Menjadi Atasan Yang Disukai

Career / 21 November 2008

Kalangan Sendiri

Menjadi Atasan Yang Disukai

agnes.faith Official Writer
3028

Semua orang yang berkarier pasti ingin jadi atasan. Namun, tak mudah meraihnya. Selain dibutuhkan pengalaman dan jam terbang tinggi, juga prestasi di atas rata-rata.

Ya, meraih posisi sebagai atasan memang tak mudah. Diperlukan kerja keras dan upaya keras dalam meraih prestasi gemilang di tempat kerja. Kendati demikian, tak sedikit yang berhasil mencapai posisi tinggi di tempatnya bekerja, dengan prestasi yang luar biasa, bahkan hampir sempurna.

Setelah menduduki posisi sebagai atasan, kini saatnya Anda belajar untuk mengatur sejumlah pekerjaan yang tentunya memiliki tanggung jawab lebih besar lagi, sekaligus mengelola bawahan secara bijaksana. Tak semua atasan berhasil dengan baik mengelola bawahannya, lho! Nah, berikut ini ada sejumlah kiat bagi Anda yang baru saja menjadi seorang atasan agar disenangi, bahkan dikagumi bawahan:

Tak Ada Yang Sempurna

Hanya Tuhan yang memiliki segala kesempurnaan. Sebagai atasan, bukan berarti Anda menjadi manusia super yang sempurna. Atasan tak selalu benar dan tak menutup kemungkinan bawahan Anda justru bisa membantu memberi solusi yang menunjang pekerjaan Anda sehari-hari. Jangan malu untuk bercermin pada diri sendiri. Akuilah kekurangan Anda dan jadikan hal itu sebagai cambuk untuk lebih memperbaiki diri lagi.

Pentingnya Kepercayaan

Seringkali, sebagai atasan Anda bukanlah tipe yang bisa begitu saja memercayai kinerja bawahan. Namun, ada baiknya pelajari lebih seksama satu per satu bawahan Anda. Kenali lebih dekat lagi, dan galilah hal-hal positif dari setiap bawahan. Jangan pernah menganggap remeh mereka, sebaiknya berilah kepercayaan untuk melakukan pekerjaannya sebaik mungkin. Bila sudah demikian, jangan ragu untuk terus memberi motivasi, semangat, serta memuji hasil kerja keras mereka.

Bawahan = Ujung Tombak

Layaknya pasukan perang penjaga kerajaan, begitu juga dengan bawahan Anda. Mereka pasukan Anda, yang maju berperang mewakili perusahaan maupun departemen yang Anda pimpin. Anda tak akan mungkin  bekerja tanpa mereka. Oleh karena itu, hargailah setiap tetes keringat yang mereka keluarkan untuk membantu pekerjaan Anda. Bekali mereka dengan segala informasi dan pengetahuan, baik internal maupun eksternal perusahaan, yang dapat menunjang pelaksanaan setiap tugas dengan baik dan benar.

Pintar Sekaligus Arif

Sebagai seorang pemimpin tentu Anda harus memiliki tingkat intelegensia dan pengalaman yang sangat baik. Pisau yang terus diasah pasti akan makin tajam dan berkilat. Begitu juga dengan seorang atasan. Janganlah Anda cepat merasa puas dengan hanya memiliki kemampuan yang itu-itu saja. Atasan yang makin hari makin pandai dan pintar, tentu akan membuat bawahan semakin respek terhadap Anda. Namun, kepintaran yang hebat tak akan berarti jika tak disertai kebaikan hati yang tulus.

Seni Tarik Ulur

Seni kepemimpinan layaknya permainan tarik tambang. Anda harus mengetahui kapan saatnya untuk menarik dan mengulur. Jika Anda terus menarik secara paksa, kemungkinan tangan Anda sendiri akan terluka. Sebaliknya, bila terlalu lama mengulur Anda tak akan pernah tahu berapa panjang tali yang akan jatuh ke tanah dan tak memiliki arti. Memimpin bawahan yang memiliki latar belakang dan emosi berbeda-beda diperlukan sistem tarik ulur yang tepat. Jangan menarik terlalu keras dan jangan mengulur terlalu lama hingga mengakibatkan bawahan tak produktif lagi.

Tetap Profesional

Tak bisa dipungkiri, sebagai wanita seringkali logika kalah dengan perasaan. Nah, Anda harus berhati-hati jika memimpin hanya dengan menggunakan perasaan saja. Bila perasaan menguasai cara-cara memimpin Anda, diri sendirilah yang akan rugi. Anda akan melihat setiap bawahan dari sudut pandang "suka dan tidak suka" secara subyektif. Jika demikian, Anda hanya akan menjadi atasan yang tidak memiliki kedewasaan dalam berpikir. Dan bisa dikatakan, Anda sebenarnya belum "saatnya" menjadi pemimpin. Sebagai atasan yang baik, Anda harus bisa menjalin kedekatan yang sama dengan setiap bawahan, tanpa kecuali.

Jadilah Bos Yang Baik

Walau Anda telah berada pada posisi puncak, janganlah menjadi seorang bad boss yang Anda sendiri tidak suka. Bila pernah mengalami peristiwa buruk dengan atasan sebelumnya, inilah saatnya Anda membuktikan diri untuk bisa jadi atasan yang lebih baik. Belajar dari kesalahan orang lain, justru akan mempercepat perkembangan diri Anda, sehingga tak perlu melakukan kesalahan sama, yang bisa memperlambat kinerja Anda. Bila bawahan melakukan kesalahan, tegurlah ia secara empat mata.

Lakukan Komunikasi

Menghadapi bawahan yang sering terlibat konflik diperlukan kesabaran. Bila Anda hanya mengomel, tak akan membuat keadaan menjadi lebih baik. Bahkan, bisa bertambah buruk. Selain itu, waktu dan energi Anda akan terbuang sia-sia hanya untuk mengurusi persoalan ini. Oleh karena itu, jangan menunda dan segera selesaikan masalah.

Sumber : kompas.com
Halaman :
1

Ikuti Kami