan Sendiri

Mengasuh Anak Sesuai Temperamennya

agnes.faith Official Writer
4463

Dengan memahami temperamennya, orangtua bisa lebih siap menghadapi apapun reaksi anak ketika diberi perintah. Sehingga, orangtua bisa memiliki toleransi yang lebih panjang pada anak dan memberi sikap proporsional terhadap reaksi anak.

Roslina lalu mencontohkan beberapa hal yang bisa dilakukan dengan mengetahui temperamen anak. Pada anak kholeris yang tak suka diperintah, misalnya, yang bisa orangtua lakukan adalah memberi pilihan dan tak terlalu sering membantahnya.

Anak kholeris memang suka berinisiatif dan agak liar. Jika tak dibatasi kemauannya, ia suka mencari-cari apa yang membuat orang lain jengkel. Inilah sebabnya, anak kholeris sering dianggap suka menguji kesabaran dengan membantah. Jika ia berkata ‘tidak' atau ‘tidak mau', tanyakan apakah ia mau konsekuensi A atau B agar ia tahu, orangtualah yang menetapkan aturan demi kebaikan dirinya.

Sedangkan pada anak phlegmatis yang kurang inisiatif dan terlalu pemalu, cobalah untuk lebih memahami kekurangannya. Jangan bandingkan ia dengan anak-anak lain yang lebih berani. Sesekali orangtua perlu bertanya kenapa ia malu, dan seringlah mengajaknya berdialog. Dengan komunikasi yang baik, Anda dapat membangun keberanian pada diri anak phlegmatis.

Pada anak melankolis yang suka menangis, dramatis, dan moody, tak perlu menjadi orangtua yang permisif. Sesekali boleh saja membiarkan ia menangis hingga 2 menit lamanya untuk membuat mood-nya kembali baik.

Namun, bukan berarti Anda tak peduli atau mengabaikan anak yang menangis. Setelah ia puas menangis, kembali tanyakan apa maunya. Jika ia belum juga mau berhenti menangis, tinggalkan dan kembalilah lagi setelah 1,5 atau 2 menit.

Pada anak sanguinis yang sulit fokus pada satu aktivitas, cobalah dampingi dan ingatkan dengan penuh kasih sayang. Latih ia untuk tekun mengerjakan apa yang dilakukannya saat di rumah. Ajaklah ia untuk memiliki pertimbangan logis dengan memberi pilihan.

Misalnya, tanyakan mana yang lebih penting, menyelesaikan PR atau bermain dengan teman-teman. Setelah mengetahui trik menghadapi macam-macam temperamen anak, Anda juga perlu membenahi suasana hati bersama pasangan. tingkat kesabaran dan kasih sayang yang Anda curahkan pada Si Kecil juga sangat dipengaruhi oleh keharmonisan Anda dan pasangan.

"Semakin baik hubungan Anda dan pasangan, bisa semakin memperpanjang batas toleransi Anda dalam menghadapi anak," papar Roslina Verauli, M. Psi, psikolog anak. Selain soal kesabaran, pola komunikasi yang harmonis dengan pasangan juga merupakan cara yang akan diadopsi dalam bentuk temperamen anak.

Jika Anda dan pasangan cukup harmonis, Si Kecil juga akan berkembang menjadi pribadi yang ekstrovert (terbuka) dan tak akan mengalami kesulitan dengan kemampuan sosialnya. Namun, jika Anda dan pasangan tidak harmonis, anak bisa berkembang menjadi introvert (tertutup) dan sulit berkomunikasi.

Atau, jika Anda berdua tidak suka berdiskusi satu sama lain, maka anak juga akan menjadi kurang berani dalam berekspresi. Tetapi, jika Anda berdua suka membicarakan banyak hal dan menghargai semua pendapat, anak juga akan menjadi pribadi yang penuh inisiatif.

Yang penting, dari seluruh pola asuh itu dapat menciptakan anak yang cerdas secara emosional dan kognitif, tanpa terlalu menuntut anak menjadi pribadi yang lain. Ingat, masing-masing temperamen yang dominan ada pada sang anak merupakan bakat yang potensial baginya untuk berprestasi, sesuai dengan keunikan dalam dirinya

Sumber : nova
Halaman :
1

Ikuti Kami