Sebuah penelitian di Denmark menyebutkan bahwa beberapa vitamin suplemen justru bisa menyebabkan kematian prematur.
Penelitian para ilmuwan Universitas Kopenhagen yang mengkaji 67 hasil studi menyebutkan bahwa tidak ada "bukti meyakinkan" bahwa suplemen antioksidan bisa mengurangi resiko kematian.
Para peneliti ini malah menemukan bahwa vitamin A dan E bisa mengurangi pertahanan tubuh yang alami.
"Terlebih lagi beta-karotin, vitamin A dan vitami E tampaknya meningkatkan mortalitas," demikian hasil tinjauan kelompok bernama Cochrane Collaboration.
Para peneliti menyeleksi hasil 817 studi mengenai beta-karotin, vitamin A, vitamin C, vitamin E dan selenium, yang menurut mereka paling mencerminkan
dampak penggunaan suplemen dalam mengurangi mortalitas.
Suplemen-suplemen ini semula diduga mampu mencegah kerusakan jaringan tubuh akibat hal yang disebut "oxidative stress", dengan mengeliminasi molekul "radikal bebas" yang diduga sebagai penyebabnya.
Kerusakan jaringan itu selama ini disebut ikut berperan dalam menimbulkan penyakit seperti kanker dan penyakit jantung.
Resiko Naik
Berbagai studi yang dikaji tim Universitas Kopenhagen melibatkan 233.000 orang yang sakit atau sehat tapi minum suplemen agar tidak sakit.
Setelah memperhitungkan berbagai faktor lain dan menyisihkan 20 studi, para peneliti mengkaitkan suplemen vitamin A dengan kenaikan resiko kematian sebesar 16 persen, beta-karotin menyebabkan kenaikan resiko kematian sebesar 7 persen, sedangkan vitamin E meningkatkan resiko kematian sebesar 4 persen.
Vitamin C tampaknya tidak memberi pengaruh apa-apa, sedangkan efek selenium menurut tim peneliti, masih harus dikaji lebih jauh.
"Kami tidak menemukan bukti bahwa suplemen antioksidan membantu pencegahan primer maupun sekunder," demikian kesimpulan mereka.
Tidak jelas mengapa suplemen bisa mengakibatkan efek semacam ini.
Para peneliti menduga bahwa suplemen ini mengganggu fungsi tubuh, misalnya beta-karotin mengganggu cara tubuh memanfaatkan lemak.
Sumber : bbcindonesia