Badai Sebelum Ketenangan

Kata Alkitab / 22 October 2008

Kalangan Sendiri

Badai Sebelum Ketenangan

Fifi Official Writer
6667
Tuhan sedang mengejar sesuatu di dalam diri setiap kita, dan sebelum Dia mendapatkannya, hidup kita terkadang bisa cukup mengalami "badai". Sekarang jangan salah paham, Tuhan bukanlah Seseorang yang sok kuasa di Sorga, yang melempar kilat-kilat ke arah kita, menganiaya kita sehingga kita berlari dengan langkah tak beraturan. Jauh dari itu! Terkadang kita mengartikan keterlibatan Tuhan dalam hidup kita sebagai sesuatu yang negatif dan tidak adil, tapi yang harus kita pahami adalah, Tuhan selalu berada dalam proses memperhalus dan menyucikan kita sebagai anak-anakNya, membuat kita semakin serupa dengan gambarNya.

"Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." (Ibrani 12:5b-6)

Terkadang kita merasa seolah-olah Tuhan sedang memegang kita dalam posisi tercekik, dan Dia menghentak-hentakkan kakiNya, menunggu kita berteriak "Stooooppp..." Tapi itu juga tidak benar. Seringkali Tuhan berduka melihat kita mengambil jalan-jalan yang bodoh dan keras kepala. Dia mengijinkan kita membuat pilihan-pilihan, lalu mengamati kita dengan pandangan penuh belas kasih dan hati yang hancur. Dia menunggu kita untuk menyadari bahwa kita tidak berdaya dan tidak bisa berbuat apa-apa tanpa Dia.

Saya pernah mendengar seseorang berkata, "Setiap kita, secara alamiah, adalah seperti kuda yang liar, dan sampai kita benar-benar mengalami keadaan hancur, kita tidak dapat sepenuhnya dipakai oleh Tuhan".

Kuda yang liar tidak dapat dikendalikan dan membahayakan nyawa penunggangnya. Tapi jika kuda liar itu sudah jinak, dan sampai kepada keadaan dengan rendah hati mau tunduk, pemandangan yang indah akan mulai terlihat. Perlahan tapi pasti, kuda itu menjadi semakin responsif kepada suara dan pimpinan tuannya, metamorfosis dari karakternya pun terjadi, dia menjadi lebih sensitif sehingga tuannya bahkan bisa membimbing dia dengan tali kekang yang terbuat dari benang sutra. Kuda itu menjadi peka akan keinginan tuannya, sehingga tuannya hanya perlu gerakan memutar pergelangan tangan, atau menarik lembut tali kekang, dan dia akan mengikuti dengan patuh.

Saat kita mulai melihat hikmat dan mendapatkan pengertian dari jalan-jalan Tuhan dalam hidup kita, mungkin itu butuh waktu selama satu masa, atau terkadang seumur hidup, sebelum akhirnya kita sepenuhnya mengerti fakta bahwa Tuhan akan menggunakan apapun juga untuk membawa kita kepada doa penyerahan itu, tempat di mana kita akan berkata, "Bukan kehendakku, tapi kehendakMu jadilah..."

Saya belajar dengan cara yang keras, melalui perang antar kehendak dalam hidup saya, yang adalah peperangan terberat bagi saya. Secara alamiah, kita begitu ingin memegang kendali, sementara Tuhan mungkin sedang berkata, "Aku tidak mau angin kencang itu meniupkan badai ke dalam hidupmu hanya untuk membuatmu melonggarkan genggamanmu atas keadaan itu. Aku ingin membawa kedamaian dan menenangkan setiap badai yang telah mengamuk dalam dirimu. Ijinkan Aku mengatakan ‘tenanglah' kepada setiap angin badai dan gelombang kesengsaraan yang menghantam jiwamu. Datanglah kepadaKu dan lepaskanlah genggaman kencang atas kehidupanmu sehingga Aku bisa memimpinmu ke padang rumput yang hijau dan kedamaian dimana air mengalir, dimana ada ketenangan dan istirahat setelah badai berlalu."

Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali. Dan heranlah orang-orang itu, katanya: "Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?" (Mat 8:26b-27).

Sumber : cbn.com
Halaman :
1

Ikuti Kami